Cewek Manis IGO Cabe Cabean

Fenomena Cabe-Cabean – Dimulai dari Bahan Taruhan Ajang Balapan Liar Sampai Memulai Bisnis Prostitusi Online

Dzargon – Yah belakangan ini istilah cabe-cabean sangat banyak didengar di berbagai kalanga. Popularitas bahkan mengalahkan peningkatan harga Cabai yang semakin melbumbung tinggi pada musim penghujan.

Lantas apa itu Cabe-Cabean?

Secara sederhana, cabe-cabean merupakan kelompok remaja putri di bawah umur yang mulai terjun di dunia prostitusi. Meskipun pada awalnya Cabe-Cabean hanya merujuk pada Perempuan ABG yang suka keluyuran malam dan bahkan dijadikan bahan taruhan balapan liar. Tentu saja si pemenang berhak menyipi tubuh cabe yang dijadikan bahan taruhan sampai pagi hari.

Cabe yang sudah sering menjadi bahan taruhan tentu saja sudah sering melakukan hubungan seksual, nah jika sudah menjadi kebisaan, biasanya mereka mulai sadar, namun bukan berhenti menjadi cabe-cabean, malah mulai menjual diri untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

Fenemena cabe-cabean ini tentu saja lebih banyak terjadi di lakangan perkotaan namun di daerah Marginal dan sub urban yang pengawasan sosial terlalu sulit dilakukan, sehingga sangat wajar jika para Cabe ini hanya menjual diri dengan harga yang rendah semata.

Sekilas mengenai Cabe-Cabean

Cabe-cabean pada umunya dibagi ke dalam dua jenis, seperti tanama cabe sungguhan saja yah, namun di jalanan, mereka dikelompokkan dalam dua bagian yakni Cabe Hijau yang amsih segar dan juga cabe merah yang sudah terlalu asin memakan garam kehidupan.

Cabe Hijau

Seperti Namanya, Cabe-Cabean Hijau adalah kelompok ABG yang masih belia dan di bawah umur, biasanya mereka berusia 14 sampai 17 tahun. Mereka kebanyakan merupakan siswi yang duduk di bangku SMA dan SMP, di beberapa marginal ibu kota malah sudah didapatkan cabe-cabean dengan suai SD. Sangat miris bukan.

Cabe-Cabean Hijau bisanya tidak memiliki penampilan yang begitu menonjol dan seperti pada umumnya gadis remaja, hanya saja mereka sering ditemukan kelayapan di beberapa bilangan ibu kota, termasuk pusat perbelanjaan seperti Mall.

Para cabe hijau tidak sembarangan menerima pelanggan, mungkin saja karena kebutuhan ekonomi tidak begitu mendesak dan juga tingkat keberanian mereka yang masih kurang, oleh karena para cabe-cabean hijau kebanyakan melayani pelanggan yang sudah mereka kenal terlebih dahulu, bisa saja teman sekolah, atau teman yang mereka temukan melalu jejaring media sosial seperti Twitter dan Facebook.

Setelah keberadaan aplikasi massenger yang semakin canggih, mereka bisa saja banyak ditemukan di Aplikasi massenger, terutama aplikasi yang memiliki fitur pencarian Nearby.

Dalam aktifitas, cabe-cabean hijau lebih aktif di sosial media dengan memasang foto-foto sensual disertai dengan caption yakni harga dan jenis layanan yang pelanggan boleh dan tidak boleh lakukan.

Modus utama dari cabe-cabean hijau ini menjual diri hanya untuk memenuhi gaya hidup seperti kebutuhan akan Gadget, liburan dan pakaian bukan kebutuhan pokok yang mendesak, sehingga sangat miris dan seharusnya dilakukan upaya pencegahan sejak dini mengingat jumlah-nya yang semakin bertambah.

Meskipun tidak ada data valid mengenai berapa jumlah mereka, namun untuk mendapatkan jasa mereka, pelanggan cukup mencari di Aplikasi Chating Seperti MeChat, Tinder, dan Tagged. Waktu prosesnya terbilang cukup cepat bahkan tidak sampai 5 menit sampai akhirnya transaksi lendir pun dimulai.

Cabe Merah

Sedikti berbeda dengan Cabe Hiaju, Cabe merah ibarat mereka yang sudah mengalami banyak transaksi dan usia yang sudah begitu matang untuk mengambil keputusan. Kebanyakan dari cabe merah berusia dari rentang 16 sampai dengan 19 tahun, jika mereka melanjutkan kuliah, bisanya akan berubah status lagi menjadi ayam kampus.

Cabe-cabena merah memiliki perilaku yang lebih berani seperti sudah mengenakan pakaian yang modis dan cukup terbuka, bahkan mereka tidak segan-segan memamerkan lekuk tubuh di sosial media.

Tempat nongkrongnya sudah mulai menjurus ke dunai prostitusi yang lebih profesional yakni ke Club-club malam dan juga minimarket yang sudah diketahui oleh umum mengenai lokasi mereka dapat ditemukan.

Berbeda dengan Caeb hijau yang hanya bertransaksi dengan orang yang mereka kenal, Cabe merah lebih mudah didapatkan dengan jam operasional yang jelas, yakni mulai dari jam 22.00 sampai dengan 03.00, dengan modus transaksi jelas, tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Akhir Kata

Secara khusus, Cabe-cabean saat ini sudah bergeser menuju kelompok penjajah kenikmatan sesaat kaum pria kelas teri yang melayani keperluan para preman pasar sampai dengan brandalan kelas sekolah.

Jika dibiarkan mereka akan menjadi bibit yang dapat merusak moral generasi penerus bangsa. Tidak hanya bagi dirinya, tapi juga bagi generasi di sekitar yakni pergaulan bebas yang tentu saja dapat memicu tersebarnya penyakit kelamin dan juga menjadi penyakit masyarakat.

Seharusnya ada penangan khusus yang dilakukan ketika pemerintah mendapati mereka sedang menjajahkan diri di tempat umum, tidak cukup hanya dnegan didata semata. Perlu ada pembinaan khusus bagi mereka, dan jika pembinaan bisa tidak cukup, mungkin ada baiknya mereka dibinasakan.

Parahnya lagi kebanyakan dari mereka yang sudah terlanjur basah dan memutuskan untuk menajdi cabe-cabean, masih dalam pengawasan orang tua, dna kebanyakan orang tua sudah psarah dengan tingkah lakunya anaknya, mungkin disebabkan oleh kelompok ini lebih banyak ditemukan di kaum marginal dan sub-urban dengan tingkat interkasi antar penduduk yang super padat dan cenderung bebas.

Disclaimer!!!

Dua foto di atas ditemukan menggunakan kata kunci #openBO di google yang merujuk pada Twitter.com Pencarian dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2019.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *