Daftar Isi
Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kailan Pada Tanah Alluvial
Kailan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu dalam setiap 100 gram bahan mentah kailan mengandung 3500 IU vitamin A, 0,11 mg vitamin B1, 90 gram air, 3,6 gram lemak, 1,6 mg niasin, 78,0 mg kalsium, 1,0 mg besi, 38,0 mg magnesium dan 74,0 mg fosfor (Yamaguchi, 1983).
Untuk membudidayakan tanaman kailan dibutuhkan lahan yang subur agar pertumbuhannya baik, tetapi lahan yang subur untuk penanaman terbatas. Hal-hal tersebut mendorong digunakannya lahan-lahan marginal yang bermanfaat seperti tanah alluvial. Menurut Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat (2007) luas penyebaran tanah alluvial mencapai 15.111,87 km2 atau 10,29% dari luas wilayah Kalimantan Barat.
Sebagai media tumbuh tanah alluvial dihadapkan pada beberapa kendala, antara lain tekstur liat, lapisan olah yang dangkal, kandungan hara dan bahan organik rendah serta tingkat kemasaman tanah yang cukup tinggi (Soepardi, 1983). Hasil analisis tanah alluvial, yaitu 4,25% C-Organik, 0,35% Nitrogen, 6,90 ppm Pospor, 0,40 me/100 gram Aluminium, 2,77% Pasir, 58,83% debu, 38,40% liat, dan pH nya sebesar 4,59 (Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, 2012), oleh karena itu untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah alluvial tersebut maka diterapkan pertanian organik.
Salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan budidaya kailan pada tanah alluvial adalah kotoran Kelinci. Kotoran kelinci merupakan salah satu jenis bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi kailan, hal ini dikarenakan pemberian kotoran kelinci dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah kerena bahan organik yang diberikan pada tanah sehingga dapat menggemburkan tanah. Ada banyak jenis pupuk, tetapi dari sekian jenis pupuk kandang pupuk kelinci yang terdiri dari tahi (feses) dan kencing (urine) yang dipadukan dan akan menjadi pupuk handal untuk menghasilkan produksi tanaman.
Pengaruh Pupuk Kotoran Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tumbuhan Kailan Pada Tanah Alluvial
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman meliputi kadar klorofil daun (spad unit), berat segar bagian atas tanaman (gram), luas daun (cm2), volume akar (cm3) dan berat kering tanaman (gram). Pengamatan terhadap hasil tanaman ini dilakukan untuk melihat respon tanaman terhadap perlakuan yang diberikan (pupuk kotoran kelinci).
Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran daun. Bagian yang dikomsumsi adalah daunnya, oleh karena itu memerlukan N yang lebih banyak daripada unsur lainnya. Suplai nitrogen yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dapat meningkatkan kandungan karbohidrat, sehingga pembentukan sel-sel baru menjadi tinggi, kemudian sel-sel tersebut mengalami pembelahan. Diduga perlakuan k2 memberikan pH terbaik 7,02 untuk tanaman, sehingga tanaman dapat terpenuhi kebutuhan hara yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Apabila pH di dalam tanah sesuai dengan pH yang diinginkan tanaman maka akan mendorong perbaikan terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Harjadi (1991), mengatakan bahwa bila unsur yang dapat diabsorpsi cukup akan menciptakan keadaan media tumbuh yang baik untuk memperlancar proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh tanaman. Pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-sel baru di dalam jaringan meristematik dan sel-sel baru ini memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, sehingga berpengaruh langsung dalam pengembangan batang, daun serta perakaran.
- Pemberian pupuk kotoran kelinci memberikan pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan kadar klorofil pada daun, berat segar bagian atas tanaman, luas daun volume akar dan berat kering tanaman kailan.
- Pemberian pupuk kotoran kelinci pada perlakuan k2 dengan dosis 446 g/polybag berpengaruh nyata terhadap kadar klorofil daun, berat segar bagian atas tanaman, luas daun, volume akar dan berat kering tanaman kailan.
Leave a Reply