Sejarah dan Peristiwa Perang Salib III : Lion Richard dan Salahuddin al-Ayyubi
Dzargon. Perang Salib III atau perang para Raja karena perang ini melibatkan banyak raja-raja di Eropa yang terpanggil untuk menaklukkan kembali Yerusalem dari tangan salahuddin Al- Ayyubi. Perang salib III merupakan salah satu perang salib yang berhasil memanggil banyak partisipan dari eropa sebagai Prajurit Salib. Salah satu dari hasil yang sangat signifikan adalah perebutan Kota Akko dan Yafo namun tidak demikian dengan Yerusalem. Perang Salib III tidak membuahkan hasil berupa perebutan Yerusalem sebagai Motivasi awal dari peperangan.
Setelah
perang salib II, Suriah berada di tangan Dinasti Zengit dan telah dipersatukan kembali dalam konflik yang terjadi pada para peimpin Fatimiyah di mesir. Pasukan dari suriah dan Mesir kemudian bergabung dengan pimpinan utama Salahuddin Al-ayyubi. Pasukan esir dan Suriah bekerja sama untuk menguranbgi dominasi yang dilakukan oleh pasukan dari negara-negara salib kemudian berhasil merebut Yerusalem pada tahun 1187.
Kampanye Religius dan Militer yang tersebar di Eropa akhirnya mendorong keinginan Religius dari Raja Henry dari Inggris dan Raja Philippe dari Perancis untuk mengakhiri konflik antara Inggris dan Perancis kemudian bersatu untuk membebaskan Yerusalem dalam perang Salib III. Henry Meninggal tahun 1189 kemudian digantikan oleh Richard the Lion Heart. Selain dari dua kerajaan besar, Raja Romawi Suci, Friedrich Barbarossa kemudian mengangkat senjata untuk memenuhi paggilan perang salib mesikpun pada saat itu usianya sudah sangat tua. Naas baginya karena tenggelam di sungai di salah satu daerah di Asia Kecil pada tanggal 10 Juni 1190 sebelum sampai ke Yerusalem. Kematian dari Barbarossa sangat menyedihkan membuat sebagian besar tentara salib dari Jerman kembali ke Eropa.
Friedrich kemudian digantikan oleh Suksesornya Luitpold V yang pada saat menjabat sebagai Adipati Austria kemudian menghalau kaum muslimin dari Akko. 2 September 1192 terjadi kesepakatan dan perjanjian antara Richard dan saladin ketika merampungkan kesepakatan tentang hak kelola Yerusalem atas Peziarah dan pedagang yang menuju kota tersebut. Richard meninggalkan Yerusallem pada tanggal 2 Oktober. Tujuan utama dari perang salib III adalah memberikan jaminan bagi negara Kristen Siprus dan Pesisir Suriah. Kegagalan dalam perang Salib III menyebakan pembetukan pasukan salib IV di Eropa.
Salahuddin al Ayyubi melawan Richard Lion Heart dan Guy de Lusignan
Pada Kaum Islam menghadapi maslaah dengan sakitnya sang pemimpin yakni Nuruddin pada tahun 1157 dan tidak kunjung sembuh selama dua tahun. Para amir dan penasehat hukum menyerukan perbutan Anthiokhia namun ditolak oleh Nuruddin karena kondisi yang belum baik untuk menyerang. Pertimbangan Nururddin adalah molar dari Troops Bizantium yang baru saja menaklukan Anatolia merupakan kekuatan militer yang snagat kuat, kemungkinan untuk memang memang masih ada akan tetapi resiko kehilangan banyak prajurit juga ada. Kemengan premature akan menyebabkan masalah dalam mempertahankan kota. Tahun 1174 pada tanggal 15 mei, Nuruddin Wafat karena serangan Jantung kemudian digantikan oleh keponakannya yakni Salahuddin Al-Ayyubi.
Pemilihan salahuddin bukan didasari dari garis keturunan akan tetapi karena prestasinya dalam mengatasi masalah kelompok dan juga penaklukan dalam daerah-daerah kecil membuatnya dipilih untuk menggatukan Nuruddin. Salahuddin kemudian membuktikan dengan runtuhnya Khalifah dari bani Fathimiyah yang menganut Paham Syiah pada tahun 1183. Runtuhnya Fathimiyah kemudian membuat umat islam di Mesir dan Siria sebagai Sunni. Pasca perang tersebut, Tentara Muslim dibawah pimpinan Salahuddin Al-ayyubi kemudian membebaskan Palestina dari tentara Salib.
Di Yerusalem, Guy de Lusignan kemudian menggatikan posisi raja Yerusalem yang meninggal karena menderitas Kusta dan memobilisasi tentaranya. Guy adalah seorang pemimpin yang haus perang dan sengaja merusak perjanjian dengan menyerang caravan uslim tanpa tentara kemudian mengahalau Serbuan Pasukan salahuddin yang berjumlah 200.000 orang. Guy yang ceroboh akhirnya terperangkap dalam jebakan dan menghabiskan hamper seluruh kekuatan yang ada di Yerusalem. Guy ditangkap namun Salahuddin tidak membunuh Guy karena budaya perang arab yang tdaik pernah mebunuh Raja “a King does not kill a king”. Guy ditawan dan ditunjukkan pada saat pengepungan Yerusalem.
Pasca penyerbuan di daerah Sekitar Hittin, Yerusalem kemudian bertahan dengan sisa prajurit dari Ibelin yang tidak ikut mengambil bagian dalam pasukan Guy. Sedangkan pasukan Tiberias meningglakan yerusalem karena sudah percaya tidak aka nada ke damaian di Yerusalem. Pengepukan berakhir dengan kemengan di Pihak salahuddin. Berbeda dengan perang salib pertama, Salahuddin tidak melakukan hal yang sama dilakukan oleh Tentara Salib pada saat menaklukkan Yerusalem. Seluruh Rakyat dan tentara yang sudah menyerah kemudian dibebaskan untuk meninggalkan Yerusalem atau tinggal dengan membayar pajak perlindungan sesaui dengan kebiasaan orang-orang arab yang hidup pada zaman tersebut.
Pasca kemenangan di Yerusalem, salahuddin sebenarnya ingin melebarkan sayapnya ke eropa untuk menyampaikan ajaran Islam, namun niat tersebut diurungkan karena pasca runtuhnya Yerusalem dan Perang Hittin karena para Raja dari Eropa kemudian berangkat ke Asia Barat dan membentuk tentara Salib III. Raja William dari Sisilia kemudian bergerak dari Tirus melalui jalur lauit untuk segera berkonsolidasi dengan kekuatan tentara Kristen. Guy de Lusignan yang dibebaskan oleh salahuddin tidak kapok bahkan bersatu dengan kekuatan Kristen di Tirus kemudian mengepung kota Muslim di Acre. Pengepukan itu kemudian dibantu dengan tentara bantuan yang datang dari Denmark dan frisia untuk membantu penyerangan di Acre.
Pada awalnya, seruan perang salib III oleh Paus Gregory kemudian tidak terlalu ditanggapi oleh para Raja di Eroap karena sibuk saling menyerang demi sejengkal tanah di Eropa. Barualah sekitar 4 tahun kemudian seluruh raja bahkan Perancis dan inggris melakukan gencatan senjata dan sepakat berastu untuk membentuk pasukan salib III. Raja Henry yang meninggal kemudian digantikan oleh Richard the Lion Heart untuk memimpin pasukan salib dari Inggris.
Raja Pertama yang menjawab panggilan perang salin adalah raja Sisilia yakni William II. William kemudian mengirim armada perang ke Timur namun sayang meningglak pada tahun 1189. Henry II juga mengambil bagian dalam perang salib tapi jug ameninggal di tahun yang sama. Selain dari keuda raja tersbeut, Frederick Barbarossa dari jerman juga berkonsiliasi dengan Gereja kemudian meraih kemenangan terhadap kelompok kecil pasukan Seljuk di Seleucia. Friedercik kemudian meninggal di sebuah sungai karena tenggelam. Tentara Jerman yang terpukul kemudian pulang ke Jerman dengan julah yang sangat sedikit yang tinggal menunggu rombongan pasukan Salib lainnya.
Pada akhirnya hanya tersissa dua raja yang memimpin pasukan salib III yakni Richard the Lion Heart dan King Philip II Agustus dari Perancis. Richard pada dasarnya bukanlah prajurit yang Religius yang ingin membebaskan Yerusalem karena agama akan tetapi Richard adalah seorang yang menyukai tantangan sehingga menyatakan diri turun ke Perang salib III sedangkan king Philip pada awalnya tidak ingin pergi dan menunda keberangkatan ke Yerusalem akan tetapi ia khawatir rumor akan beredar mengenai ketakutan akan peperangan sehingga ia menanggapi perang Salib. Richard dan king Philip selanjutnya berdamai dan bersatu dibawah bendera perang salib III menuju Acre.
Gerakan kedua raja tersebut sangatlah pelan dan terkesan lambat. King Philip sampai terlebih dahulu di langsung mengatur pasuknnya untuk menaklukkan acre sebelum kedatangannya sedangkan Richard dihambat karena ingin menyerang seluruh logistic dari kapal muslim yang bergerak di Mediterania. Sesampainya di Acre, Richard kemudian membantu proses pengepukan di Acre pada tanggal 6 Juni.
Proses pengepungan di Kota Acre adalah sebuah pengepungan yang berlangsung sangat lama bahkan memakan waktu selama kurang lebih dua tahun. Kaum muslim di dalam kota berjaga-jaga untuk melakukan pengepungan sedangkan disekeliling benteng berdiri tenda dan kemah para pasukan salib III. Pasukan salib III juag dikepung oleh kemah dari dari pasukan Muslim saladin sehingga para tentara Salib kemudian terserang wabah penyakit. Selain itu terjadi perseteruan antara Richard dan King Philip karena masalah politik.
Tentara Salib III sangat berbeda dengan tentara Salib I yang memiliki semangat religious yang tinggi untuk menaklukkan Yerusalem, tentara Philip dan Richar merupakan tentara sekuler yang lebih mementingkan urusan harta dan tanah. Richard sendir meberikan motivasi berupa hadiah bongkahan emas dari setiap benteng kaum muslim yang ditaklukan kepada seluruh pasukannya. Pengepungan yang lama kemudian menyebakan Acre takluk dibawah Pasukan Salib III pada saat bendera Salib berkibar di Benteng Kota Acre. Salahuddin sangat sedih lalu segera mengepung kota Acre sampai Tentara Salib benrunding dengan Salahuddin.
Perundingan menghasilkan kesepakatan bahwa Acre diserahkan kepada kuam Kristen dengan 15.000 tawan orang Kristen yang ditawan Salahuddin. Kesepakatan ini kemudian membuat King Philip merasa tugasnya sudah selesai kemudian kembali ke Perancis. Richard masih tinggal dan menjadi pemimpin satu-satunya pad aperang Salib. Richard kemudian menyusun rencana untuk mengepung benteng-benteng kaum muslimim. Richard kemudian membantai sejumlah 2.700 tahan karena dianggap membebani.
Pada penghujung tahun, Perundingan menemui jalan buntu. Setiap kali Richard menaklukkan Kota Muslim di sepanjang Askelon, Salahuddin membalas dengan merebut benteng-benteng Richard yang sudah ditaklukan. Di pihak Muslim sendiri mengalami kepanikan sehingga beberapa Amir melarikan diri ketika tentara salib maju hingga Beit Nuba. Sama seperti Salahuddin, Richard yang berada dalam kondisiputus asa kemudian dipukul mundur menjahui Yerusalem dan para tentara Salib marah besar sampai ingin melakukan pemberontakan.
Richard kemudian mendapatkan kabar buruk dari Eropa dimana King Philip mulai menyerbu dan merebut tanah jajahannya di Eropa sampai akhirnya Richard jatuh sakit. Salahuddin yang selalu ramah dengan kawan maupun lawannya kemudian mengirimkan perawat pribadinya ke Richard Lion Heart dan juag meberikan hadiah berupa ES dan Buah-buahan yang pada saat itu sangat langka.
|
Lukisan King Richard the Lion Heartd |
Pada tanggal 2 sepetmebr Richard kemudian menyerah dan menandatangani kesepakatan untuk berkompromi dalam kurung waktu 5 tahun. Salahuddin berjanji tidak akan mengusir orang-orang Kristen dan memburunya ke Eropa sebagai gantinya Kristen harus membebaskan wilayah-wilayah kecil disepanjan Jaffa hingga Beirut. Richard kemudian berjanji tidak akan menyerang Yerusalem dengan catatan para peziarah Kristen tidak diserang ketika berkunjung ke Yerusalem. Tentara Salib III dibawah pimpina Richard kemudian pulang ke Eropa meninggalkan
Perang Salib. Pasca kepulangan Richard, Beberapa Baron di Palestina masih menyerang Kaum Muslim namun tidak satupun dari serangan tersebut berhasil.
Sumber Bacaan
Beha-ed-Din, The Life of Saladin.
De Expugnatione Terrae Sanctae per Saladinum, translated by James A. Brundage, in The Crusades: A Documentary Survey. Marquette University Press, 1962.
La Continuation de Guillaume de Tyr (1184–1192), edited by Margaret Ruth Morgan. L’Académie des Inscriptions et Belles-Lettres, 1982.
Ambroise, The History of the Holy War, translated by Marianne Ailes. Boydell Press, 2003.
Chronicle of the Third Crusade, a Translation of Itinerarium Peregrinorum et Gesta Regis Ricardi, translated by Helen J. Nicholson. Ashgate, 1997.
Peter W. Edbury, The Conquest of Jerusalem and the Third Crusade: Sources in Translation. Ashgate, 1996.
Francesco Gabrieli, (ed.) Arab Historians of the Crusades, English translation 1969, ISBN 0-520-05224-2
Gillingham, John (1978). Richard the Lionheart. London: Weidenfeld & Nicolson. ISBN 0-297-77453-0.
Harris, Jonathan (2014), Byzantium and the Crusades, Bloomsbury, 2nd ed. ISBN 978-1-78093-767-0.
Nicolle, David (2005). The Third Crusade 1191: Richard the Lionheart and the Battle for Jerusalem. Osprey Campaign 161. Oxford: Osprey. ISBN 1-84176-868-5.
Oman, Charles William Chadwick. (1924) A History of the Art of War in the Middle Ages Vol. I, 378–1278 AD. London: Greenhill Books; Mechanicsburg, Pennsylvania: Stackpole Books, reprinted in 1998.
Steven Runciman, A History of the Crusades, vol. II: The Kingdom of Jerusalem, and vol. III: The Kingdom of Acre. Cambridge University Press, 1952–55.
Lucas Villegas Aristizabal, Revisión de las crónicas de Ralph de Diceto y de la Gesta regis Ricardi sobre la participación de la flota angevina durante la Tercera Cruzada en Portugal, Studia Historica- Historia Medieval 27 (2009), pp. 153–170.
Villegas-Aristizabal, Lucas, 2007, The Norman and Anglo-Norman Partici pation in the Iberian Reconquista, c1018-1248, Phd Thesis, Nottingham: University of Nottingham.
Wolff, R L and Hazard, H W (Editor), 1969, A History of the Crusades, Volume II: The later Crusades, 1189-1311, University of Wisconsin Press, ISBN 978-0299048440
Leave a Reply