Relief Bitera Gianyar – Wisata Sejarah dan Budaya Bali

Anda sedang mencari obyek wisata di Bali ? Ini nih ada tempat wisata menarik di kabupaten Gianyar yang bernama Relief Bitera. Tempat wisata ini bukan menawarkan keindahan alam seperti halnya pantai maupun alam pegunungan, tetapi kali iniyang akan di bahas oleh penulis ialah tempat wisata dalam bentuk seni.

Nah untuk pengertian seni sendiri tak hanya bentuk gerakan atau suara tetapi juga ada yang berbentuk seni pahat dan seni ukir hlo Guys. Relief Bitera ialah seni ukir pada zaman dahulu yang dipahat pada dinding permanen berukuran besar di Bumi Seni ( Kabupaten Gianyar). Relief Bitera ini juga di sebut sebgai tempat wisata cagar budaya nasional pertapaan Gunung Kawi Bebitra.

Obyek wisata ini merupakan tempat pertapaan berbentuk lorong buntu yang membentang dari utara ke selatan yang mana terdiri dari dua dinding batu padas yang membentang dari barat dsampai ke timur. Tah hanya itu Guys, di dinding sebelah barat juga ada pancoran, ceruk kecil, dan relief-relief yang unik dan di dinding sebelah timur terdapat sebuah ceruk tempat sesaji, goa-goa tempat bertapa, dan juga terdapat relief-relief lainnya.

Pertapaan ini juga menyimpan subuah ceruk besar yang letaknya di sebelah selatan pertapaan, dan kononnya pernah digunakan sebagai tempat bertapa. Selain sebagai tempat pertapaan, tempat ini juga difungsikan sebagai tempat pertirtaan dengan airnya berasal sumber mata air di sebelah barat laut dari dinding sebelah barat.

Selanjutnya air tersebut mengalir kepancuran yang berbentuk tonjolan dan juga dialirkan kepancuran berbentuk Garuda melalui parit atau jaladwara. Kini kondisi dari pada jaladwara yang sudah rusak, sehingga air tidak sampai kepancuran berbentuk Garuda yang melainkan merembes kesamping.

Relief-relief di kawasan ini ( Pertapaan Gunung Kawi Bebitra ) terbagi menjadi dua bagian diantaranya adalah:

Relief di dinding sebelah barat dari utara berbentuk wayang dengan deskripsi berdiri tegak, tangan kiri di pinggang sementara tangan kanan diangkat dan ditekuk seolah-olah sedang bicara, telinganya beranting serta muka berbentuk bulat dan tersenyum. Lokasi relief wayang tersebut berada diantara panil utara dan tengah relief Tantri yang mana adalah kisah persahabatan antara “Lembu Nandaka” dengan “Singa Pinggala” yang dihancurkan oleh Anjing Sembada. Selain itu juga terdapat relief berentuk Garuda dengan kaki bersila, kedua tangan dalam sikap semedi di perut, memakai mahkotha, mata melotot, dan bersayap.

Relief di dinding sebelah timur berupa relief Kalasungsang yakni raksasa terbalik yang lebih jelasnya kepala dan tangan berada di bawah dengan raut wajah seram. Sementara relief di sebelah utara bergambarkan relief Dwarapala dengan wujudnya yang seram, mata melotot, gigi besar, tangan kiri diangkat serta tangan kanan memegang sebuah senjata.

Untuk relief yang berada di sebelah selatan dari relief Kalasungsang, dan di sebelah selatan berupa relief perwujudan laki-laki dan perempuan. Relief laki-laki digambarkan dengan tangan kanan memegang dada sedangkan tangan kiri sedang memegang perut untuk mukanya tidak begitu jelas. Sedangkan relief perempuan digambarkan kedua tangan berada di perut, rambut digulung ke atas untuk mukanya cukup cantik.

Asal usul Relief Bitera Gianyar

Usut punya usut cerita dari tokoh-tokoh adat Desa Bitra, bahwa Pertapaan Gunung Kawi Bebitra ialah peninggalan dari Desa Peling yang mana dipimpin oleh Mas Pahit dan patihnya bernama Wedang Serawah yang tak lain adalah sepupu Mas Pahit itu sendiri. Karena berstatus sebagai pimpinan Desa Peling, Mas Pahit tentunya sangat dihormati oleh rakyatnya.

Selaain itu Mas Pahit adalah seorang pemimpin yang tegas dan bijaksana serta tidak pilih kasih dalam menerapkan hukuman. Ketika ada suatu permasalahan, Mas Pahit memusyawarahkan dan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan dengan kepentingan individu maupun kelompok.

Dalam ceritanya, tatkala itu Mas Pahit memiliki istri-istri cantik dan selalu mendampinginya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Maka dari itulah Wedang Serawah tergoda dengan salah satu istri Mas pahit, hingga terjadilah hubungan gelap antara salah satu istri Mas Pahit dengan Wedang Serawah. Lambat laun berjalannya waktu, akhirnya hubungan tersebut diketahui oleh Mas Pahit dan terjadilah perkelahian yang berujung kekalahan pada Wedang Serawah.

Meskipun begitu Mas Pahit terus mengejar Wedang Serawah hingga terjatuh di suatu daerah yang kini dinamakan dengan Desa Marga Sengkala. Wedang Serawah terus dikejar sehingga sampai ditempat perburuan yang mana sekarang ini dinamakan dengan Desa Buruan. Tatkala itu Wedang Serawah sempat bersembunyi di suatu tempat dan sekarang dinamakan dengan Desa Celuk.

Tak cukup itu saja hlo Guys, akhirnya Mas Pahit menemukan Wedang Serawah dan lehernya dipenggal yang kini daerah tersebut dinamakan dengan sebutan Desa Semabaung. Seusai tragedi tersebut Mas Pahit kembali ke Desa Peling dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik seperti semula.

Belum diketahui secara pasti dan penyebab terbunuhnya Wedang Serawah, setelah itu terjadilah serangan wabah serangga beracun ( semut api ) yang menyerang rakyat dan merupakan awal dari kejatuhan Desa Peling. Masyarakat yang sebelumnya hidup dengan sangat damai kini tercerai berai karena takut serangan dari serangga beracun tersebut.

Adapun peninggalan dari Desa Peling yang berupa tempat suci dan masih bisa anda lihat hingga detik ini adalah sebagai berikut :

Pura Buda Ireng, yang piodalannya jatuh pada hari Buda Wage Langkir.
Pura Puseh yang hari piodalannya jatuh pada hari Buda Umanis Medangsiya
Pura Bukit Pucak Sari Bitra dan Pertapaan Gunung Kawi Bebitra, sedangkan bekas dari wilayah Desa Peling saat ini telah menjadi wilayah persawahan dengan sebutan Subak Pelengan.

NB : Relief Tantri menggambarkan kebijaksanaan dan Relief Garuda menggambarkan Ketenangan.

Guys penasaran dan ingin berkunju ke tempat wisata nan seru yang bernama Relief Bebitra ini, yang tak lain berada di Banjar Roban, Desa Bitera, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Jika pembaca dari pusat Kota Gianyar, jarak yang akan kamu tempuh kurang lebihnya sekitar 3 km.

Rute perjalanan menuju ke lokasi :

Taman Kota Ciung Wanara Gianyar – Jalan Ciung Wanara – Gianyar ( lurus ke utara) – pertigaan yang ada trafic light (setelah Rumah Sakit Sanjiwani) – Jalan Mahendradatta ( belok kiri ) – perempatan yang ada trafic light lalu belok ke kiri ( pasar Bitera ) – sebelum Pura Bukit Bitera – jalan turunan di sebelah kiri jalan – di ujung jalannya ada anak tangga – menuruni anak tangga – Relief Bebitra.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *