Wanita Dan Seksisme e-Sport

And then sexism happened: “elu kan gak jago, modal nampang doang, tapi kok lu lebih terkenal daripada yang sering juara? Kok likers fanpage lu lebih banyak? Kok sponsornya lebih banyak?” dsb…

Seolah menyatakan bahwa, “Hey, kalau mau eksis di sini, samain dulu dong kemampuan gamingnya sama kita”

Gw jadi pengen cerita.. Jadi udah pada tau kan kalau di LGS kita ada host baru?

Tadi sore, setelah ia muncul di livestream sebagai interviewer, dia penasaran pengen baca-baca komentar viewer di chat. Gw sih mikir dia pasti kesel setelah baca chat yang nongol.. dan gw yakin semua cewe pun kesel kalau dikomentarin macem-macem mulai dari bentuk muka, ukuran dada sampai fantasi seksual even though she is just doing her job. Tapi untungnya dia nyantai dan mungkin udah punya pengalaman yang gak enak juga jadinya gak terlalu baper.

But that’s fucked up. I think that was Indonesian gamers in a nutshell. Bad rep. Makanya gw juga gak mau sepenuhnya dukung gamer dalam isu ‘Gamer vs Pemerintah’.. masih banyak attitude gamer yang gak layak buat didukung.

Karena gw lulusan SMA jadi gw gak mau bahas seksisme lebih dalam, dan menurut gw pribadi seksisme bakal terus menjadi isu yang susah dilerai dan diselesaikan.. So I’ll skip this part.

Saatnya bermain kuis… Tahukah kamuuu? Bahwa yang membuat mereka para wanita terkenal itu adalah kita sendiri para laki-laki..
Yang pada akhirnya membuat argumen “Kalau lu gak jago, ngapain sok eksis?” menjadi aneh, karena yang membuat mereka eksis in the first place sebenarnya adalah like kita di foto mereka, komen kita di status mereka, dan share post mereka di linimasa kita.

Sponsor butuh brand exposure, dan mereka deliver exposure itu lebih baik dibanding laki-laki. Di era sosial media, jumlah like, retweet, engagement dan virality menjadi indikator suksesnya branding sebuah produk. Maka tidak heran para wanita lebih sukses sebagai brand ambassador sebuah produk atau jasa, karena kita pun menyukainya. (pun intented) (insert thumb emoticon here)

Tidak sedikit tim Esports laki-laki yang enggak komit untuk bekerjasama dengan sponsor.. Udah dikasih pinjem equipment (malah ada yang dikasih gaji) tapi gak mau bantu promosiin produk mereka. Ada jersey dengan logo sponsor, malah gak dipake pas turni. Bantuin share post dari fanpage sponsor mereka pun kalau misalkan disuruh aja. Kadang juga males interaksi sama fans..

Sampai sini harusnya jelas kan?

Sudah mengerti kenapa gw selalu tekankan bahwa ini adalah industri entertainment? Karena pada akhirnya, tujuan dari permainan video game ini adalah untuk menghibur..

Kalau kamu enggak terhibur sama kehadiran sosok wanita di dunia Esports, ya pilihannya antara kamu usir mereka secara halus, atau kamu harus terima kenyataan bahwa inilah hidup.
Welcome to real life.

Untuk berharap kemampuan gamer wanita bisa setara dengan laki-laki.. rasanya bakal sama nasibnya kayak sepakbola. Entah karena faktor fisik atau gimana tapi butuh waktu dan komitmen yang lebih sulit bagi wanita buat punya skill setara dengan laki-laki. Belom lagi urusan real life yang lebih penting.

Sekarang gw tanya, lu demen gak sama cewe yang jarang mandi, doyan begadang tapi mainnya jago (karena rajin main sampai begadang)?

To be honest with you gw sebenernya juga pernah punya mantan yang onlinenya malem sampe pagi, yaa buat gw ga masalah si tapi ya udahlah ya udah putus juga lagian

Back to topic, jadi cowok gamer aja di sini udah susah setengah mampus.. Mesti komitmen buat latihan, belum harus ngorbanin antara real life / social life / sleep time / money demi tetap kompetitif. Terus lu mau mengharapkan cewek juga bisa kaya gitu?

Suka gak suka, terimalah kenyataan. Peran wanita di esports scene lokal udah lebih dari cukup. Mereka membawa imej positif tentang gaming yang sampai saat ini masih menjadi polemik di negeri ini. Secara gak langsung itu bakal mempengaruhi ekosistem esports kita untuk lebih baik dalam jangka panjang. Gak perlu dipertanyakan terlebih dahulu sih harusnya.

Pages: 1 2 3

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *