Fotografi model bukan hanya tentang memotret seseorang yang berpose di depan kamera. Lebih dari itu, ia adalah seni menangkap karisma, ekspresi, dan cerita yang muncul dari seorang model. Setiap jepretan adalah kolaborasi antara fotografer, model, cahaya, dan suasana. Tidak heran jika fotografi model menjadi salah satu genre yang paling diminati baik oleh fotografer profesional maupun pehobi.


Daftar Isi
Fotografi Model
Fotografi model (model photography) adalah jenis pemotretan yang fokus pada manusia sebagai subjek utama—baik untuk tujuan fashion, beauty, editorial, katalog, hingga foto komersial. Dalam genre ini, model tidak hanya menjadi “objek” tetapi juga “narator visual” yang menghidupkan konsep pemotretan.
A. Kunci Utama dalam Fotografi Model
Untuk menghasilkan foto model yang kuat dan menarik, beberapa aspek penting perlu diperhatikan:
a. Komunikasi
Model yang nyaman akan tampil lebih ekspresif. Fotografer harus mampu membangun suasana yang santai, memberikan arahan pose, dan sesekali memberi pujian agar model percaya diri.
b. Pencahayaan
Cahaya adalah nyawa dalam fotografi. Dalam pemotretan model, pencahayaan natural bisa memberikan hasil yang lembut dan dramatis, sementara pencahayaan studio lebih terkontrol dan cocok untuk kebutuhan fashion atau komersial.
c. Pose dan Gestur
Pose bukan sekadar postur. Ia adalah bahasa tubuh yang menceritakan perasaan—anggun, kuat, misterius, atau ceria. Fotografer sering menyiapkan moodboard untuk membantu model memahami konsep pose yang diinginkan.
d. Styling dan Makeup
Wardrobe, makeup, dan hairdo menentukan nuansa foto secara keseluruhan. Pemotretan beauty biasanya fokus pada makeup detail, sementara fashion lebih menonjolkan pakaian dan aksesori.
e. Lokasi dan Konsep
Seting yang tepat akan memperkuat karakter foto. Bisa di studio, outdoor, atau tempat unik seperti bangunan tua, pantai, atau kafe estetik.
B. Jenis-Jenis Fotografi Model
a. Fashion Photography
Menonjolkan pakaian dan tren fashion terbaru. Banyak diaplikasikan dalam majalah, editorial, dan iklan.
b. Beauty Photography
Fokus pada wajah, makeup, dan detail kulit. Biasanya menggunakan close-up dan pencahayaan yang halus.
c. Lifestyle Photography
Lebih natural, menggambarkan aktivitas sehari-hari model. Cocok untuk brand yang menonjolkan kehangatan dan kesederhanaan.
d. Commercial Model Photography
Bertujuan untuk iklan produk atau layanan. Konsepnya disesuaikan dengan brand image.
e. Artistic/Conceptual
Lebih eksperimental, menggabungkan unsur seni seperti warna ekstrem, pose unik, atau properti yang tidak biasa.
C. Tips untuk Pemula
Jika Anda baru mulai mencoba fotografi model, berikut tips sederhana namun efektif:
- Gunakan cahaya natural dulu sebelum terjun ke lighting studio.
- Belajar memberikan arahan pose sederhana seperti S-curve dan C-curve.
- Mulai dengan lensa 50mm atau 85mm untuk hasil potret yang natural.
- Buat suasana nyaman—pemotretan terbaik terjadi saat model merasa rileks.
- Jangan lupa eksplor angle; sedikit menurunkan atau menaikkan sudut kamera bisa memberi kesan yang berbeda.
Fotografi model adalah dunia yang dinamis, kreatif, dan penuh tantangan. Setiap sesi pemotretan adalah cerita baru yang akan menjadi karya visual unik. Dengan pemahaman akan pencahayaan, pose, konsep, dan komunikasi, siapa pun bisa menghasilkan foto model yang menawan.
Fotografi Model
assalamulaikum para pembaca EPICENTRUM..
dah lama nih aku gak sharing masalah Fotografi,,terakhir kalu gak salah bahas Fotografi Makro ya..
nah sekarang aku iseng-iseng nyobain jadi fotografer model,,tapi sebelum ke pembahasan kita kenalan dulu sama yang namanya fotografi model..
dari namanya aja udah jelas “Fotografi Model”,,pasti objek atau yang menjadi point of view nya adalah seorang model yang dalam hal ini tentu saja adalah “manusia” yang memeragakan sesuatau (itu pengertian menurut aku sendiri lho,hehe)
Nah sebenarnya memotret model (modeling photography), teknik dasarnya hampir sama dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya tentu saja seperti yang udah aku tulis tadi, adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua. Banyak sekali unsur yang mempengaruhi hasil kita ketika memotret manusia.
oleh karena itu, berikut beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat memotret model atau manusia, yaitu antara lain: Kondisi si Model, Kostum & Make Up, Lokasi, Lighting, Angle & Komposisi, dan Komunikasi.
Sebelum bicara banyak soal si model, ada beberapa faktor utama yang menjadi penilaian utama dalam memotret manusia, antara lain: pose model, ekspresi, lokasi, komposisi, angle, costum, wardrop, makeup, background yang mendukung, dan lighting yang tepat!
poin 1: Kondisi si Model

Nah, sekarang, bicara soal kondisi si model. Foto model yang baik adalah foto yang memiliki mood yang baik. Kondisi ini bisa dipilah lagi menjadi, keadaan fisik si model (seperti postur tubuh, tinggi rendah tubuh si model) dan kondisi mental (seperti mood si model, ekspresi wajah, keahlian pose si model). Hal tersebut akan sangat mempengaruhi baik buruknya foto yang akan kita hasilkan.
Model yang baik adalah yang memiliki komitmen kuat akan pekerjaannya. Dalam kondisi apapun, ketika sedang dalam masa pemotretan dia akan mengatur mood-nya sendiri. Walaupun sedang ada masalah, dia akan tetap ceria dan menarik jika sampai di lokasi pemotretan. Model yang baik juga akan mudah sekali menyesuaikan pose dan ekspresinya dengan tema yang dibutuhkan oleh fotografer. Tetapi, terkadang, peran fotografer juga sangat penting di sini. Kita sebagai fotografer juga harus pintar dalam mengatur pose dan ekspresi model kita.
Hal ini terkecuali untuk motret manusia untuk candid, journalistic atau street photography, fotografer akan sangat tergantung pada moment dan kondisi yang tepat pada saat itu. Moment yang tepat, timing yang pas, dan kondisi yang baik adalah anugerah terindah bagi fotografer.
poin 2: Kostum dan Meke up
pakaian yang digunakan oleh si model. Carilah pakaian atau konstum yang tepat untuk model. Buat dia nyaman ketika memakai pakaian tersebut. Jangan sampai si model merasa bajunya terlalu ketat, terlalu kecil, atau terlalu besar dsb. Hal ini akan bisa mempengaruhi pose dan ekspresi si model.
Begitu juga dengan make-up-nya. Tukang make-up yang baik pasti akan tahu seperti apa dia akan buat wajah si model yang sesuai dengan tema yang diinginkan fotografer. Berhatihatilah soal kostum dan make-up ini, karena akan sangat mempengaruhi hasil foto kita.
poin 3: Lokasi
Mengapa lokasi? Karena akan dapat mendukung atau tidak dengan tema yang diinginkan oleh kita selaku fotografer. Carilah lokasi yang tepat dengan tema yang kita inginkan. Sebagai contoh, jika foto yang kita inginkan adalah foto fashion, maka carilah lokasi yang backgroundnya tidak terlalu ramai karena yang akan kita tonjolkan (POI) adalah pakaian yang digunakan oleh si model.
Oh iya, lokasi ekstrim, yang sinar mataharinya terlalu panas, atau udaranya terlalu dingin, juga akan mempengaruhi kenyamanan si model. Sehingga, carilah waktu dan lokasi yang tepat!
poin 4: Lighting
Mengapa lighting? Karena ada teori yang mengatakan bahwa, cahaya yang keras (hard lighting) lebih tepat untuk lelaki, sedangkan cahaya yang lembut (soft lighting) tepat untuk wanita. Foto fashion juga membutuhkan pencahayaan yang tepat agar dapat memunculkan detil baju atau pakaian yang akan kita promosikan. Ambillah keputusan yang tepat untuk soal cahaya ini.
poin 5: Ketepatan olahan pasca pemotretan
Hal berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah olahan (digital imaging) pasca pemotretan. Pada saat tertentu, sesuai kebutuhan konsumen, kita kadang perlu mengolah sedikit maupun banyak akan hasil kita. Perhatikan secara menyeluruh dan detil foto yang telah kita hasilkan. Perlukan tone warna perlu kita ubah? Banyak atau tidak jerawat si model? Jangan sampai si model dan konsumen kita merasa
jadi jelek, kegendutan, banyak jerawat setelah melihat hasil jepretan kita.
Selanjutnya untuk foto fashion, sudah cukup tepatkah warna/tone pakaian (fashion) yang dikenakan oleh si model? Berdasarkan pengalaman saya, berhati-hatilan soal ini. Jangan sampai warna baju atau pakaian yang seharusnya menjadi jualan konsumen kita berubah warnanya. Bisa marah-marah nanti konsumen kita!
poin 6: Pengambilan angle dan komposisi

Hal ini soal teknis dan sangat penting. Tips yang paling mudah adalah, potretlah obyek kita sejajar dengan obyeknya. Jangan gunakan low angle atau dari atas. Dengan begitu, foto yang kita hasilkan akan sama dengan obyek yang kita foto. Memang, low angle tepat untuk model pria (man model) dan akan membuat si model yang kita foto menjadi lebih tinggi dan gagah.
Namun, untuk foto fashion hal ini kurang tepat karena akan terjadi distorsi pada pakaian yang digunakan si model. Untuk foto model, kita harus jeli dengan detil si model. Terkadang, pada wajah atau badan model memiliki spesifikasi tertentu. Kadang, ada model yang di foto dari kiri kurang bagus, tapi jika di foto dari kanan akan lebih ganteng atau cantik. Perhatikan detil si model, mulai dari rambut sampai ujung kaki. Sehingga, berhati-hatilah dengan angle dan komposisi ini. Pikirkan dengan baik tema yang akan kita inginkan!
poin 7: Pemilihan lensa kamera
nah yang satu ini juga gak kalah penting yaitu lensa apa yang cocok digunakan untuk fotografi model,,buat para pengguna kamera SLR/DSLR hal ini sangatlah berpengaruh,,karena akan menentukan hasil jepretan,,biasanya lensa yang digunakan adalah lensa Fix dengan panjang fokal 50 mm hingga 135 mm dan bukaan diafragma yang cukup besar sekitar f:2 atau f:1.8,,karena dengan begutu akan menciptakan efek bokeh yang sering diharapkan menghiasai pemotertan.


