Panduan Lengkap dan Tips Hunting Fotografi Foto Long Exposure dan Slow Speed Bagi Pemula

Panduan Lengkap dan Tips Hunting Fotografi Foto Long Exposure dan Slow Speed Bagi Pemula

Dzargon. Genre fotografi Long Exposure bisa dibilang sebagai genre fotografi tertua yang pernah ada. Ketika pertama kali fotografi di temukan, kamera obscura membutuhkan waktu 15 menit untuk menyimpan gambar, oleh karena benda bergerak tidak akan mungkin masuk ke dalam gambar. Seiring dengan berkembang teknologi, sensor perekam gambar pada kamera semakin canggih dan mampu mereka gambar bahkan pada kecepatan 1/8000 detik. Kecanggihan kamera ternyata tidak membuat fotografi Long Exposure ditinggalkan begitu saja karena foto ini mampu menghasilkan foto dengan efek lebih dramatis.

Apa sih Fotografi Long Exposure atau Slow Speed?

Fotografi Long Exposure atau Slow Speed adalah sebuah teknik mengambil gambar dengan menggunakan waktu exposure yang lama. Pada mulanya teknik foto ini digunakan untuk mengambil gambar pada keadaan yang sangat minim cahaya dan ketersediaan ISO rendah sehingga waktu tembak harus dibuat lama. Namun saat ini, karena efek yang dihasilkan dari fotografi long exposure dan Slow Speed saat ini fotografer sengaja membatasi cahaya yang masuk dengan menggunakan Filter agar waktu rendering gambar yang tidka lama tidak menghasilkan over exposure.
Efek fotografi long exposure yang dihasilkan dalam foto ini adalah efek gerakan yang yang terekam selama pengambilan gambar. Efek ini akan membuat mata manusia merasakan sesuatu yang berbeda karena hasil dari foto yang dibuat tidak akan pernah ditemukan di dunia nyata karena kemampuan ISO mata manusia yang sangat tinggi terhadap cahaya. Efek foto Long Exposure bisa berupa Cahaya lampu kendaraan yang memanjang, air terjun yang seperti kapas dan juga air laut yang seperti es jika pengambilan gambarnya sekitar 30 detik atau lebih.
Tips Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape
Kedua Gambar ini diambil dari tempat yang sama namun gambar di atas menggunakan teknik Foto Long Exposure sedangkan yang bawa menggunakan teknik foto biasa. Hasil nya jelas bisa anda bedakan sendiri.
tutorial Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape

Tips dan Cara Mengambil Gambar Long Exposure bagi Pemula

Dalam artikel ini akan saya jelaskan bagaimana cara mengambil gambar long Exposure berdasarkan pengalaman yang saya dapat selama terjun di Dunia Fotografi, meskipun sampai saat ini foto saya masih sangat abal-abal paling tidka saya ingin berbagi.

Tips 1. Pahami Segitiga Exposure (Trianggel Exposure)

Bermain foto dengan teknik long exposure artinya bermain dengan ranah shutter time yang lama. Shutter yang lama akan menghasilkan banyak dampak terutama pada bukaan (aperture) dan ISO (tingkat Kepekaan Cahaya). Hal ini ditujukan untuk membuat exposure dari gambar yang buat menjadi normal. Selain dari membuat gambar menjadi normal setiap aspek dari trianggel Exposure tersebut menghasilkan efek gambar yang berbeda, Seperti Bukaan akan mempengaruhi Deft of Field dari foto atau daerah fokus pada gambar, Speed akan mempengaruhi Gerakan pada gambar, semakin cepat pengambilan gambar akan membuat gambar diam, sedangkan ISO akan mempengaruhi noisy atau grainy dari gambar. Sebagai Ilustrasi perhatikan gambar di bawah ini
Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape seni
Setiap perubahan dari sebuah kamera akan memberikan kesan yang berbeda pada gambar anda. Oleh karena memahami Segitiga Exposure adalah sebuah keharsan dalam fotografi genre apapun. 

Tips 2. Pahami Arti dari 1 Stop Exposure.

Apasih satu stop exposure itu? Satu exposure adalah satuan dan ukuran exposure cahaya dalam parameter logaritma. Wah ada mate-matika nih dalam fotografi. Sangat wajar matematika masuk dalam dunia fotografi karena diciptakan oleh seorang sainstis dan seniman hanya menggunakan produk tersebut. Namun ada cara mudah untuk mengingat satu Stop Exposure. Ada deret yang ada pada angka diatas adalah satu exporuse. Sebagai Contoh pada aperture deret satu exposure sebagai berikut f/1.4, f/2.0, f,2.8 dan seterusnya, semakin besar angkanya maka cahaya yang masuk akan semakin kurang. Untuk Shutter Speed juga demikin akan ditunjukkan dengan satuan waktu yakni 1/1000, 1/500, 1/250 dan seterusnya, semakin besar angkanya maka semakin besar cahaya yang masuk. Sedangkan ISO deretnta adalah 50, 100, 200, 400, 800 dan seterusnya, semakin besar ISO makan semakin besar pula cahaya yang akan masuk.
Lantas bagaimana penggunaanya dalam fotografi Long Exposure? bukannya Kamera modern sudah dilengkapi dengan ligth meter sehingga mampu mengukur exposure gambar dengan sendirinya. Awalnya saya berfikiran sama, namun ternyata pada daerah extreem kamera tidka akan mampu mengukur cahay normal yang baik untuk kamera, kemudian setiap kamera pada usia tertentu akan mengalami degradasi nila sehingga dua buah kamera dengan shutter yang sama terkadang menghasilkan exposure yang sama. Kasus saya ambil berdasarkan pengelaman saya dengan kamera saya sendiri. Sebagai Contoh
1 Stop pada Shutter Speed
Pada saat mengambil gambar secara normal ligthmeter kamera anda menunjukkan setingan normal 
F/16, ISO 100 dan Shutter Speed 1/8 sekon. Karena long exposure anda menggunakan Filer ND 8 dengan STOP 3, makan Anda bisa saja merubah setingan gambar misal Shutter Speed dinaikkan tiga STOP yang 1 detik. Kuncinya adalah kalikan saja dengan angka dua shutter speed yang terakhir. 1/8, naik satu stop menjadi 1/4, kemudian naik lagi 1/2 kemudian naik lagi menjadi 1 detik.
1 Stop Pada ISO
Jika anda berniat merubah ISO maka lakukan hal yang sama, karena filter ND yang anda Gunakan Adalah ND 8 maka ISOnya dinaikkan 3 kali menjadi ISO 800, dengan cara mengalikan ISo yang terkahir dengan 2. Iso dinaikkan agar gambar semakin teran.
1 Stop Pada Aparture
Sedikit berbeda dengan ISO dan Shutter Speed, Aprture akan dinaikkan agar gambar menghasilkan cahay yang cukup, jika anda memilih Aperture yang dinaikkan. Sebagai Contoh Aperture dirubah dari f/16 menjadi f/5,6. Deret ini tidka dikali dua dari deret yang terakhir, namun dikalikan dua dari deret dua deret sebelumnya. f/1 kemudian f/1.4, maka deret berikut adalah (1*2) sehingga berikutnya adalah f/2.0 kemudian f/2.8, kemudia f/4 dan seterusnya.

Tips 3. Resep Dasar Trianggel Long Exposure

Dalam sebuah foto long exposure sebenarnya tidak ada batasan dalam menentukan Objek dan resep dasar, namun beruhubung tips ini ditujukan untuk pemula dan penulisnya juga adalah seorang pemula maka resep ini dibtasi untuk 4 objek saja, yakni Seascape, Waterfall, Milky way, Startrek, dan Architectural.
Seascape: Tujuan Foto membekukan Air, maka hal yang harus didapatkan adalah mengatur agar Shutter Speed berada pada 30 detik atau lebih. ISO dibuat 100 atau lebih kecil dan bukaan maksimal f/8 sebaiknya f/16.
Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape tercantik
Barru, Sulawesi Selatan; Iso 100; f/11; 30 detik
Waterfall: Tujuan menghasilkan efek lembut dari Air terjun, maka kuncinya mengatur agar Shutter speed antara Range 1/4 sampa dengan 4 detik. Jangan Gunakan lebih dari 8 Detik, fotonya jadi aneh. ISO diatur 100 atau lebih kecil dan bukaan maksimal f/8 dan minimal f/16.
Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape terkenal
Parangloe, Gowa Iso 100; f/22; 5 detik
Milky way: Menghasilkan gambar Milky Way yang diam tidka bergerak. Maka atur sedemikian rupa agar shutter speed tidak lebih dari 4 detik. Kuncinya ada pada bukaan dan ISO, sebisa mungkin bukaan dibuat lebar minimal f/2.8 dan ISO 800 maksimal 1600. Faktor kualitas Kamera sangat mempengaruhi gambar, karena ISO tinggi menghasilkan Noisi kecuali kamera high End.
Star Trek: Mengahasilkan lintasan Gambar dengan lintasan Bintang,  Maka shutter time diatur minimal 2 jam untuk mengahilkan bayangan yang melingkat, namun kamera tidak akan mampu membuatnya, oleh karena gambar dipotong jadi 30 detik atau 1 detik, kemudian didevelop dengan menggunakan Aplikasi.
Arcithectural: tujuannya menunjukkan efek awan bergerak. Shutter time bervariasi tergantung dari kecepatan awan. Untuk yang raltif cepat 30 detik sedangkan yang lambat dibutuhkan waktu 4 menit.
Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape paling mahal
Bank Indonesia, Malioboro; Iso 100; f/16; 241 sekon
Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape
Kawah Putih, Bandung; Iso 100; f/16; 16 detik

Tips 3. Gunakan Filter Natural Density atau ND

Pada kondisi normal, jumlah cahaya sangat banyak sehingga sangat sulit untuk membuat Shutter speed turun, kecuali memotret pada ssat senja mampu menghasilkan shutter hinngga 30 detik tanpa filter. Sebagai contoh foto tanpa Filter Saya di Glagah
Konsep Foto Long Exposure dan Slowspeed Landscape Yogyakarta
Glagah; Iso 100; f/11; 30 detik
Namun pada siang hari sangat mustahil menghasilkan gambar tanpa mengurangi jumlah cahaya yang masuk. Oleh karena itu Dibutuhkan Filter ND atau Natural Density untuk mengurangi Cahaya. Filter ND yang dijual sangat berbeda, Merek dan harga menentukan Kualitas, Namun kreatifitas tidak boleh menghalangi anda. Pertama kali saya memnggunakan filter adalah kaca DIN atau kaca las yang harganya 3.000 rupiah satu biji dan hasilnya seperti pada Bank Indonesia yang ada di atas. Semakin murha filter akan mengahsilkan feel merah pada foto anda, untuk saat ini filter merek BW adalah yang terbaik dan Lee bisa menjadi alternatifnya.
Deret pada filter juga, oleh karena sangat penting untuk mengetahui  jumlah STOP dari Filter anda. Berikut Ini deret STop pada Filter anda
ND 2 : 1 Stop
ND 4 : 2 Stop
ND 8 : 3 Stop
ND 16 : 4 Stop
ND 32 : 5 Stop
ND 400 hampir 8 Stop
ND 1000 hampir 10 Stop.
Jika and amenggabungkan 2 ND 8 maka cahaya akan turun sebanyak 6 STOP dan seterusnya. Jadi yang dijumalh ada jumlah Stopnya. 
Tips terkahir adalah tips sederhana seperti penggunaan tripod adalah sebuah keharusan, Shutter release karena sebagaian kamera hanya mengakomodasi 30 detik shutter speed foto, sehingga mode BULB membutuhkan Shutter Release, kemudian Komposisi dan bukaan lebar karena yang di foto kebanyakan adlaah landscape (Silahkan Klik untuk Tips dan trik Foto Landscape), serta penggunaan lenda, karena masing-masing lensa memiliki sweet aperturenya masing-masing (Silhkan klik untuk tips tentang lensa wide).

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *