Strapless Dress seksi dan cantik manis

Kenali Sejarah dan Pengertian Strapless Dress yang Seksi dan Anggun

Dzargon – Pengertian Strapless Dress secara harfiah dapat difenisikan sebagai gaun yang didesain tanpa menggunakan tali penggantung bau yang menahan gaun tidak melorong. Agar tidak malfungsi, maka Strapless Dress selalu didesain dengan ukuran pasbody, ngepas atau biasa juga dikenal sebagai Bodycontur Dress atau Bodycon Dress, namun tidak semua Bodycondress adalah Strapless Dres.

Baca Juga : Jenis-Jenis Gaun Wanita

Kesan Seksi dan Berani

Strapless dres memberikan kesan yang sedikit berbahay kepada calon penggunana, karena di desain tanpa tali maka harus dikenakan dengan hati-hati, jika tidak maka ada kemungkinan strapless dress yang digunakan akan lebih mudah melorot.

Namun bagi orang lain yang melihat wanita yang mengenakan Strapless tentu saja akan menimbulkan kesna berani dan seksi. Potongan rendah dari Gaun yang biasanya menonjolkan bagian dada lebih besar sehingga akan memicu aura seksi yang kuat akan.

cewek cantik dan aseksi pAkai Strapless Dress seksi berwarna merah

Strapless dress terkadang disapangkang dengan korset agar lebih aman untuk dikenakan, namun bagi wanita yang cukup berani, Strapless Dress biasanya dipdaukan dengan strapless Bra agar daerah bagian dada semakin terkespes dengan berani.

Penggunaan Strapless Dress dapat dikenakan untuk acara resmi maupun acara casula terbantung padupada daru Strapless dress itu sendiri dan juga bahan yang digunakan, namun padaumunya Strapless berbahan Katun dengan potongan simple cocok dikenakan pada siang hari, sednagkan untuk malam hari, Strapless dres berbahan sutra dan bludru jauh lebih nyaman dikenakan, karena bahanynya juga terasa hangat.

Sejarah Strapless Dress

Martin dan Koda (1996) menyatakan bahwa Strapless Dress modern pertama kli muncul pada tahun 1930-an. Gaun-gaun tanpa tali penggantung bahu ini banyak diperkenalkan oleh desainer seperti Mainbocher, Christian Dior. Dior sendiri bahkan membuat sebuah peragaam busana  dengan teman “absolutely strapless, sleeveless evening dress” pada 18 Juli 1938 sekaligus secara resmi mengumumkan keharidan Strapless Dress di dunia fashion.

Hanya saja tahun 1930, Libby Holman sudah pernah sekali menunjukkan penggunaan Strapless dress pada tahun 1930 melalui sebuah photoshoot dengan tujuan periklanan, sehingga Holman banyak diajukan sebagai penemu dari Strapless Dress, hanya saja Statusnya saat itu sebagai Artis membuat orang ragu, karena pada umunya artis lebih banyak menggunakan pakaian dari para desainer, bukan dari desain mereka sendiri.

Pada tahun 1934, Mainbocher juga membuat gaun strapless dress pertanya dengan bahan satin berwarna hitam. Strapless Dress ini kemudian dikenal sebagai Strapless Dress malam pertama. Holman sebagai salah satu artis yang kala itu sedang naik daun menjadi model yang dipilih oleh Mainbocher untuk mempopulerkan Nigth Strapless Dress.

Pasca perang dunia II, Strapless Dress menjadi gaun yang sangat populer kala itu, bahkan gaun ini dianonimkan dengan sebutan “the Naked Look”, terutama setelah Rita Hayworrth mengenakan gaun tanpa tali penggantung di sebuah acara rutin berjudul Gilda.

Gilda berhasil menunjukkan kepada banyak orang bahwa gaun strapless dress tetaplah aman digunakan untuk untuk bergerak aktif tanpa harus takut mallfunction dress atau insiden gaun melorot. Perkembangan ini semakin kencang terutama setelah dunia kembali aman pasca perang besar.

Selama periode tahun 1940 sampai dengan 1950, menurut Palmer (2001) Gereka Katolik di Amerika Serikat melakukan kampanye anti pakaian seksi seperti Bikini Twi Pieces, Strapless Bikini dan Strapless Dress. Tentu saja karena pakaian ini dianggap sangat seksi.

Tahun 1954, pemerintah Amerika Serikat malah memberikan sanki kepada keluarga tentara mereka baik itu istri ataupun anaknya perempuan mereka jika ketahuan mengenakan celana pendek, celana jeans, dan Straples Dress, kecuali digunakan pada tempat yang layak dan sesuai, misalnya jika mereka ditugaskan di sebuah negara yang di tempat tersebut tiga jenis pakain tersebut sudah lumrah digunakan.

Sumber Referensi

Martin, Richard & Koda, Harold (1996). Bare witness. New York: Metropolitan Museum of Art. p. 6. ISBN 9780870998027.

Palmer, Alexandra (2001). Couture & commerce : the transatlantic fashion trade in the 1950s. Vancouver: UBC Press [u.a.] p. 154. ISBN 9780774808262.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *