Kisah Misteri – Teror Lagu Gaby

Ada yang tahu atau masih ingat dengan lagu Gaby – Tinggal Kenangan? Lagu yang dirumorkan dapat memanggil hantu ini pernah viral pada masanya. Dan di cerita kali ini, TS akan membagikan cerita yang ada hubungannya dengan lagu tersebut. Langsung saja kita mulai! 

Note: Untuk menghindari kesalahpahaman, mohon baca sampai selesai. 

Pasti kalian pernah mendengar soal isu lagu yang katanya dapat mengundang hantu untuk datang, kan? Ya, lagu Gaby – Tinggal Kenangan merupakan salah satu lagu yang pada kisaran awal 2010-an sempat viral dari mulut ke mulut hingga sosmed yang mengatakan bahwa lagu ini dapat memanggil arwah datang. Aku dan tongkronganku sempat menjadi salah satu yang percaya dengan isu itu bahkan kami mengalami kejadian menyeramkan gara-gara lagu ini.

Ceritanya seperti biasa, malam itu kami sedang kumpul-kumpul malam Minggu di rumahku seperti biasa. Total ada 6 orang yaitu aku (Zul), Iqbal, Raihan, Zaky, dan Aldi. Awalnya kami hanya ngobrol-ngoborl biasa sambil merokok dan memakan kacang. Sesekali kami berbincang banyak hal. Mulai dari gibahin guru, bahas soal sekolah, sampai ngomongin cewek-cewek sekolah yang cantik.

Kami memanfaatkan pelataran dan halaman rumahku yang luas untuk kumpul-kumpul. Saat itu, lagu Pee Wee Gaskins masih berputar di salah satu handphone Nokia milik Zaky. Aku sibuk dengan handphone-ku melihat Facebook dan beberapa SMS yang masuk. Waktu menunjukkan pukul 23:00 malam. Kami kehabisan topik usai membicarakan banyak hal sejak jam 9 malam lalu sampai sekarang.

“Ganti lagu Gaby, Ky!” kata Aldi tiba-tiba bicara.

“Ah ogah, malem-malem gini,” jawab Zaky.

Raihan tertawa kecil. “Lu mau arwahnya dateng ke sini? Hahaha.”

“Itu beneran gak sih?” tanya Aldi.

“Gak tahu, katanya sih bener.”

“Coba kali ya?” Iqbal tiba-tiba menyeletuk.

“Heh, jangan aneh-aneh. Di rumah gue nih!” ujarku mengingatkan mereka.

“Yaelah, Zul. Biar gak sepi nih, lagian tenang aja gak akan dateng kok arwah-arwah itu,” kata Aldi membujukku.

Percuma. Mau aku larang bagaimana pun mereka tidak akan dengar. Dan benar saja, mereka mulia memutar lagu Gaby. Suara gitarnya, vokalnya, semuanya sangat khas. “Pernah ada ….”Penggalan di lirik pertama itu sudah cukup membuatku bergidik. Diam-diam begini, aku jadi salah satu orang yang takut dengan lagu ini. Sial, gara-gara isu yang menyeramkan itu aku jadi takut dengan lagu ini.

“Katanya sih, pacarnya Gaby ini mati karena kecelakaan. Lagu ini untuk dia dan kalo sampai lagu ini diputer, arwahnya bakal dateng,” kata Iqbal yang mulai mendongeng.

“Beneran? Udah ada kejadian?” Aldi bertanya.

Iqbal mengangguk.

“Gimana tuh? Gimana?” Zaky, Aldi dan Raihan penasaran.

“Jadi gini ….” Iqbal pun melanjutkan dongengnya dan menceritakan tentang arwah di lagu Gaby yang katanya mendatangi orang yang memutar lagunya. Entah benar atau tidak.

Aku senang akhirnya mereka mendapatkan topik baru untuk mengobrol. Tapi topik kali ini aku kurang suka. Akhirnya aku hanya diam dan tidak bergabung dengan mereka. Karena memang aku penakut. Jadi aku memasang headset dan memutar lagu Avril Lavigne kesukaanku daripada mendengar cerita mereka.

“Pernah ada … Rasa cinta ….”

“Aldi! Udahlah gak usah dinyanyiin terus!” ucapku menegur Aldi yang semenjak membicarakan lagu itu, kini ia jadi senang menyanyikannya. Dan itu membuatku takut.

“Gak apa-apa, Zul. Gak usah takutlah!” ucap Aldi menjawabku.

Kami begadang sampai subuh. Dan sepanjang malam itu aku beberapa kali mendengar lagu Gaby diputar di handphone Zaky. Mereka juga bercerita dan menyanyikannya sehingga aku lumayan terganggu karena takut.

Singkat cerita, hari senin tiba. Gara-gara mereka tahu aku takut dengan lagu Gaby, Aldi dan yang lainnya terus mengejekku dengan memutar lagu Gaby di dekatku. Lama-lama bukannya takut aku malah jadi gila gara-gara lagu ini terus terngiang-ngiang di kepalaku. Sialnya, di timeline-ku juga sesekali ada postingan soal lagu ini sehingga aku jadi ingat lagi.

Malam harinya, aku mengerjakan PR seperti biasa. Jam sudah menunjukkan pukul 22:00 malam. Rumahku bersebelahan dengan kebun singkong dan pepaya. Kebun itu milik kakekku. Sebuah pohon rambutan besar juga berdiri di pohon tersebut. Dan posisi kamarku berada persis dekat dengan kebun tersebut.

Aku mulai merasa aneh saat mendengar dari luar kamarku ada seorang perempuan bersenandung. Mungkin ibuku kupikir. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, senandungnya kok agak aneh? Ibuku bersenandung tentang lagu yang aku kenal. Aku baru sadar kalau ternyata ibuku bersenandung lagu Gaby. Seketika aku berjalan ke luar kamar untuk memastikan.

“Bu? Ibu nyanyi?” tanyaku pada Ibu yang sedang membantu adikku mengerjakan PR.

Ibuku menoleh dan menggelengkan kepala. “Enggak!”

Aku kembali masuk dengan perasaan aneh. Kembali duduk di meja belajar dan mengerajakan PR. Berusaha melupakan suara senandung itu. Dan lagi-lagi, suara senandung itu terdengar lagi. Sekarang aku yakin, kalau itu bukan ibuku. Karena suaranya berasal dari samping rumah. Ya, dari arah kebun kakekku. Aku berusaha mengabaikannya, mungkin tetangga. Mungkin aku salah dengar, biarkan saja.

“Pernah ada … Rasa cinta ….”

Aku langsung menutup buku dan beranjak ke tempat tidur ketika tiba-tiba tepat dari samping kamarku ada yang bernyanyi penggalan lagu Gaby. Tidak salah lagi, aku tak salah. Suaranya dari kebun samping kamarku. Mungkin dari pohon rambutan yang besar itu. Mataku menatap ke arah jendela kamar yang tertutup gorden. Untung saja tertutup gorden, karena kalau tidak aku bisa melihat ke luar.

“Antara kita ….”

Suara nyanyian wanita itu kembali terdengar. Aku ketakutan dan memejamkan mata. Membaca doa dan berharap bisa tidur. Dan syukurlah, aku bisa tertidur.

Tapi tidurku tidak berlangsung lama. Di jam 01:00 aku terbangun karena angin yang sangat dingin masuk ke kamarku. Lampu kamar pun sudah dimatikan. Dan gorden jendelaku pun terbuka, mungkin karena tiupan angin dari ventilasi. Saat itu aku masih belum ingat dengan kejadian sebelum tidur tadi. Jadi aku pun biasa saja bangun dari tempat tidur dan berjalan ke jendela dengan maksud menutup gordennya kembali. Aku berdiri di depan jendela dan memegang gorden. Posisiku menghadap ke luar jendela.

“Pernah ada … Rasa cinta ….”

“Hah?” Aku yang baru terbangun ini terdiam bingung mendengar suara nyanyian Gaby dari luar.

“Antara kita … Kini tinggal kenangan ….”

Suara itu sangat jelas, seorang perempuan menyanyikannya dari luar sana. Tepatnya dari atas pohon rambutan. Aku yang baru bangun tidak merasa curiga dan langsung melihat ke atas pohon rambutan. Di atas pohon itu aku melihat sesosok perempuan berwajah pucat dengan bagian bawah mata yang menghitam sedang duduk di dahan pohon. Rambutnya gimbal dan mekar, ia juga memakai gaun putih panjang yang sedikit berkibar tertiup angin. Kakinya juga digoyangkan.

“Ingin kulupakan ….”

Sosok wanita menyeramkan itu masih melanjutkan nyanyian lagu Gaby. Kali ini sambil menatap ke arahku dan tersenyum. Senyumannya itu sangat lebar dan menyeramkan, gigi-giginya terlihat runcing dan hitam. Aku pun tersadar itu adalah sosok Kuntilanak penunggu pohon rambutan. Langsung aku tutup gorden dan langsung lompat ke tempat tidur.

“Aaaaaa! Astaghfirullah! Astaghfirullah!” Aku gemetear dan memeluk guling sambil menutupi wajahku. Aku juga sedikit menangis saking ketakutannya.

“Hihihihihi.” Kuntilanak itu terdengar tertawa dari luar sana. “Pernah ada … Rasa cinta ….”

Sialnya selama beberapa menit, Kuntilanak itu terus menyanyikan lagu Gaby seolah-olah sengaja menakut-nakutiku. Ia seakan tahu aku takut dengan lagu itu. Makanya terus dia nyanyikan. Sambil menangis dan ketakutan. Aku terus meringkuk di atas ranjangku dan berharap segera tidur. Syukurlah tak lama aku benar-benar tertidur sehingga bisa lepas dari gangguan itu.

Usai kejadian itu, aku benar-benar menjadi trauma dengan lagu Gaby. Aku sempat bercerita tentang hal in ke seorang teman yang aku percaya. Menurutnya, kejadian itu terjadi karena aku yang terlalu takut dengan lagu Gaby. Sehingga rasa takutku itu dideteksi oleh si Kuntilanak. Dan Kuntilanak itu sengaja memakai lagu Gaby sebagai alat untuk menakut-nakutiku. Jadi salahnya memang di diriku yang terlalu takut sehingga rasa takutku ini dimanfaatkan oleh makhluk itu.

Jadi dari kisahku ini aku belajar untuk tidak terlalu takut akan sesuatu. Jangan sampai rasa takut kita malah dimanfaatkan oleh makhluk halus di sekitar kita untuk mengganggu kita. Jangan tunjukkan perasaan takut dan lemah kepada jin dan syaitan.

Tamat

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *