Anoa: Hewan Endemik Sulawesi Selatan yang Terancam Punah

Anoa: Fauna Endemik Sulawesi Selatan yang Terancam Punah

Dzargon. Anoa atau kerabu hutan bahkan dalam bahasa inggris disebut “Sapiutan” adalah hewan endemik Sulawesi jan juga maskot dari provinsi Sulawesi Tenggara. Hewan ini dikategorikan sebagai hewan peralihan berdasarkan daerah pesebaran hewan ini. Anoa sudah masuk dalam daftar hewan yang terancam punah sejak tahun 196o dan sejak tahun 2010 populasinya menurun sangat drastis. Saat ini diperkirakan ada sekitar 5000 ekor Anoa yang berkeliaran bebas di hutan-hutan alami Sulawesi termasuk di daerah Poso. Hewan yang menyerupai kerbau dengan ukuran lebih kecil ini diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya. 
Anoa terbagi atas dua jenis yakni Anoa Gunung atau Bubalus quarlesi dan juga anoa dataran rendah yakni Bubalus depressicornis. Hewan yang memiliki sifat Agresif terhadap hewan lain dan juga manusia, sangat sulit untuk dijinakkan sebagai hewan ternak (Domestikasi). Kedua spesies Anoa sama-sama hidup di hutan liar yang belum disentuh oleh manusia.
Anoa dapat dibedakan melalui ciri-ciri morfologi dimana Anoa dataran rendah memiliki tanduk yang relatif lebih kecil dan melingkar, ekor lebih pendek dan lembut sedangkan Anoa gunung memiliki badan yang lebih besar meskipun masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan kerbau, ekor yang lebih panjang dan memiliki tanduk kasar berbentuk penampang segitiga. Ana memiliki berat tubuh rata-ratat 150 sapai dengan 300 kg dengan penampilan fisik yang sangat mirip dengan kerbau. Tinggi badan bisa tumbuh sampai 75 cm. Usaha pemerintah-pemerintah daerah di Sulawesi untuk melindungi Anoa dilakukan dengan cara pembangunan dan penentuan lokasi hutan dan penakaran Anoa. 

Habitat Anoa

Anoa adalah jenis hewan yang tidak begitu menyukai berkubang seperti Kerbau, namun Anoa banyak tersebar di daerah berawa, dataran tinggi, hitan Tropis dan Sabana. Anoa merupakan hewan yang hidup semi soliter dengan lokasi yang sering berpindah-pindah. Salah satu cara Anoa melindungi dirinya dari pemangsa ialah menceburkan dirinya ke dalam Rawa-rawa atau dalam keadaan tertentu Anoa akan menanduk lawannya.

Meskipun memiliki bentuk yang sangat mirip dengan kerbau dan sapi, Anoa adalah hewan yang hidup semi Soliter dan tidak bergerak secara berkelompok. Pada saat musim kawin Anoa akan hidup bersama sempai si betina melahirkan. Anoa merupakan hewan berdarah panas dengan kecenderungan menyukai udara dingin. Anoa sangat aktif pada siang sampai sore hari. Salah satu cara yang paling sering dilakukan Anoa adalah berendam di lumpur atau air untuk mendinginkan suhu tubuhnya.

Kerbau kecil

Makanan Utama Anoa

Anoa termasuk hewan Herbivora berdasarkan urutan dan susunan giginya. Di Alam bebas, Anoa memakan makana Aquatic atau yang cenderung berari seperti pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan dan umbi-umbian. Pada keadaan Anoa daratan meminum air laut untuk memenuhi kebutuhan Mineral dan garam pada tubuhnya sedangkan Anoa gunung cenderung menjilati kulit dan daun yang memiliki kandungan garam kecil.

Proses Reproduksi Anoa

Anoa mengalami fase matang atau siap untuk bereproduksi pada usia 3 tahun dengan angka harapan hidup dari 20 sampai 25 tahun. Periode kehamilan Anoa terjadi dari selang 276 hari sampai dengan 315 hari jauh lebih lama dari manusia yang hanya berkisar 280 hari. Anoa hanya bisa melahirkan satu ekor anak setiap kali melahirkan sangat berbeda dengan kerbau yang kadang melahirkan dua sampai tiga anak. Ukuran Rahim dan bentuk morfologi yang kecil ditengarai sebagai penyebabnya. Bayi Anao yang baru lahir memiliki warna bulu cokelat keemasan atau kekuningkuningan dan bentuk yang sangat gebal. Warna gelap didapatkan seiring dengan pertumbuhan dari Anak Anoa sampai akhirnya kehilangan warna cerah sama sekali ketika dewasa.

Proses Kerbau Melahirkan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *