Perang Salib V – Konsolidasi Rum Seljuk dan Oliver Koln Menaklukkan Damietta dan Kairo

Dzargon – Perang Salib V adalah perang yang terjadi pada rentang wakti 1217 sampai dengan 1221. Tentara Salib dari Eropa berjalan dari Eropa ke Arab untuk merebut kota Yerussalem yang telah dikuasai oleh Tentara Muslim dari Dinasti Ayyubiyah sejak kekalahan Tentara Salib di perang Salib II.

Dalam tiga Periode perang Salib sebelumnya, Pasukan Salib (Crusade) mengalami kegagalan total dalam upaya menaklukkan Yerussalem dari tangan tentara muslim, namun mereka tetap saja mendapatkan keuntungan melalui masalah internal kerajaan Bizantium.

Pasukan Salib mendapatkan banyak tanah jajahan baru di Arab setelah Bizantium tidak mampu menunjukkan kekuatan militer untuk menjaga tanah-tanah yang ia kuasai. Kekacauan di wilayah Constatinopel justru membuat banyak Pimpinan Pasukan Salib dari Eropa menjadi tuan tanah dari benteng-benteng Bizantium yang tidak mampu dijaga.

Inisiasi Gereka Katolik Roma

Dalam upaya merebut Yerussalem, Paus Innesensius III dan suksesornya, Paus Honorius melakukan Khutbah yang isinya adalah doktrin kepada rakyat Eropa agar mau mengambil bagian dalam perang Salib yang terjadi di semenanjung Arab.

King Andras dari Hongaria merespon pidato tersebut dengan membentuk pasukan salib yang teridiri dari gabungan pasukan Hongaria dan pasukan dari penguasa lokal di Asutria bergerak ke Yerussalem. Sayangnya misi ini harus gagal karena perbedaan kekuatan yang terlalu besar, dimana pasukan Muslim dari Dinasti Ayyubi ternyata jauh lebih kuat.

Kegagalan ini tidak membuat pihak Gereja Katolik menyerah, Tahun 1218, Oliver van Koln, seorang raja dari Jerman juga membentuk pasukan salib yang dikerahkan untuk menyerang Yerussalem. Koln sendiri sudah punya pengalaman yang buruk di Perang Salib III, dimana pasukan yang ia pimpim ke Yerussalem kalah telak oleh pasukan Muslim.

Namun pada Perang Salib V, Koln membentuk pasukan yang lebih besar dari pasukan yang ia bawa sebelumnya ke Yerussalem. Koln membentuk pasukan Salib yang teridiri dari pemuda dan Ksatria dari Belanda, Flarinda dan Frisia, namun tujuannya bukan Yerussalem,melainkan kota pelabuhan Damietta di Mesir.

Koln tidak bergerak sendiri dalam upaya merebut Damietta, Sebelumnya Koln memanfaatkan hubungan buruk antara Kesultanan Rum Seljuk di Anatolia dan Dinasty Ayyubiyah. Hasilnya Pasukan muslim dari Dinasty Ayyubi harus bertahan dari dua gempuran dimana kota Damietta diserang oleh pasukan Koln sedangkan pasukan Rum Seljuk membuat sibuk tentara Ayyubi yang adari di wilayah Syria.

Lukisan Pelabuhan dan Kota Damietta di Mesir
Lukisan Perang Salib V di Damietta

Dua serangan ini berhasil membuat pertahanan Dinasti Ayyubi terpecah dan akhirnya menyerah. Kota Damietta akhirnya jatuh ke tangan Tentara Salib Jerman. Koln kemudian bergerak ke Kairo dengan harapan yang sama.

Pada bulan Juli, 1221 pasukan Koln merangkak maju menuju Kairo, Mesit dengan harapan bis amenaklukkan ibu kota Dinasti Ayyubi itu sama seperti menaklukkan Damietta, sayangnya kurangnya perhitungan membuat ketersediaan Logistik habis di tengah jalan. Penyerangan pun tidak berjalan dengan lancar dan membuat pasukan Jerman ini bubar dengan sendirinya, sebagian mundur ingin kembali ke Damietta.

Memanfaatkan kesalahan yang dilakukan Koln, Sultan al Kamil melakukan serangan kejutan ke Prajurit yang kepalaran dan hasilnya tidak hanya kalah telah, Damietta kebali lagi ke tangan pasukan Islam Mesir.

Kekalahan ini membawa kerugian besar bagi pihak Kristen Eropa dan akhirnya terpaksa membuat kesepakatan damai dengan pihak Mesit dimana Damietta harus kembali ke tangan Dinasti Ayyubi.

Sumber Referensi

Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta : Brilliant Book

Jonathan Riley-Smith (Hrsg.): Illustrierte Geschichte der Kreuzzüge. Frankfurt/New York 1999, S. 478 (Index, s.v. Damiette).

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *