Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kailan Pada Tanah Alluvial

Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kailan  Pada Tanah Alluvial

Yessy Anggrayni, Putu Dupa Bandem dan Achmad Mulyadi Sirojul

Dzargon – Tumbuhan kailan (Brassica oleraceae Var. Acephala) adalah salah satu dari beberapa jenis sayuran dari famili kubis-kubisan (Brassicaceae) yang berasal dari negeri China. Kailan masuk ke Indonesia sekitar abad ke – 17, namun sayuran ini sudah cukup populer dan diminati di kalangan masyarakat, sehingga memiliki prospek pemasaran yang cukup baik. Usaha dan pengembangan sayuran komersil dapat dipertimbangkan sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan pendapatan di bidang pertanian. (Dermawan, 2009).

Kailan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu dalam setiap 100 gram bahan mentah kailan mengandung 3500 IU vitamin A, 0,11 mg vitamin B1, 90 gram air, 3,6 gram lemak, 1,6 mg niasin, 78,0 mg kalsium, 1,0 mg besi, 38,0 mg  magnesium dan 74,0 mg fosfor (Yamaguchi, 1983).

Untuk membudidayakan tanaman kailan dibutuhkan lahan yang subur agar pertumbuhannya baik, tetapi lahan yang subur untuk penanaman terbatas. Hal-hal tersebut mendorong digunakannya lahan-lahan marginal yang bermanfaat seperti tanah alluvial. Menurut Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat (2007) luas penyebaran tanah alluvial mencapai 15.111,87 km2 atau 10,29%  dari luas wilayah Kalimantan Barat.

Sebagai media tumbuh tanah alluvial dihadapkan pada beberapa kendala, antara lain tekstur liat, lapisan olah yang dangkal, kandungan hara dan bahan organik rendah serta tingkat kemasaman  tanah yang cukup tinggi (Soepardi, 1983). Hasil analisis tanah alluvial, yaitu 4,25% C-Organik, 0,35% Nitrogen, 6,90 ppm Pospor, 0,40 me/100 gram Aluminium, 2,77% Pasir, 58,83%  debu, 38,40% liat, dan pH nya sebesar 4,59 (Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, 2012), oleh karena itu untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah alluvial tersebut maka diterapkan pertanian organik.

Salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan budidaya kailan pada tanah alluvial adalah kotoran Kelinci. Kotoran kelinci merupakan salah satu jenis bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi kailan, hal ini dikarenakan pemberian kotoran kelinci dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah kerena bahan organik yang diberikan pada tanah sehingga dapat menggemburkan tanah. Ada banyak jenis pupuk, tetapi dari sekian jenis pupuk kandang pupuk kelinci yang terdiri dari tahi (feses) dan kencing (urine) yang dipadukan dan akan menjadi pupuk handal untuk menghasilkan produksi tanaman.

sayur kailan mirip sawi chinese Kale

Pengaruh Pupuk Kotoran Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tumbuhan Kailan  Pada Tanah Alluvial

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman meliputi kadar klorofil daun (spad unit), berat segar bagian atas tanaman (gram), luas daun (cm2), volume akar (cm3) dan berat kering tanaman (gram). Pengamatan terhadap hasil tanaman ini dilakukan untuk melihat respon tanaman terhadap perlakuan yang diberikan (pupuk kotoran kelinci).

Rangkuman Hasil Penelitian Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Kelinci Hiaataupun pedaging Pada tanah  Alluvial Terhadap Semua Variabel Pengamatan Tanaman Kailan kimia dan biologi tanah yang sesuai bagi tanaman kailan sehingga mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik. Luas daun yang tertinggi diperoleh pada taraf perlakuan k2 dengan  nilai hasil rata-rata 14,14 (cm2), sedangkan luas daun yang terendah diperoleh pada taraf perlakuan k0 tanpa menggunakan pupuk kotoran kelinci dengan nilai rata-rata 4,5 (cm2). Pada perlakuan k1, k2, k3 dan k4  pupuk kotoran kelinci yang diberikan sudah menunjukkan adanya pengaruh dari bahan organik tersebut terhadap pertumbuhan tanaman kailan. Pada perlakuan k1, k2, k3, dan k4 kebutuhan tanaman kailan akan bahan organik sudah terpenuhi dengan pemberian pupuk kotoran kelinci, tetapi hasil optimalnya dicapai pada perlakuan k2, hal ini berarti jumlah bahan organik yang diberikan dari pupuk kotoran kelinci dengan dosis (446 g/polybag) sudah menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan sesuai bagi pertumbuhan tanaman kailan. Daun adalah organ tumbuhan penghasilan utama bahan makanan melalui proses yang kompleks dengan memanfaatkan sinar matahari yang disebut fotosintesis (Loveless, 1991).

Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran daun. Bagian yang dikomsumsi adalah daunnya, oleh karena itu memerlukan N yang lebih banyak daripada unsur lainnya. Suplai nitrogen yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dapat meningkatkan kandungan karbohidrat, sehingga pembentukan sel-sel baru menjadi tinggi, kemudian sel-sel tersebut mengalami pembelahan. Diduga perlakuan k2 memberikan pH terbaik 7,02 untuk tanaman, sehingga tanaman dapat terpenuhi kebutuhan hara yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Apabila pH di dalam tanah sesuai dengan pH yang diinginkan tanaman maka akan mendorong perbaikan terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Harjadi (1991), mengatakan bahwa bila unsur yang dapat diabsorpsi cukup akan menciptakan keadaan media tumbuh yang baik untuk memperlancar proses-proses yang berlangsung di dalam tubuh tanaman. Pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-sel baru di dalam jaringan meristematik dan sel-sel baru ini memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, sehingga berpengaruh langsung dalam pengembangan batang, daun serta perakaran.

Meskipun hasil tertinggi dicapai pada taraf perlakuan k4, namun hasil 2,84 g menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kotoran kelinci memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering tanaman kalian. Dapat dikatakan bahwa perlakuan k2 dengan nilai rata-rata 5,68 (g) telah dapat memberikan nilai berat kering tanaman yang optimum, hal ini berarti bahwa jumlah bahan organik yang diberikan dari pupuk kotoran kelinci pada perlakuan k2 dengan dosis (446 g/polybag) sudah menciptakan kondisi yang baik dan sesuai bagi pertumbuhan tanaman kailan. Dari hasil analisis keragaman terlihat bahwa pengaruh pupuk kotoran kelinci berpengaruh nyata terhadap variabel kadar klorofil daun, berat segar bagian atas tanaman, volume akar dan berat kering pada perlakuan k4 (1149 g/polybag) dimana memberikan rerata tertinggi terhadap variabel tersebut, tetapi untuk luas daun pada perlakuan k2 memberikan rerata tertinggi dengan dosis 446 g/polybag, namun hasil semua tidak berbeda nyata dengan perlakuan k4 maka k2 direkomendasi rerata yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan, sedangkan perlakuan k0 (tanpa perlakuan) memberikan rerata terendah terhadap variabel kadar klorofil daun, berat segar bagian atas tanaman, luas daun, volume akar dan berat kering tanaman.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kotoran kelinci berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan kadar klorofil daun 45,76 (spad unit), berat segar bagian atas tanaman 19,44 (g), luas daun 14,14 (cm2), volume akar tanaman 4,4 (cm3) dan berat kering tanaman 5,68 (g) dengan perlakuan k2 pada dosis 446 g/polybag memberikan rerata terbaik bahan organik dalam tanah.
Kesimpulan
  1. Pemberian pupuk kotoran kelinci memberikan pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan kadar klorofil pada daun, berat segar bagian atas tanaman, luas daun volume akar dan berat kering tanaman kailan.
  2. Pemberian pupuk kotoran kelinci pada perlakuan k2 dengan dosis 446 g/polybag berpengaruh nyata terhadap kadar klorofil daun, berat segar bagian atas tanaman, luas daun, volume akar dan berat kering tanaman kailan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *