Sejarah Lengkap Kopi Toraja dari Tanah Sulawesi Selatan dan Jenis-Jenis Kopi Toraja

Sejarah Lengkap Kopi Toraja dari Tanah Sulawesi Selatan dan Jenis-Jenis Kopi Toraja

Dzargon – Nama Kopi Toraja tentu saja sudah tidak asing di telinga kita. Biji Kopi yang berasal dari daerah pegunungan di Sulawesi Selatan ini sudah terkenal memiliki cita rasa yang sangat nikmat, khas dan aroma yang sangat harum.

1. Kopi Toraja

Kopi Toraja merujuk pada variatas tanama kopi yang tumbuh di wilayah Tana Toraja daerah Sulawesi Selatan. Daerah berada pada pulau Sulawesi Selatan dengan bentuk permukaan merupakan pegunungan dan dataran tinggi. Iklim hujan tropis dan suhu yang rendah pada ketinggian berkisar 1.500 mdpl sampai dengan 1700 mdpl, membuat Tana Toraja menjadi surga tumbuh bagi tanaman kopi ini.
Budidaya tanaman Kopi di Tana Toraja dimulai sejak dahulu kala, tidak ada catatan mengenai waktu tepatnya, namun tanaman Kopi yang tumbuh di tanah Toraja adalah variatas Arabica yang dibawa oleh penjajah Belanda ke Indonesia. Sistem tanam Paksa dan tinggi harga kopi di Eropa membuat Belanda membawa bibit ini jauh dari Eropa untuk di budidayakan di Indonesia, sebagai salah satu negara Jajahannya.
Di tanah Tana Toraja, Tanaman-tanaman kopi tumbuh subur hampir di setiap di Tana Toraja, untuk para pengunjung yang sekedar lewat di tana Toraja, Biji biji kopi Tana Toraja dapat dibeli di pusat kota Toraja yakni Rantepao.

Meskipun tidak terkenal di Indonesia, namun tidak demikian di luar negeri. Nama Kopi Toraja sangat terkenal di negara-negara besar terutama dengan Jepang dan Amerikan Serikat, hanya orang Indonesia tidak melakukan ekspor dan jual beli kopi secara bebas di negara tersebut karena merek dagang dan paten Kopi Toraja telah dipegang oleh Key Coffee. Key Coffee telah mengembangkan banyak jenis kopi dengan bahan baku utama Kopi Toraja.

Eksport kopi Toraja ke negara Jepang dan Amerika Serikat tanpa disertai dengan perusahaan ini akan terancam pelanggaran hak dagang dan merek dagang. Padahal faktanya di Jepang, 40 % minuman kopi yang beredar di negeri tersebut berasal dari kopi Toraja. Tidak hanya itu, di negeri matahari terbit ini Kopi Toraja hanya dinikmati oleh kalangan menengah ke atas karena harga secangkir kopi Toraja tidaklah murah. Bahkan karena popularitasnya, Prince dan Princess Akishino bahkan menghadiri stand yang menjual Kopi Toraja di pameran Eco Product.

cewek cantik panen kopi di kebun kopi

2. Sejarah Kopi Toraja

Nama Kopi Toraja sebenarnya sudah mulai terkenal sejak 2 abad lalu, namun tidak untuk Indonesia, karena sistem penjajahan yang memunculkan gap besar antara rakyat jelata dan pemerintah kolonial belanda membuat rasa Kopi sangat jauh dari lidah Rakyat, Tanaman Kopi hanya di tanam oleh petani pada masa itu, Petani dapat lelahnya, para bangsawan eropa mendapatkan rasanya. Bahkan beberapa seni meminum kopi Gayo di aceh hanya dimabil dari sari daun kopi karena Belanda akan menghukum berat petani yang menyembunyikan biji kopi, sehingga para petani hanya meminum rebusan daun kopi.

Selain pulau Sumatra, Belanda punya dua pulau kekuasaan di Nusantraa yakni pulau Celebes dan Pulau Flores. Pulau-pulau ini kemudian dijadikan daerah produksi utama kopi Arabica untuk di jual ke Eropa. Di Sulawesi Selatan sendiri, di pilih Toraja dan Enrekang sebagai sentra penanaman karena daerah ini berada di daerah ketinggian yang sangat cocok untuk tanaman Kopi, sedangkan daerah kaki Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang tidak dipilih. Hal ini karena kerajaan Lokal seperti Gowa-Tallo yang menguasai daerah tersebut sangat sulit untuk ditaklukkan.
Ibu Kota daerah Toraja yang terkenal pada masa itu adalah Kalosi, nama ini juga menjadi nama yang terkenal untuk biji kopi Arabica, selain di Toraja, ada beberapa sentra kopi yang ada di Sulawesi selatan saat ini yakni daerah Mamasa dan daerah Gowa. Dua daerah tersebut juga menghasilkan biji kopi Arabica hanya saja tidak sepopuler dari Daerah Toraja.
Kendati demikian, hampir seluruh rasa dari biji kopi Arabica Sulawesi memiliki rasa clean (bersih) dengan sedikit rasa rempah, terkadang kacang-kacangan. Beberapa biji Kopi Arabica juga terasa seperti kayu manis, lada hitam dan cardamin. Rasa yang lain yang terkadang melekat pada rasa kopi adalah rasa manis dengan after taste yang akan memenuhi langit-langit. Hebatnya lagi, after tastenya berupa long taste.
Umumnya kopi Sulawesi Selatan dibudidayakan oleh petani dalam perkebunan kecil sekitar, namun di Toraja yang masih memegang kepercayaan nenek moyang mereka yang menyatu dengan alam, seluruh produk alam dihargai dalam bentuk ritual, begitu juga dalam memperlakukan tanaman kopi. Rasa hormat terhadap tanaman juga terlihat jelas ketika para petani memperlakukan tanaman Kopi. Tanaman Kopi di Tana Toraja juga di kulit dengan metode Wet-Helling atau giling basah.
buah kopi sangat enak daun warna dan rasa kopi toraja

3. Varietas Kopi Toraja

Kopi Toraja adalah kopi spesial dan bukan jenis umum bahkan kualitas biji kopi Toraja disamakan dengan biji kopi Jamaican Blue Montain. Orang-orang belanda terdahulu menyebutnya sebagai Kalosi Celebes Coffee, karena tanaman dari kopi ini ditanam jauh di atas lereng-lereng pegunungan.
Tanaman Kopi di Toraja terbagi ke dalam dua jenis kopi yakni Robusta serta Kopi Arabica. Kopi Robusta memiliki rasa lembut namun tidak disertai dengan aroma yang baik sedangkan Kopi Arabica memiliki citarasa yang kuat, (Body : Heavy) dan aromanya yang sangat kuat.
Biji-biji kopi dari Toraja sudah melanglang hampir seluruh café-café terkenal dari seluruh dunia. Tahun 1973, sebuah perusahan kopi Jepang melakukan penelusuran tanaman Kopi sampai di Toraja tepatnya di daerah Pedalaman Ballokan, Tana Toraja. Perkebenunan tersebut adalah perkebunan sisa zaman Belanda. Mereka datang ke Tana Toraja berdasarkan keyakinan bahwa era Kopi akan bangkit lagi.
3 tahun setelah kunjungan Jepang ke Toraja, terbentu sebuah kerja sama pada tahun 1976 dengan label Toarco atau singkatan dari Toraja Arabica Coffee serta memulai kerja sama dengan penyemaian bibit kopi di lahan seluas seratus hektar. Saat ini di tahun 2017, Pemerintah sudah meningkatkan luas lahan pertanian sampai ke 1200 Hektar are untuk kopi organis sampai di kecamatan Sesean dan Rindigallo di Tana Toraja, di daerah Enrekang dna kaki gunung Latimojong.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *