Daftar Isi
Definisi dan Pengertian SARA
Dzargon – Gabungan Era Sosial Media dan Tahun politik 2019 membawa banyak perubahan dalam tatanan kehidupan di berbagai lapisan masyarakat. Salah satu dampak dari kampanye yang bisa didapatkan setiap detik di sosial media membawa perbedaan sampai pada level paling tinggi.
Salah dampak yang paling terasa berat dalam tahun politik ini adalah isu SARA. Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan SARA? tentu saja bukan Sara Azhari yang menjadi salah satu artis seksi Indonesia.
Secara etimologi, SARA berasa dari akronim Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan atau hal-hal yang dianggap menyinggung dari ke empat hal tersebut. Misalnya mengintimidasi seseorang berdasarkan suku atau ras.
Di Indonesia sendiri sebagai negara yang majemuk, pergesekan antar suku sehingga menyebabkan perang sangat rawan terjadi. Sebut saja kasus peran yang terjadi di Poso dan kerusuhan Ambon yang melibatkan Agama, atau kasus sampit yang menyebabkan pembantaian kepada suku Madura.
Kerusuhan yang terjadi di tiga kasus tersebut tentu saja memakan banyak kerugian dan korban jiwa. Konon jutaan orang kehilangan nyawa hanya dari ketiga kasus tersebut, meskipun kebenaran akan jumlah korban jiwa belum di konfirmasi.
Selain dari peran kasus SARA bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sudah menjadi bagian dari budaya jelek di Indonesia yang harus dihilangkan. Contoh paling sederhana adalah SARA terhadap etnis Tionghoa Indonesia. Biasanya anak-anak Tionghoa Indonesia yang sekolah di sekolah umum menjadi sasaran bullying para temannya mulai dari di ejek mata sipit sampai muka babi.
Hal ini pun juga terjadi sebaliknya, biasanya dalam perusahaan yang dibangun oleh etnies Tionghoa Indonesia, gaji dan beban kerja karyawan biasanya bergantung dari sukunya. Suku pribumi dalam kasus ini beragama Islam biasanya akan mendapatkan gaji dan posisi yang rendah sedangkan bagi karyawan beretnies Tionghoa akan digaji lebih tinggi.
Berbagai sejarah di beberapa empat di Indonesia juga menunjukkan betapa bahayanya SARA. Sebut saja perang saudara yang terjadi antara suku Bugis dan Suku Makassar pada masa penjajahan belanda sekitar abad 17. Perang ini justru membuat Belanda untuk dan jatuhnya Selat Makassar ke tangan Belanda.
Bhineka Tunggal Ika.
Menyadari bahayanya sara, para bapak pembangun bangsa sepertinya memiliki visi yang sangat maju dan melampaui jamannya. Sebut saja dasar dan ideologi negara yakni Pancasila memberikan sebuah semboyang yang menjadi pemersatu bangsa.
Bhineka Tunggal Ika menjadi kalimat yang mengisi sebuah pita yang dibawa sang Garuda. Kalimat ini sendiri diambil dari bahasa sangsekerta sebagai bahasa yang paling tua di Indonesia yang berarti Berbeda-beda tetap tepa satu jua.
Hal ini tentu saja karena mereka menyadari bahwa bangsa Indonesia tidak akan pernah merdeka jika seluruh Suku, Ras, Agama dan Antar Golongan di Indonesia tidak bersatu melawan penjajah. Dan pil pahitnya hal ini berlaku sebaliknya, jika terjadi perpecahan akibat SARA, jangan-jangan bangsa ini akan kembali hancur dan di jajah oleh negara lain.
Leave a Reply