SPG Bank CIMb NIaga Pakai Hijab MAnis Agak Jilboob

Mengapa Jadi SPG Harus Berani Tampil Seksi? Berapa Sih Bayarannya?

Berbicara mengenai dunia marketing, sepertinya tidak bisa lepas dari dunai Sales Promotion Girl atau SPG. Dari namanya saja, tentu saja SPG itu haruslah wanita bukan pria, bukan wanita jadi-jadian yang jika malam namanya masih luna, pas siang jadi Lucinta Luna.

Selain harus wanita, seperti ada satu hal lagi yang sulit lepas dari imej seorang wanita yang bekerja sebagai SPG, yup tentu saja haru seberani tampil seksi, cantik, kulit putih dan menggoda. Kalaupun kulitnya hitam, tidak masalah asalkan eksotis, yah hitung-hitung seperti Adinia Wirasti, kulit gelap tapi eksotis minta ampun.

cewek mansi USer SPG cantik dan manis

Lantas mengapa seorang SPG harus tampil seksi?

Untuk menjawab pertanyaan ini sepertinya kita harus balik dulu ke alasan fundamental mengapa SPG harus ada. Tugas SPG tentu saja sebagia ujung tombak dari sebuah proses marketing dimana calon konsumen bisa mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai produk yang ingin dipasarkan.

Jadi jika produk mobil paling tidka harus dijelaskan oleh pakar mobil, kalaupun bukan dari sisi kemampaun mesin atau hal-hal yang bersifat teknis, paling tidak konsumen butuh informasi mengenai fasilitas dna pelayanan apa saja yang ditawarkan oleh mobil ini.

Sekilas memang tidak ada hubungan dengan SPG, namun bisa dibayangkan jika seorang teknisi yang sudah cumal penuh dengan oli bekas yang masuk ke dalam pameran mobil. Alih-alih dapat kesan bagus dari calon konsumen malah akan efek negatif karena menganggap mobil mereka lebih dekat dengan Montir atau lebih cepat rusak.

Lantas kalau dengan cewek bagaimana? Rata-rata produk yang membutuhkan SPG jika diperhatikan dengan seksama adalah produk-produk yang punya kaitan erat dengan cowok, meskipun beberapa produk seperti Susu dan Porduk Kosmetik juga butuh SPG, namun terkadang penampilannya tidak akan seberani dengan produk-produk yang diperuntukkan untuk cowok.

Sebut saja produk seperti Rokok, Motor, Mobil, Teknologi, Gagdget, Rumah, dan Investasi, hampir semuanya akan memnggunakan jasa SPG yang super seksi di tenan-tenan mereka. Tujuannya tentu saja mudah, yakni ingin menarik perhatian dari calon kostumer paling tidak dekat-dekat dulu dengan SPG-nya.

Bisa dikatakan secara sederhana, banyak perusahaan yang menjual tubuh para SPG-nya agar bisa menarik perhatian meskipun tidak dengan arti yang tidak-tidak, namun sedikit banyak tubuh-tubuh SPG inilah yang diharapkan menjadi Magnet bagi pria mendengar penjelasan baru dari podusen.

TAnktop puith seksi dan manis imut

Kalau memang Benar harus Seksi, mengapa banyak wanita yang ingin memamerkan Tubuhnya demi jadi SPG?

Memang sih sulit dipungkiri jika praktek mengekspos tubuh wanita dalam dunai SPG sulit untuk dipisahkan. Beberapa brand memang memiliki aturan ketat dengan menjaga prestise mereka dengan tetap memberikan pakaian yang sesuai standar bagi SPG mereka.

Namun lebih banyak lagi perusahaan yang tidak peduli dengan aturan tersebut, yang penting produk mereka laku. Dunia bisnis memang kejam, bahkan jauh lebih kejam dari ibu tiri. Namun semua itu tentu saja tidak dilakuakn dengan gratis.

Faktanya banyaknya wanita yang berburu peluang menjadi SPG tentu saja karena timbal balik yang mereka harapkan. Seperti penghasilan yang tinggi namun tidak perlu lulus tes ribet seperti ketika ingin menjadi karyawan tetap atau Brand Ambasador.

SPG cantik dan manis pamer Betis indah dan mulus

Cukup dengan berani mengenakan pakaian yang sudah disedikana oleh pihak pengguna jasa, dan rela berdiri berjam-jam, seorang SPG bisa mendapatkan bayaran 1.000.000 rupiah dalam sehari. Paling tidak hal ini sudah berlaku di pameran Indonesia International Mobil Show atau IMMS.

Selain dari itu, banyak wanita yang menggunakan pekerjaan SPG sebagai batu loncatan untuk karir yang lebih cemerlang seperti menjadi model atau artis tanah air. Sebut saja Siva Aprilia dan Baby Margaretha yang sama-sama merangkat dari SPG sampai akhirnya punya nama di tanah air.

Apakah cuman sampai disini? Tentu saja tidak, karena tidak semua SPG itu memiliki tujuan hidup yang jelas, sebagain dari mereka juga kadang gabut dan punya fikiran pendek. SPG menjadi tempat yang paling mumpuni tentunya untuk meningkatkan harga dibandingkan harus nongkrong di pinggir jalan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *