Pengalaman Menjadi SPG

Hari ini kita dengarkan curhat dari seorang wanita yang ini berbagai pengalaman menjadi SPG. Tentu saja hampir semua pekerjaan memiliki suka duka, termasuk juga menjadi SPG.

Disclaimer!!! Artikel ini ditulis dari sudut pandang orang pertama dalam hal yang menjadi SPG namun tidak ditulis oleh penulis artikel ini.

Daftar Isi

Menjadi SPG

Selepas SMA, aku ini sekali melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, namun tidak semua orang lahir dengan keadaan finansial yang baik. Biaya yang tinggi membuat saya sulit untuk merealisasikan mimpi mengenyam pendidikan di tingkat Universitas.

Aku sendiri berasal dari sebuah kota Kecil di Jawa Barat dengan inisial T. Meskipun dari desa tentu saja Kota Kembang menjadi destinasi impian bagi banyak siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Keadaan ekonomi yang sulit membuat saya memutuskan untuk memutuskan kerja dulu dan tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Bukan berarti saya berputus asa, saya tetap memiliki keinginan kuliah paling tidak tahun berikutnya.

Tapi sama seperti para pencari kerja lainnya, pasti pertanyaan pertama yang muncul di dalam benak adalah:

Dimana aku harus kerja? Toh saya hanya lulusan Sekolah Menengah Atas.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya salah seorang teman dari Kota Kembang menawariku menjadi SPG. YAh, Sales Promotion Girl atau SPG. Setelah mendapatkan tawaran maka pamitlah aku dengan kedua orang tuaku untuk mencari uang di Kota Kembang.

SPG Supermarket

Setibanya di Kota Kembang, Temanku pun membantuku memasukkan lamaran di Sebuah Departemen Store populer. Namun mendapatkan pekerjaan itu tidak semudah yang dibayangkan. Dari sekian banyak lamaran yang diajukan, tidak satupun yang berakhir panggilan.


Dua minggu berlalu, belum juga ada panggilan, aku mulai resah masalahnya uang bekal dari orangtuaku sudah mulai menipis dan aku harus segera cari tempat kost, karena tidak mungkin aku terus numpang di tempat temanku. Lagian rumahnya agak jauh dari pusat kota, jadi harus beberapa kali naik-turun angkot.
Nasib baik akhirnya berpihak kepadaku , temanku mengabarkan bahwa temannya sedang mencari SPG untuk counter Aksesoris. Dan yeah akhirnya aku diterima di M*donna Accesorries dan ditugaskan jaga counter di Toserba Yo*ya.

Setelah diterima kerja aku ngekost di dekat tempat kerja, dan inilah pekerjaan pertamaku setelah lulus SMA.

Setelah dua bulan kerja, aku mulai merasa ga nyaman di tempat kerjaan, bukan ga nyaman dengan gajinya tapi dengan lawan shift nya, mungkin dia merasa senior karena memang dia sudah bekerja di brand itu sudah 5 tahun, dia selalu nyuruh ini- itu dan tidak pernah menghargai usahaku.

Setelah aku bekerja 3 bulan di brand itu, aku memutuskan keluar dan mulai mencari pekerjaan baru. Prinsipku waktu itu buat apa bekerja di tempat yang kita ga nyaman. Berbekal dari temanku, aku melamar ke agensi-agensi SPG, dan alhamdulillah aku langsung diterima di agensi ke dua yang aku datangi sebut aja agensi M*s. Aku sekarang sudah kerja lagi, sekarang kerjaya di salah satu brand di supermarket. Tempat kerjaku agak jauh dari tempat kostku. Aku memutuskan pindah. Aku ditempatkan di dua supermarket istilahnya SPG mobile jadi aku kerjanya 3 hari di supermarket A, 3 hari di supermarket B.
Tapi aku hanya bertahan 2 bulan bekerja di agensi ini, karena kontrak ku ga diperpanjang. Aku pun melamar lagi ke agensi lain. Dan diterima di sebuah agensi SPG yang memegang produk Roti. Aku lumayan lama bekerja di agensi ini hampir 8 bulan.

Setelah itu aku memutuskan berhenti karena aku memutuskan untuk kuliah, karena sebelumnya aku sudah berjanji akan melanjutkan pendidikanku tahun depan. Aku diterima di perguruan tinggi swasta, jadwal kuliah ku hanya senin – kamis, aku memutuskan melamar lagi ke agensi M*s untuk jadi SPG Event Weekend (kerjanya hanya 3 hari jumat,sabtu,minggu). Lumayan lah buat ngisi waktu luang, menambah pengalaman, dan pastinya nambah uang saku :). Dan sampai saat inipun aku masih menjadi SPG Event Weekend di agensi M*s.

Banyak suka duka yang aku alami selama menjadi seorang SPG. Sukanya, makin banyak teman,pengalaman juga, apalagi semenjak aku menjadi SPG Event Weekend, aku sering ditempatkan di berbagai supermarket, yang pastinya makin nambah temen, juga menjadi SPG itu melatih kemampuan komunikasi kita, karena yang pasti skill yang harus dimiliki seorang SPG itu adalah pandai berkomunikasi dengan orang lain, dan satu lagi dengan menjadi SPG dapat mengenal berbagai macam karakter orang, dan yang pasti gai seorang SPG itu lumayan gede apalagi kalo nyampe target penjualan suka dapat bonus. Untuk dukanya juga tidak kalah banyak, seorang SPG itu harus kuat berdiri selama 8 jam (dikurangi satu jam istirahat) kebayang dong pake sepatu tinggi berdiri selama 8 jam, dan rasanya itu pegel banget ke kaki. Disaat kami menawarkan barang kami rentan penolakan, kami sudah menerima ratusan bahkan ribuan penolakan, tapi penolakan sudah biasa bagi kami, jika kami tidak nyampe target suka dapat omelan dari atasan, dan menjadi seorang SPG itu sering di pandang sebelah mata sama orang lain padahal SPG itu adalah ujung tombak dari sebuah marketing. Kadang usaha kami pun tak dihargai.

Semoga saya bisa terus belajar menjadi seorang SPG professional, sehingga setelah lulus kuliah nanti saya sudah punya banyak pengalaman dan pastinya sudah dapat menguasai dunia marketing.

Readers, kalian ada yang pernah jadi SPG ? atau saat ini masih jadi seorang SPG ? Share dong pengalaman mu disini 🙂

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *