Berikut ini adalah contoh Makalah Pancasila Sebagai Solusi Kebangsaan untuk Mata Pelakaran Pancasila dan Kewarganegaraan.
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada Hakikatnya sila-sila Pancasila adalah suatu system nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma baik norma moral maupun norma hukum. Lalu norma-norma tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika adalah sifat atau perilaku yang dilakukan seseorang di mana baik atau buruknya, susila atau tidak susilanya itu tergantung dari penilaian orang lain.
Di era zaman modern ini angka kejahatan dan masalah di Indonesia dibilang tidak ada habisnya. Tuntas satu tumbuh seribu. Nilai-nilai Pancasila sudah semakin terkikis terutama di kalangan generasi muda. Jika generasi muda didiri mereka sudah tercemin lagi nilai-nilai Pancasila, bagaimana generasi selanjutnya?? Contohnya kasus KKN, narkoba, Kenakalan Remaja, Kekerasan kepada anak, Asusila dan Tindak Kriminal. Ada salah satu kasus yang baru-baru ini jadi topik perbincangan yaitu kasus korupsi e-KTP yang dilakukan Setia Novanto yang merugikan Negara 2,3 M. bagaimana bangsa akan maju jika contoh bagi penerus Negara seperti ini terus. Belum lagi globasasi yang semakin hari semakin merajalela seakan-akan Negara Indonesia dijajah secara halus oleh kemajuan teknologi. Contoh: HP yang terkadang membuat seseorang acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan film-film dewasa banyak ditiru oleh anak-anak. Itulah kenapa kesadaran diri masing-masing serta perbaikan akhlak sangat diperlukan dengan menghayati dan menerapkan apa yang terkandung dalam nilai Pancasila itu sendiri.
Berangkat dari masalah-masalah tersebut, kami membuat makalah ini agar para remaja, kami membuat makalah ini agar para remaja bisa berfikir kritis serta berperan aktif dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila serta bisa merevolusi mental.
B. Rumusan Masalah
- Apa Saja Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila?
- Apa Saja Masalah Yang Dihadapi Bangsa Indonesia?
- Bagaimana Peran Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
- Mengetahui nilai-nilai Pancasila.
- Mengetahui masalah-masalah Indonesia
- Mengetahui Peranan Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa
Bab II. Kajian Pustaka
A. Nilai-Nilai Pancasila
Jika Pancasila adalah ideology bangsa Negara Indonesia maka nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggara Negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Sebagai suatu sistem nilai, maka lima dasar Pnacasila tersebut pada hakikatnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu kesatuan yang sistematis dan tak terpisahkan sehingga saling terkait antara satu sila dengan sila yang lain.
Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima sila Pancasila tersebut menjadi 45 butir pengalaman sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila :
1. Nilai Ketuhanan
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasam antara pemeluk agama dengan menganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nilai Kemanusiaan
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira.
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
3. Nilai Persatuan
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
- Sanggup dan rela bekorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
4. Nilai Kerakyatan
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
- Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
- Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
5. Nilai Keadilan
- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama manusia.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
B. Masalah di Indoensia
Seperti yang kita ketahui di Indonesia erat dengan kasus korupsi, kerusakan lingkungan dan dekadensi moral. Korupsi sendiri berarti setiap orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Contoh kasus korupsi yang dilansir di website www.berita.suaramerdeka.com, “Pengusaha asal Karangmojo Gunungkidul, Mardi Mulyo divonis satu tahun pernjara dan denda Rp 50 juta subsider satu bulan kurungan. Direktur PT Kurnia Jaya Mardi Mulyo (KJMM) itu dinyatakan terbukti melakukan korupsi sewa-menyewa bantuan ekskavator di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul. Akibat tindakannya, sesuai hasil audit BPKP, negara dirugikan sebesar Rp 74,1 juta.“Majelis menyatakan terdakwa terbukti melanggar pasal 3, pasal 18 UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP,” kata Humas PN Yogyakarta, Ikhwan Hendrato, Minggu (29/11). Ikhwan yang juga ditunjuk menjadi ketua majelis hakim dalam penanganan perkara ini mengungkapkan, perbuatan terdakwa tidak dilakukan seorang diri. Namun bersama mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Bambang Sudaryanto yang sebelumnya telah divonis 1 tahun 2 bulan penjara. Kasus ini bermula dari pengadaan satu unit ekskavator dari Dirjen Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2012. Alat ini diperuntukkan pengembangan perikanan dan minapolitan kelompok pembudidaya ikan di Gunungkidul. Alat berat itu bukannya dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok pembudidaya ikan, namun justru disewakan.
Dalam perjanjian yang ditandatangani Bambang dan terdakwa Mardi Mulyo disebutkan bahwa biaya sewa alat Rp 600 ribu per hari. Ekskavator itu disewakan selama periode delapan bulan sehingga totalnya mencapai Rp 102 juta.Atas putusan itu, penasihat hukum terdakwa, Teguh Sri Rahardjo menyatakan masih pikir-pikir. “Kami menyayangkan majelis yang tidak mempertimbangkan materi pledoi bahwa persewaan ekskavator itu diperbolehkan. Itu sesuai surat dari Dirjen,” kata Teguh.Pihaknya juga menilai perkara ini lebih mengarah ke tindak perdata karena ada perjanjian sewa-menyewa. Selain itu, kliennya telah membayar uang rental sesuai perjanjian.”
Kasus selanjutnya adalah kasus kerusakan lingkungan yang belum lama terjadi di Kalimantan Barat, kebakaran hutan di wilayah Kalimantan menyebabkan kabut asap menyebar tidak hanya di Kalimantan. Hal ini menyebabkan kabut asap sudah masuk kategori darurat. Kabut asap menimbulkan dampak negatif diantara lain, yaitu gangguan kesehatan, terganggunya jadwal penerbangan dan kerusakan lingkungan.
C. Peran Pancasila Sebagai Solusi
Berikut adalah masalah-masalah yang terjadi di Indonesia dan peran Pancasila sebagai solusi dari setiap masalah yakni sebagai berikut:
1. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah utama yang melanda Indonesia. Hampir di setiap sudut ditemukan pemukiman kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan adalah ledakan penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut ditambah lagi dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.
Masalah ini dapat diatasi dengan menerapkan kesemua sila Pancasila terutama sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama islam apabila kita mendekatkan diri kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan Insya Allah akan memberikan kemudahan dalam memperoleh rezeki yang halal dan dalam jumlah yang banyak. Namun perlu kita sadari bahwa rezeki yang dikasi kepada kita bukan hanya seputar uang melainkan kehidupan kekeluargaan yang harmonis, kesehatan, kebahagiaan, mendapatkan teman atau tetangga yang baik dan lain-lainnya. Negara Indonesia seperti yang kita ketahui mayoritas rakyatnya beragama islam. Apabila rakyat muslim Indonesia memiliki iman yang kuat dan tidak goyah oleh godaan apapun dan tidak melupakan sang Penciptanya maka negara ini memperoleh banyak rezeki dan akan terhindar dari kemiskinan.
2. Korupsi
Korupsi sangat merugikan negara. Mereka adalah pencuri berdasi yang mengambil bukan haknya melainkan hak rakyat dan pencurian uang itu tidak berjumlah sedikit miliaran bahkan triliunan. Negara kita pada dasarnya memiliki kekayaan atau dana yang cukup untuk mensejahterkan rakyatnya namun dikarenakan negara ini dikerumi oleh para koruptor sehingga uang negara terbuang sia-sia dan mengakibatkan kesengsaraan bagi rakayt.
Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama korupsi ini. Negara lain sudah menerapkan hukuman berat bagi pelaku korupsi. Seperti di Arab Saudi yang dihukum potong tangan. Bahkan Tiongkok menerapkan hukuman mati. Hukuman-hukuman diatas tidak dapat diberlakukan di Indonesia dikarenakan adanya HAM. Mereka para koruptor yang terbukti bersalah dihukum potong tangan ataupu hukuman mati dianggap melangar HAM. Pertanyaannya apakah mereka yang mencuri uang rakyat dalam jumlah yang besar bukan suatu pelanggaran HAM ? Permasalahan ini dapat diatasi oleh sila pertama.
Dalam hukum agama Islam orang yang mencuri atau mengambil hak orang lain akan mendapatkan hukuman potong tangan agar tidak ada yang mengikuti jejak orang tersebut ini adalah hukuman yang dapat memberikan efek jera. Para koruptor tentu ada yang beragama Islam dalam KTP-nya nah hal ini dapat diberlakukan hukuman potong tangan. Namun hal ini perlu pembuktian yang konkrit dan dalam proses yang benar agar tidak terjadi kesalahan dalam menerapkan hukum.
3. Penegakan Hukum yang Lemah
Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa hanya rakyat kecil yang dihukum? Penyebabnya karena hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-kasus hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama saat ditilang polisi. Apa yang biasanya dilakukan? Tentu saja menyuap polisi tersebut. Kalau terus saja dibiarkan begini, hancurlah Indonesia. Hal ini dapat diatasi dengan mengamalkan Pancasila terutama sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hukum yang tertulis maupun tidak tertulis telah dibuat dengan banyak pertimbangan dengan hasil berupa peraturan yang tegas namun dalam pelaksanaanya yang dilaksanakan oleh manusia sebagai pelaku tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu sebelum menjalankan aturan negara sebaiknya berbenah diri dahulu. Agar tindakan kita sesuai dengan peraturan yang telah dibuat.
4. Kualitas Pendidikan yang Rendah
Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat buruk. Biaya sekolah yang semakin mahal tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Memang siswa selalu lulus dengan nilai sangat baik, tetapi angka tersebut hanya diatas kertas. Buktinya kualitas penduduk Indonesia masih sangat rendah dibandingkan di negara lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sementara kita selalu mengirim tenaga kerja ke luar negeri sebagai buruh atau pembantu. Kualitas pendidikan dinegara Indonesia memang tergolong rendah hal ini disebabkan tingkat kepedulian yang lemah antara sesama masyarakat Indonesia.
Hal ini dapat dikendalikan oleh penerapan sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Pemerintah berperan penting dalam hal ini, kondisi bangunan sekolah di beberapa daerah sudah tidak layak di jadikan gedung sekolah. Daripada memberi tunjangan kepada anggota DPR lebih baik dana tersebut dipergunakan untuk memperbaikan sekolah-sekolah beserta fasilitasnya dan membangun jembatan menuju dari lingkungan pemukiman menuju sekolah yang dibatasi oleh sungai. Selain itu sistem pendidikan di Indonesia yang menekan siswanya untuk belajar dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Hal ini sama sekali tidak efektif bagi siswa karena dalam dunia pendidikan mereka juga dibebani dengn tugas yang banyak yang belum lagi mereka dituntut untuk mengikuti berbagai ekstrakulikuler, organisasi dan kegiatan lainnya. Hal ini membuat sebagian siswa merasa terbebani hingga memutuskan tidak sekolah dan ada yang merasa stress karena terlalu banyak beban yang ditimpakan kepadanya. Pemerintahan hanya membuat sistem dan kulikulum namun mereka tidak merasakan betapa beratnya kebijakan tersebut.
5. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Buruk
Sampai sekarang kita tidak bisa mencapai swasembada beras. Padahal Indonesia adalah negara agraris yang sangat luas. Namun karena kesejahteraan petani tidak pernah diperhatikan, banyak dari mereka yang menjual lahan pertaniannya dan dialih fungsikan menjadi perumahan. Kita juga tidak pernah menikmati hasil bumi kita yang melimpah secara utuh. Justru pihak asing yang mengelola dan mengambil hasil pertambangan kita, sedangkan kita hanya mendapatkan pemasukan dari pajak dan upah buruh.
Hal ini juga dapat diatas dengan sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya pemerintah membuat suatu program dukungan kepada petani memberikan segala yang dibutuhkan petani agar menumbuhkan semangat mereka untuk menanam padi di lahan negara. Hal ini jelas akan membantu perekonomian negara kita tidak perlu lagi membeli beras dari negara lain. Seharusnya pemerintah menjaga keutuhan negara termasuk lahan masyarakat agar pengusaha asing tidak membeli tanah mereka. Apabila mereka menjual tanah, mereka tidak dapat merasakan kehidupan yang makmur dalam jangka waktu yang lama sedangkan jika mereka tidak menjual tanah dan memanfaatkan lahannya untuk bertani maka itu lebih bermanfaat dan akan menjamin kehidupannya lebih lama.
6. Kasus SARA yang Merajalela
Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun. Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA. Seperti meminta seorang pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak sama dengan agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan saling ejek antar agama di dunia maya. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa.
Hal ini dapat dikendalikan dengan sila ketiga Persatuan Indonesia. Negara ini kaya akan kebudayaan yang berbeda namun ini kembali pada kita semua tugas kita sebagai sesama bangsa Indonesia yang memiliki latar belakang dan tujuan yang sama, kita memiliki nasib yang sama. Sebagai mahasiswa yang memiliki pendidikan tinggi dapat membantu hal ini dengan kuliah kerja lapangan yang dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kita dapat menyebarkan nilai-nilai Pancasila, rasa nasionalisme yang tinggi, rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi karena kita memiliki tujuan dan latar belakang yang sama meskipun kita dibedakan oleh suku, ras dan agama hal itu tidak dapat memisahkan nasib kita. Hal ini kita sebarkan kepada mereka yang jauh dari perhatian pemerintahan. Walaupun hal ini memiliki tanggung jawab yang besar dan resiko yang tinggi. Bisa saja dalam penyebaran kebaikan untuk memperkuat rasa persatuan, kita harus mempertaruhkan keselamatan dan nyawa seperti halnya di daerah pulau Papua.
7. Kesenjangan Sosial
Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan tetap kaya sampai tujuh turunan, sedangkan orang miskin tetaplah miskin walau sekeras apapun dia bekerja. Tidak hanya itu mereka yang kaya tidak merasa puas apalagi bersyukur akan harta yang mereka miliki. Begitu pula dengan orang-orang yang berada di kalangan bawah merasa susah menjalankan hidup akhirnya mereka melakukan hal-hal yang seharusnya mereka tidak lakukan yang mengakibatkan marak kriminalitas di Indonesia. Hal ini dapat dikendalikan dengan sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah sebaiknya mengendalikan hal ini dengan membatasi kekayaan orang-orang kaya di Indonesia. Mereka yang memiliki uang tidak terhingga melebihi kebutuhan akan dirinya lebih baik menyumbangkan hartanya kepada masyarakat. Pengusaha yang kaya di undang dalam suatu perkumpulan untuk melakukan bantuan kepada rakyat Indonesia. Namun perlu diingat sebagai orang yang memiliki keungan yang tinggi tidaklah sepatutnya berbangga dan menyombongkan diri apalagi merendahkan rakyat miskin.
8. Kemacetan
Di beberapa kota besar di Indonesia, kemacetan sudah menjadi hal yang lumrah. Kemacetan disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor yang meningkat dan banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor ketimbang bersepeda walaupun jarak tempuhnya cukup dekat. Contohlah Singapura dimana penduduknya setiap hari menggunakan angkutan umum dan mau berjalan menuju tempat kerjanya. Hal ini dapat dikendalikan dengan mengamalkan sila kedua Kemanusian yang adil dan beradab.
Andai saja kita memiliki jiwa kepedulian yang tinggi, menahan diri dari keinginan yang membuat kita bersifat boros, berjiwa mau mengalah, kedisiplinan yang tinggi serta keinginan untuk sehat yang tinggi maka kemacetan tidak akan dijumpai dinegara kita. Mereka yang perduli sesama akan menolong siapapun tanpa pamrih saat berkendara baik itu angkotan umum, maupun pribadi.
Sebaiknya pemerintah menekan angka kemacetan dengan melarang setiap warga negara Indonesia yang mempunyai mobil lebih dari satu atau sesuai dengan kebutuhan saja tidak untuk dikoleksi atau tidak memberikan mobil kepada anak yang dibawah umur untuk pergi kesekolah. Biarkan anak sekolah atau mahasisa pergi ke tempat pendidikannya menggunakan angkotan umum atau bahkan jika jaraknya tidak terlalu jauh maka lebih baik jalan kaki atau bersepeda selain menumbuhkan rasa displin yang tinggi karena harus bangun dan pergi pagi ke sekolah agar tidak terlambat mereka juga akan merasakan manfaatnya bagi kesehatan.
9. Pengangguran
Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Bahkan orang-orang pengangguran kebanyakan sudah sarjana. Pengangguran menjadi penyebab utama kemiskinan. Kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab terjadinya pengangguran. Sebaiknya penganggur tersebut menjadi pengusaha. Banyak sekali pengusaha sukses yang awalnya adalah seorang pengangguran. Permasalahan kali ini dapat teratasi dengan mengamalkan sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintahan yaitu membuka dan menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya bukan menutup mata pencarian atau bahkan menggantinya dengan tenaga kerja asing. Pemerintah juga tidak dapat menyalahkan rakyatnya sebab hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dengan cara apapun yang halal misalnya bekerja sama dengan pengusaha asal negeri kita untuk membuka sebuah perusahaan yang membutuhkan banyak karyawan pribumi. Contohnya industri rokok meskipun membahayakan kesehatan rakyat Indonesia yang mengonsumsinya namun industri ini banyak meraup karyawan pribumi. Selain itu tindakan yang harus dilakukan rakyat sebaiknya tidak bermalas-malasan tetapi terus berusaha memperoleh rezeki dengan cara yang sebaik-baiknya.
10. Banyak Daerah yang Kurang Diperhatikan
Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara ini terutama di kawasan dekat perbatasan negara dan bagian timur Indonesia. Pembangunan cenderung berpusat di sekitar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali saja. Mungkin karena hanya daerah tersebut yang paling potensial. Tetapi sebaiknya pemerintah memperhatikan daerah lain. Siapa tahu daerah yang kurang diperhatikan tersebut sebenarnya sangat berpotensi bagi pembangunan negara.
Permasalahan terakhir ini cenderung lebih mengarah kepada sila kelima yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya pemerintah mengambil pelajaran dari setiap kasus daerah yang ingin memisahkan diri, intropeksi diri tidak hanya dilakukan di kalangan masyarakat namun juga pemerintah. Tentu saja daerah-daerah yang ingin memisahkan diri memiliki alasan tersendiri salah satunya ketidakadilan pemerintah dalam memperhatikan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Pemerintah juga tidak dapat menyalahkan rakyat dalam kasus ini sebab yang mesti memperhatikan rakyatnya adalah pemimpin rakyat tersebut bukannya rakyat yang mengemis meminta perhatian dari pemerintah.
Begitu banyak masalah menimpa bangsa ini seperti yang telah diuraikan di atas. Korupsi, kerusakan lingkunan sebenarnya berhulu pada dekadensi moral. Dekadensi moral sendiri berarti krisi moral. Tragisnya, sumber masalah justru berasal dari badan-badan yang ada di negara ini, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, badan-badan inilah yang seharusnya mengemban amanat rakyat. Setiap hari kita disuguhi berita-berita miring yang dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya rakyat untuk menjalankan mesin pembangunan ini. Sebagaimana telah dikatakan bahwa moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis. Jika krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi.
Menurut kami permasalahan tersebut sangat bertentangan dengan nilai Pnacasila :
- KKN (korupsi,kolusi,nepotisme), Perbuatan korupsi sangat bertentangan dengan sila kesatu(Ketuhanan Yang Maha Esa). Dimana dalam praktek pencurian uang tersebut, mereka tidak percaya lagi bahwa Allah selalu memperhatikan hamba-hambanya dan malaikat raqib dan atid yang senantiasa selalu mencatat amal mereka. Karena melanggar sila pertama, KKN tersebut pun melanggar sila yang lain. Karena sila pertama adalah pokok dari sila-sila yang lain. Seperti korupsi yang dilakukan para pejabat, yang juga bertentangan dengan sila ke-2 dan sila ke-5.
- Narkotika. Contoh penggunaan sabu-sabu. Karena sabu-sabu adalah barang yang agak murah, maka para remaja banyak menggunakannya. Kecanduan akan sabu-sabu tersebut, membuat si pengguna akan berpikir bagaimana caranya mereka mendapatkan barang tersebut, yang mendorong mereka untuk mencuri ketika tidak ada penghasilan uang lagi yang bertentangan dengan sila ke-1. Perasaan mereka yang mudah tersinggung, akan membuat mereka melakukan kekerasan kepada orang lain dan berakibat membuat keresahan pada masyarakat. Perbuatannya ini sangat bertentangan dengan nilai kerakyatan dan kemanusiaan.
Cara pencegahan dan mengatasi masalah KKN dan Narkotika
- Diri sendiri – Kita mau memulai hal yang baik, harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Kita mulai mengerti, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi kita. Terutama sila pertama, kita harus membentingi dan meningkatkan iman serta taqwa kita secara terus menerus.
- Lingkungan keluarga – Lingkungan keluarga sangat besar perannya bagi tingkah laku anak-anak. Sosok ayah yang jadi pemimpin keluarga dan ibu sebagai pemimpin anak-anak. Akan selalu menjadi sarana anak-anak untuk belajar.
- Lingkungan pergaulan – Ketika anak sudah mulai remaja, maka lingkungan pergaulan lah yang sangat mempengaruhi mereka. Terkadang keluarga sudah mendidik dengan baik, namun karena pergaulan yang bebas dan anak merasa ini loh sahabat gue. Membuat mereka terjerumus pada lingkungan yang salah.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Nilai Pnacasila terdiri dari : Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan, Nilai Keadilan. Permasalahan yang di ibaratkan sudah membudaya dan pohon besar, yang tumbuh ratusan tahun, serta memiliki akar yang sangat kokoh adalah KKN dan Narkotika. Badan yang di bentuk pemerintah adalah BNN dan KPK.
Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila dengan kelima silanya yang mengandung makna-makna dari setiap cerminan kehidupan rakyat Indonesia. Namun seiring dengan pertumbuhan bangsa ini muncul berbagai masalah didalamnya. Kesepuluh masalah ini tidak mencakup seluruh problem dalam negara Indonesia sebab masih banyak lagi masalah selain kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang lemah, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus SARA yang merajalela, kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran, dan banyak daerah yang kurang diperhatikan
Semua permasalahan di Indonesia adalah bentuk penyimpangan dari setiap sila-sila Pancasila. Oleh karena itu cara untuk mengatasi 10 permasalahan tersebut hanyalah kembali kepada Pancasila. Apabila Pancasila tidak hanya dijadikan dasar negara dan slogan saat kita bicara melainkan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan maka semua permasalahan diatas dapat diatasi bahkan dapat dihindarkan dengan diiringi oleh doa serta izin dari sang Pencipta.
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut, kami menyarankan agar pembaca lebih memahami tentang pentingnya memahami tentang etika Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Munir, dkk,. 2016. Pendidikan Pancasila. Jatim: Madani Media.
Kattsoff, Louis O. 1986. Pengantar Filsafat. Dialihbahasakan oleh Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Louiss Okattsoff, pengantar Filsafat, dialihbahasakan oleh Soejono Soemargono, tiara wacana, Yogyakarta, 1986, hal.119.
Leave a Reply