Sejarah Penemuan Ikan Mujair aka Ikan Nila – Ikan Laut yang Berubah Jadi Primadona Ikan Air Tawar

Sejarah Pak Moedjair Menemukan Ikan Nila Laut dan Dikembangkan Jadi Ikan Nila Air Tawar.

Dzargon – Ikan mujair menjadi salah satu jenis ikan Air Tawar yang kini jadi primadona ikan budidaya karena pertumbuhan sangat cepat. Ikan ini berasal dari perairan afrika dan merupakan ikan air laut. Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) pertama kali ditemukan oleh Pak Moedjair ini kini sudah tersebar luas di seluruh Indonesia, lantas bagaimana asal usul dari ikan ini bisa menjadi ikan budidaya paling laris di Indonesia dan menggeser ikan Bandeng.
Ikan NIla dan Ikan Mujair ikan paling mudah dipelihara

Sejarah penemuan ikan Mujair.

Ikan Meodjair (sesuai dengan ejaan nama penemunya) pertama kalai di temukan oleh Pak Moedjair. Beliau adalah seorang pegawai desa Papungan, Kanigor Blitar, yang berada di sekitar Teluk Serang, selatan pulau jawa. 
Moedjair sering kali membawa jenis ikan ditemukan di laut untuk dikembangkan di kolam rumahnya. Ternyata suatu ketika ia menemukan jenis ikan yang memiliki daya biak sangat tinggi dan bisa bertelur dengan cara menyimpan telurnya di mulut sampai akhirnya menetas. Karena pertumbuhannya yang cepat banyak warga setempat yang memelihara ikan jenis tersebut.
Ikan nilai ikan terbaru yang bisa bertelur dengan mudah di kembang biakkan
Kabar mengenai ikan temuan Moedjair  in pun akhirnya sampai di telinga Schuster, kepala penyuluhan perikanan di daerah Jawa Timur. Schuster akhirnya berkunjung ke tempat Moedjair untuk mengidentifikasi ikan tersebut. Ikan tersebut ternyata adalah ikan jenis Tilapia mossambica yang merupakan penghuni asli perairan payau Afrika.
Setelah mendapatkan kunjungan dari Schuster, Ikan tersebut dengan cepat di sebarkan di daerah sekitar Blitar dan Jawa Timur karena kemampuannya berkembang biak dengan cepat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan air kolam sampai air rawa-rawa.

Ikan Moedjair

K. F. Vaas dan A. E. Hofstede kemudian melakukan studi ilmiah mengenai ikan ini dengan jusul the Studies on Tilapia Mossambica Peters (ikan Moedjair) in Indonesia. Hasilnya dipublikasikan di Konferensi ahli-ahli ikan darat di masanya pada November 1939 dan Shucter menyebutnya dnegan nama lokal Ikan Moedjair. Penyebutan ini merupakan penyebutan pertama ikan asli afrika ini dibeir nama ikan Mujair hingga hari ini.

Pemerintah Hindia Belanda pada masa tersebut juga menyebut ikan Tilapia Mossambica ini dengan nama loka Ikan Mujari merujuk pada nama penemu ikan tersebut. Pemnerintah Hindia Belanda juga mengeluarkan peraturan pemerintah yang memberikan santunan usaha kepada Mudjair sebesar 6 rupiah perbulan.

Pada masa kependudukan Jepang, Popularitas ikan Nila meningkat. Tentara Jepang membawa ikan nilai ke seluruh daerah untuk dipelihara di tambak-tambak penduduk untuk mendukung ketahanan pangan dan kebutuhan perang Jepang. Moedjair pun di angkat menjadi pegawai negeri tanpa beban kerja atas jasanya menemukan ikan Moedjair.

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, Ikan Moedjair mendapatkan surat tanda jasa dari Kementrian Pertanian atas jasnaya menemukan ikan Moedjair. Ikan ini masih menjadi santapan favorit di sampai di era Orde Baru. Bahkan Ikan nila menjadi salah satu komoditas yang dimuat dalam laporan Pelita 1984 sampai dengan 1989.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *