Istilah Makanan Dalam Bahasa Makassar Yang Hampir Tergerus Jaman

Istilah Makanan Dalam Bahasa Makassar Yang Hampir Tergerus Jaman.

Dzargon. Makanan adalah bagian terpenting dalam hidup manusia, setelah oksigen, air, uang, harta, tahta dan wanita. Maaf, hanya bercanda. Maksudnya bagian dari kebudayaan Makassar Makan memiliki nilai dan sejarah tersendiri. Pada artikel saya ingin mencoba menjelaskan beberapa istilah yang terkenal dengan budaya Makassar yang berkaitan dengan makan dan makanan.
Resep ikan masak kuning
Pallu Ce’la
Makan dalam beberapa Istilah Makassar.
Secara umum beberapa orang Makassar yang saat ini tinggal di daerah penutur bahasa Makassar Laikang dan Turatea seperti Maros, Makassar, Gowa, Malakaji, dan Sinjai Selatan (konjo), Takalar, dan Je’neponto hanya mengenal satu istilah untuk kata makan yang dikenal secara luas yakni Kanre atau Angganre. Hanya sebagian kecil orang tua yang masih mengenal istilah makan dalam beberapa kata yang juga memiliki tingkatan penggunaan. nah berikut ini saya akan mencoba menjelaskan kata Makan, berdasarkan pengalaman saya dalam beberapa kesempatan dan kunjungan di rumah teman diberbagai daerah. 
Anganre’ ,- Angre’ berasal dari kata Kanre atau makan. Pada umunya bahasa ini yang paling terkenal dalam pergaulan suku makassar. Kanre secara harfiah berarti makanan, nasi atau apapun jenisnya mulai dari makanan berat sampai makanan ringan. Tingkat penggunaan bahasa ini tidak kasar dan juga tidak halus.
Akkaddo’ ,- Sama seperti Anganre, A’Kaddo’ merupakan bahasa makassar yang yang digunakan hampir secara luas. Namun pada penggunaannya a’kaddo memiliki makna yang lebih halus dan menghormati lawan bisara sebagai orang yang dituakan. A’kaddo’ berasal dari kata Ka’ddokan yang berarti lauk pauk. Pada penggunaanya a’kaddo bisa digunakan untuk makan yang menggunakan lauk pauk.
A’pa’balle’ ,- A’pa’balle berasal dari kata pa’balle yang dari asal kata penawar atau obat. Orang sakit biasanya akan di beri pa’balle agar sembuh. Dibeberapa bagian daerah Makassar, Pa’balle biasa digunakan untuk merujuk pada makan. Namun sangat jarang digunakan. Saya sendiri beberapa kali menemukan istilah di daerah Polong Bangkeng, Takalar, Sekitar wilayah Galesong dan beberapa tempat di Bajeng Barat, Gowa.

A’lamba-lamba’ ,- A’lamba-lamba adalah kata yang digunakan oleh orang Makassar untuk mengajak sarapan. A’lamba’-lamba’ pada masa kini sudah jarang digunakan dan biasanya digantikan dengan istilah “Nganre Baribbasa”.
A’bettese’ ,- A’bettese bisa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sikat habis yang berkaitan dengan makan. A’bettese pertama kali saya dengan pada saat kunjungan ke tempat taman saya yang berada di sekitar Pallanga dalam, kabupetn Gowa. Sekarang daerah ini terdapat kebun Tebuh yang luas untuk pabrik Gula takalar dan juga Institute Pmerintahaan Dalam Negeri atau IPDN. Pada beberapa kesempatan saya juga menemukan penggunaan kata bettese di Takalar bagian Manya’mpa dan Bajeng timur. Istilah ditunjukkan untuk teman sejawat atau orang yang lebih mudah dengan intonasi agak kasar.  Dalam hal ini semakin kasar dua orang yang berteman saling memanggil berarti mereka adalah sahabat dekat.
A’ca’ma-ca’ma ,- A’ca’ma-ca’ma berasal dari kata a’ca’ma atau mengunyah. Dalam hal ini mengunyah berarti makan tetapi bukan makanan berat. Sejenis mengemil dalam bahasa Indonesia. Biasanya a’ca’ma-ca’ma digunakan pada saat orang Makassar nongkrong depan rumah sambil makan beberapa pengana ringan seperti kue dan atau kacang goreng.
Taeb ki allei sai anjo canggorenga lalang palesea na nia tong ni ca’ma-ca’ma antayangi i baso.
Sambota ,- Sambota’ adalah sebuah teknik atau cara memakan makanan dalam keadaan rakus. Biasanya diartikan untuk orang makan dengan cepat dan menghabiskan makannay tanpa memperhatikan norma kesopanan pada saat makan.
Intak kamma lebba, nusambotaji anjo kanrea’
Pa’nyi ,- Pa’nyi juga salah satu istilah dalam bahasa Makassar yang merujuk pada cara memakan sesuatu. Pa’nyi biasanya digunakan untuk cara memakan buah-buahan tanpa mengupas kulitnya, dalam kasus ini memakan mangga. Jadi Mangga masak dimakan dengan cara langsung menggigit tanpa mengupas pisau terlebih dahulu.
Pa’nyimi anjo taipayya tena nia lading ku erang.
Lepa’ ,- Lepa berarti menjilat dengan menggunakan lidah, biasanya lepa’ digunakan pada saat seseorang memakan permen atau mencoba sesuatu dengan menggunakan lidah.
A’llu Butere’ ,- A’lu butere dapat diartikan menelan bulat-bulat tanpa mengunyah makan terlebih dahulu. Istilah sering digunakan untuk makan obat, cabai hijau dan sesuatu yang dikonsumsi dengan perasaan terpaksa.
Biki-biki,- Biki-biki artinya memakan makan sedikit demi sedikit sehingga makanan yang dimakan akan habis dalam waktu yang jauh lebih lama dari pada waktu normal orang makan.
Itta-itta,- Itta-itta diartikan sebagai proses makan makanan dalam keadaan mentah. Misalnya Pada saat seorang makan potongan daging yang seharusnya di buat untuk coto akan tetapi dimakan pada saat daging sudah masak tanpa kuah.
Kota’,- Kota’ adalah kegiatan mengunyah makanan, berbeda dengan a’ca’ma, kota tidak tidak bisa diartikan sebagai kegiatan memakan, hanya pada sampai mengunyah makanan. Untuk lebih mudahnya, permen karet adalah sesuatu yang di Kota’ bukan di ca’ma.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *