Yakult Lady Naik Sepeda

Yakult Lady – CSR Cerdas Menguntungkan

Pasti kita sudah tidak asing lagi dengan Yakult Lady. Buat sebagian orang pasti agak kebingungan jika selama ini SPG jalanan yang disewa vendor biasanya muda-muda, cantik dan seksi, Yakult Lady malah kebanyakan ibu-ibu yang jauh dari standar SPG.

Pertama kali melihat Yakult Lady, wah saya pikir kerjanya capek juga ya karena harus berputar-putar komplek untuk menawarkan minuman susu fermentasi itu ke rumah-rumah. Mereka berkeliling kadang ada yang bersepeda, kadang juga ada yang berjalan kaki sambil membawa semacam trolly dengan box Yakult yang ditarik.

Waktu itu siang hari, ada seorang Yakult Lady yang mampir di toko dan menawarkan Yakult pada saya. Jujur sebenarnya bukan Yakult mania hehe.., cuma ada sepupu kecil di rumah yang hobi sekali minum susu fermentasi ini dan nyetok di kulkas. Seorang ibu sekitar umur 30an tahun menghampiri saya menawari Yakult, saya langsung bilang, wah.. di rumah sudah stok bu. Akhirnya saya pun ngobrol-ngobrol sama ibu ini.

Dari obrolan singkat tersebut saya jadi tahu ternyata setiap Yakult Lady punya daerah berjualannya masing-masing yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Ternyata mereka juga bekerja hanya 5 jam kira-kira setiap harinya. Para Lady Yakult ini merupakan ibu-ibu yang diberdayakan oleh perusahaan Yakult sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Ibu ini juga kebetulan membawa brosur yang isinya mencari Yakult Lady alias karyawan yang tertarik menjadi Lady yakult. Dengan syarat yang mudah dan gaji yang cukup menjanjikan maka tak heran makin banyak yang tertarik menjadi yakult lady.

Ibu ini mengaku bahwa pekerjaannya tidak mengganggu tugasnya sebagai ibu rumah tangga karena bisa dikerjakan disela-sela kesibukannya. Pagi saat telah mengurus rumah dan mengantar anaknya ke sekolah, ibu ini akan berkeliling untuk menawarkan produk Yakult. Kebanyakan bahkan sudah menjadi pelanggan. Jadi ibu ini sudah tidak perlu lagi menawarkan, hanya bertugas mengantarkan pesanan saja. Itu hanya dilakukan 3 jam. Setelah siang hari menjemput anaknya dan mengurus rumah, pada sore harinya ia berkeliling lagi selama 2 jam. Jadi total per hari hanya bekerja 5 jam, tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.

Berapa gaji yang didapat dari bekerja sebagai Yakult Lady? Ternyata para wanita ini mendapatkan gaji kurang lebih 2 jutaan per bulannya. Lumayan untuk membantu perekonomian keluarga kata ibu ini.

Lady Yakult bisa dibilang merupakan CSR perusahaan yang cerdas. Bagaimana tidak, selain bisa memberdayakan ibu-ibu rumah tangga, memberikan pekerjaan yang bisa membantu perekonomian keluarga sebagai bentuk CSRnya, Yakult juga mendapatkan keuntungan yang lain. Tak lain adalah semakin mudahnya produk didapatkan oleh konsumen. Selain itu juga para ibu ini membawa misi mengenalkan produk Yakult pada keluarga di rumah-rumah, istilah kerennya product education.

Dulu saya kira Lady Yakult cuma ada di Indonesia, eh ternyata Yakult menerapkan konsep Lady Yakult ini di banyak sekali negara. Berikut ini contoh Yakult Lady dari negara lain.

Oya, dibandingkan harga Yakult di supermarket atau minimarket dengan harga Yakult yang dibeli dari Lady Yakult ternyata lebih murah jika beli dengan Lady Yakult. Mungkin karena distribusinya yang semakin pendek maka harga jadi lebih murah. Strategi pemasaran Yakult melalui ibu-ibu ini ternyata sangat efektif. Bagaimana tidak, satu orang Yakult Lady paling tidak mengantarkan susu fermentasi ini ke 10 rumah per harinya.

Perusahaan Yakult yang bermarkas di Jepang dan telah berusia lebih dari 80 tahun ini melalui CSR cerdasnya yaitu Yakult Lady berhasil bukan hanya mengenalkan produknya pada masyarakat secara langsung, mereka juga mampu menaikkan penjualan dengan signifikan. Dan yang pasti juga membantu perekonomian keluarga karyawannya.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *