Mengenal Biji Kopi Malakaji – Kopi Terbaik daerah Selatan Sulawesi

Daftar Isi

Mengenal Biji Kopi Malakaji – Kopi Terbaik daerah Selatan Sulawesi

Dzargon – Mendengar nama Malakaji, bagi orang Gowa dan Makassar tentu saja langsung teringat dengan kaki Gunung Lompobattang. Daerah dataran Tinggi gowa yang terkenal sebagai daerah subur juga menyimpan sebuah rahasia yang jarang diespos oleh pasar, yakni Kopi Malakaji. Kopi Arabica dari Desa Malakaji tentu saja memiliki cita rasa yang khas yang tidak kalah menarik dengan cita rasa kopi Toraja. Namun karena nama besar Kopi Toraja, orang-orang yang berkunjung ke Makassar, hanya akan terngiang dengan Kopi Toraja.

1. Kopi Malakaji

Kopi Malakaji adalah sebagian besar biji kopi yang berasal dari kelurahan Cikoro dan Rappolemba tang merupakan sentra produksi kopi di daerah Kecamatan Malakaji, Kabupaten Gowa. Bentuk geoegrafis dan Malakaji yang berada di atas gunung dengan ketinggian 1250 sampai 1450 meter diatas permukaan laut. Karakter ketinggian, ketersediaan air dan kesuburan tanah membuat tanaman kopi arabica sangat cocok untuk tumbuh di daerah ini.
Kopi Malakaji yang melalui natural procces tentu saja memiliki cita rasa yang khas, rasa asam yang rendah, rasa manis dari cherry kopi yang melekat dan after testa dengan body yang pas membuat rasa kopi ini dapat disejajarkan dengan kopi-kopi yang lebih terkenal seperti Kopi Toraja Sapan dan Duri Kalaciri. Hanya saja ada beberapa kisah tragis dna permainan oknum yang tidak bertanggung jawab yang membuat brand kopi Malakaji masih sulit bersaing di pasar dan coffee shop di Makassar.
rasa kopi malakaji harga kopi malakaji mudha meriah dan sangat mahal beli saja

2. Ulah Tengkulak dan Kopi Malakaji

Salah satu faktor yang membuat brand kopi Malakaji sulit bersaing adalah adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang merusak “nama” Kopi Malakaji. Salah satu oknum yang paling merusak sistem market adalah Tengkulak.
Berita yang dilansir dari Tribun Makassar, Edisi Sabtu (7/5/2016), yang memberitakan bahwa para tengkulak kebanyakan memborong kopi dari Jeneponto, khususnya dari desa Rumbia. Setelah Stok habis, para Tengkulak ini memberikan label Kopi Malakaji dari kopi yang mereka simpan. Entah Kopi tersebut atau tidak namun menjual kopi dalam waktu yang lama tentu saja jika tidak disertai dengan sistem penyimpanan yang membuat rasa kopi dapat berubah bahkan meningkatkan keasaman. Hasilnya tentu saja buruk bagi nama Variatas kopi Malakaji begitu juga Kopi Rumbia di daerah Jeneponto.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *