Panduan Lengkap Ternak Kelinci: Biaya, Pakan, Penyakit, Cara Memelihara dan Panen Kelinci

Panduan Lengkap Ternak Kelinci: Biaya, Pakan, Penyakit, Cara Mememelihara dan Panen Kelinci

Sejarah Singkat Ternak Kelinci.

Dzargon – Hewan ini pada awalnya merupakan hewan liar yang sangat mengganggu, sebelum akhirnya mulai dijinakkan oleh manusia sekitar 20 abad silam dengan tujuan pemeliharaan sebagai kelinci hias, pedaging dan pada beberapa dekade ini kelinci dijadikan sebagai alat peraga pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini telah disadari oleh manusia bahwa kelinci adalah salah satu jenis binatang yang memiliki daya tahan hidup dan kemampuan beradaptasi yang sangat baik.

ternak kelinci hewan di rumah cara merawat anak kelinci lucu di rumah

1. Sentra Penjualan

Sentra penjualan kelinci dan budidaya kelinci di Indonesia masih tergolong baru berkembang. Sampai hari ini belum ditemukan sentra pengembangan dan peternakan kelinci terpadu seperti yang telah dilakukan pada pengelolaan ternak ayam potong dan sapi pedaging. Hal ini membuat informasi mengenai penanganan dan peternakan kelinci menjadi lebih sulit dan lebih lambat dibandingkan dengan negara yang sudah menerapkan pengembangan peternakan Kelinci terintegrasi.

Para petani lokal biasanya berpusat di darah dengan jumlah konsumsi daging kelinci yang besar seperti di Jawa Timur dan daerah Bandung. Biasanya petani akan berbagi informasi terkini mengenai peternakan kelinci melalui paguyuban tingkat desa.

2. Jenis Kelinci

Secara umum kelinci merupakan anggota dari kelas vertebrata
Ordo           : Lagomorpha
Famili         : Leporidae
Sub famili   : Leporine
Genus          : Lepus, Orictolagus
Spesies        : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis-jenis yang pada umumnya dipilih sebagai kelinci ternak adalah jenis American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal sendiri merupakan kelinci yang dibawa dari Eropa yang telah disilangkan dengan beberapa jenis kelinci lain hingga sulit untuk mengetahui jenis kelinci. Namun untuk kebutuhan kelinci pedaging, jenis New Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.

3. Manfaat Kelinci

Tujuan utama dari peternakan kelinci di Indonesia untuk pedaging masih sangat kurang. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, masih sedikit daerah di Indonesia yang mengkonsumsi daging kelinci. Hal ini karena masih sulitnya ditemukan daging kelinci di pasaran sehingga daging kelinci hanya menjadi sumber protein alternatif padahal kelinci adalah salah satu jenis daging yang sangat rendah kolesterol jahat.

Selain peternakan, Ternak kelinci pada umumnya akan dijual sebagai hewan peliharaan. Karena bentuknya yang lucu, Kelinci menjadi salah satu hewan yang paling laris di pasaran sebagai hewan Ternak, mengingat harganya masih jauh lebih murah dibandingkan dengan kucing Anggora atau Persia.

Manfaat lain dari kelinci adalah mengambil bulu kelinci sebagai bahan wol yang baik pengganti domba, namun di Indonesia pabrik wool kelinci masih jarang ditemui bahkan sangat sulit, sedangkan di Australasia dan beberapa negara di Eropa, Produksi Wool Kelinci sudah sampai pada produk yang bernilai Fashion dengan harga tinggi.

rasa dan cara mengelola daging kelinci

4. Persyaratan Lokasi

Seperti pada Ternak Lain, Kelinci adalah hewan yang membutuhkan tempat dengan sirkulasi udara yang bebas, terkena sinar matahari, dekat dengan sumber air, bebas dari asap dan peternakan sapi. Kotoran sapi mengandung banyak Amonia yang dapat mengganggu sistem pernafasan Kelinci. Selain itu pertimbangan ketersediaan pakan alami kelinci seperti rumput juga harus dipertimbangkan.

5. Pedoman Pemeliharaan Kelinci

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya memulai ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.

Mem Sarana dan Perlengkapan,- Fungsi utama dari kandang adalah tempat berkembangbiak. Kandang harus di atur agar memenuhi suhu ideal 21 derajat C, dengan sistem ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Berdasarkan fungsinya, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih.

desain kandang kelinci jenis baterai yang aman bagi kelinci
Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200 cm x70 cm x 70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50 cm x 30 cm x 45 cm.
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:

  1. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
  2. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
  3. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).

Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.Pembibitan Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish 

Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
1) Pemilihan bibit dan calon induk
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2) Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan kelinci yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3) Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:

  1. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
  2. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
  3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.

4) Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci betina dapat dikawinkan ketika telah dewasa atau berumur pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.

5) Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
Pemeliharaan

  1. Sanitasi dan Tindakan Preventif,- Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
  2. Pengontrolan Penyakit,- Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
  3. Perawatan Ternak,- Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
  4. Pemberian Pakan,- Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak.

Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.

6. Pemeliharaan Kandang

Kandang kelinci harus dijaga dan dirawat kebersihan, terutama kandang kelinci di peternaka. Kebersihan alas kandang, tempat pakan dan minuman dari selalu terawat. Sisa pakan dan kotoran kelinci yang menumpuk akan mengundang berbagai macam penyakit, oleh sebat itu harus senantiasa dibersihkan.

Peternak harus merancang waktu rutin untuk membuat kandang kosong dari kelinci misalnya pada waktu panen. Ketika kandang kelinci kosong, maka peternak sebaiknya menyuci kandang tersebut dan menyemprotkan disinfektan seperti yodium atau sejenisnya. Setelah proses pembersihan, tunggu kandang sampai kering sebelum memasukkan kelinci kembali ke dalam kandang.

7. Gangguan Hama dan Penyakit

1) Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.

2) Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. 
Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh. 
Pengendalian: dengan antibiotik salep.
3) Eksim
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit. 
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
4) Penyakit telinga
Penyebab: kutu. 
Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
5) Penyakit kulit kepala
Penyebab: jamur. 
Gejala: timbul semacam sisik pada kepala. 
Pengendalian: dengan bubuk belerang.
6) Penyakit mata
Penyebab: bakteri dan debu. 
Gejala: mata basah dan berair terus. 
Pengendalian: dengan salep mata.
7) Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar. 
Gejala: putting mengeras dan panas bila dipegang. 
Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
8)Pilek
Penyebab: virus. 
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
9) Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. 
Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan. 
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
10) Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira. 
Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah. 
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
11) Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing.
Pada umumnya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang
sakit.

8. Pemanenan Kelinci

Hasil Utama: Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
Hasil Tambahan: Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
Penangkapan: Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan dan stress

9. Pascapanen

Stoving: Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap.

Pemotongan: Pemotongan dapat dengan 3 cara:

  1. Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma disembelih.
  2. Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan cara di tarik dengan kuat. Cara ini tidak di rekomendasikan.
  3. Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.

Pengulitan: dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
Pengeluaran Jeroan: Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
Pemotongan Karkas: Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentasi karkas yang baik 49-52%.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *