Daftar Isi
Viral is Everything – Meski Urat Malu Telah Putus dan Lebay menjadi Hal yang Lumrah
Dzargon – Pertumbuhan pengguna Media Sosial di Indonesia terbukti sangat ampuh merubah budaya Indonesia. Coba saja liat dan perhatikan dengan seksama fenomena yang lagi trend di media sosial seperti Youtuber dan Selebgram wanna be yang tumbuh seperti jamur di musim hujan. Tidak dapat dipungkiri, beberapa dari mereka memang kreatif dan menyediakan konten yang layak untuk ditonton namun jauh lebih banyak selebgram wanna be dan Yotuber alay yang menyediakan Tontonan tidak layak.
Media Sosial saat ini sedang sakit, belum lagi melawan Hoax, Para pengguna Media Sosial saat ini cenderung mengejar Viral tidak peduli apakah Viral tersebut berasal dari hal yang positif atau cenderung alay dan sampai membahayakan diri. Sebut saja salah satu korbannya adalah pemuda China, Wu Yong Ming yang mengejar Follower sampai harus mati karena gagal teknis saat lompat dari gedung tinggi.
Iming-iming popularitas dan uang yang banyak saat menjadi Viral membuat banyak pemuda kehilangan akal sehat. Jadi jangan heran jika hari ini di Media Sosial bertebaran kelakukaan anak muda konyol dan cenderung bodoh, jauh berbeda dengan kekonyolan yang ditawarkan oleh Warkop DKI yang lebih berisi dan mendidik.
Semakin Konyol Semakin Laris
Kenyataannya mereka sebenarnya korban dari Masyarakat Sosmed yang lebih senang dengan konten oon dan dengan mudah membagikan kontent tersebut supaya menjadi bahan tertawaan, dari setiap tawa yang kalian keluarkan adalah uang bagi mereka atau bisa jadi kebodohan bagi mereka, yang mana saja boleh. Hasilnya semakin hari semakin banyak orang yang menjadi gila dan tidak tau diri di Media Sosial.
Intinya, semakin konyol tingkah mereka di Medsos semakin besar peluang untuk terkenal. Gadget menjadi penyebab utama di mana hampir setiap orang sudah memilikinya. Kelakar yang dulu hanya terjadi saat bercengkrama dengan teman dan terhenti di sana saat ini bisa direkam dengan mudah, upload dan tunggu beberapa saat sampai orang lain mengikuti kebodohan tersebut.
Internet tentu saja memberikan kemudahan bagi siapa saja mengakses informasi yang menjadi jendela dunia, hanya saja Internet itu ibarat pisau yang jika dipakai dengan bijak bisa menghasilkan irisan daging sushi yang lezat, namun jika teledor mungkin sayatan di tangan adalah hal pedih yang tidak seberapa bodohnya jika Pisau tersebut digunakan untuk membunuh orang lain.
Netizen Cerdas
Sekumpulan Idiot tentu saja akan memilih idiot yang lain, sedangkan sekumpulan orang cerdas akan lebih berhati-hati dan menimbang setiap yang dibicarakan. Tidak cara yang paling ampuh untuk mencegah hal ini semakin buruk. Hal yang dilakukan untuk mencegah generasi bangsa kita lebih bodoh lagi di Media Sosial, kecuali Netizen yang cerdas.
Teori Deman and Suply sangat bekerja di sini, dimana permintaan akan kontent-kontent konyol semakin banyak membuat para penyedia kontent idiot juga tumbuh dengan subur. Hasilnya Para Penyedia konten berisi dan cerdas terpinggirkan.
Mari kita mengambil contoh, MTV yang dulu pernah ada di Indonesia memberikan ruang bagi para musisi tanah air yang layak untuk didengar karena kualitas, kini sudah hilang karena rating yang rendah sehingga sponsor tidak mau lagi membiayai on air MTV di Indonesia. Penonton Indonesia lebih banyak dan lebih suka dengan acar musik Alay yang cuci kering kucek sambil goyang dan mengandalkan MC tidak karuan asal cakep dan cantik di Televis. Menebar sedikit sensasi sehingga sangat sulit membedakan acara musik dan rumpi ala Artis melalui frekuensi Publik.
Leave a Reply