Dzargon – Jepang adalah negara yang super unik dengan beragam kebudayaan yang bisa saja bersifat cultural dan juga hanya dari sisi urban. Salah satu dari budaya yang terkenal tersebut adalah Zettai ryōiki.
Daftar Isi
Apa Itu Zettai ryōiki?
Zettai ryōiki (絶 対 領域) secara harfiah dapat diartikan sebagai wilayah mutlak atau Absolut. Wilayah ini sebenarnya daerah pada area kulit pada daerah antara ujung rok mini/hot pant dan kaus kaki panjang di atas lutut. Wilayah ini tentu saja adalah wilayah menurut para otaku adalah wilayah yang wajib dipamerkan.
Kata ini pertama kali diperkenalkan melalui bahasa gaul Outa-ku yang merujuk pakaian yang dikenakan oleh karakter anime dan mangan Moe. Namun karena dianggap keren, remaja Putri Jepang terlihat sering mengenakan trend ini di depan umum.
Penyebutan Zettai ryōiki
Penyebutan istilah Zettai ryōiki adalah plesetan dari bahasa asli Jepang, namun hal ini bukan senagaj diplesetkan begitu saja tapi merupakan perpaduan antara akronim, bahasa serapan dan juga friksi bahasa.
Mereka paling tidak adalah negara yang memiliki fluktuasi bahasa tingkat tinggi, karena tulisan yang sama ada kemungkinan di baca berbeda, dalam artian sesungguhnya. Berbeda dengan bahasa inggris yang memang cara bacanya saja yang bebeda dengan huruf latin.
Sebut saja contohnya, milsanya kanji 食, secara harfiah bisa dibaca sebagai “Makan”. Kanji ini disebut sabagai “Tabe”, hanya saja dalam kondisi tertentu kanji ini bisa berarti “Ku”. Hal ini bergantung dari feonetik yang mengikuti 食. Jika 食 tidak bertemu dengan fonetik maka bacanya jadi Shoku.
Selain hal tersebut apalagi yang unik dari Jepang? Yah apalagi kalau bukan negara dengan penduduk Fetish paling ekstrem di dunia. Fetish di negeri matahari terbit ini sepertinya tanpa batas.
Jika dua karakter diatas digabungkan maka di Jepang ada perayaan Haru Paha Nasional.
Hari paha jatuh pada tanggal 28 November yang dirayakan sebagai hari kaos kaki setinggi lutut atau High-Kneeshock Day.
Loh mengapa bisa demikian?
Pada tanggal 28 November atau diplesetkan menjadi 11-28, angka ini bisa dipisahkan menjadi 1-1-2-8. 1 sebenarnya dibaca Ichi, namun bisa juga dituliskan dalam simbol romawi dengan huruf i, jadi 1-1, juga dapat dibaca ii. Angka dua dalam bahasa Jepang disebut Ni, sedangkan 8 dikenal dengan nama Hachi. Orang jepang juga biasa menyingkatnya dengan sebutan Hai.
Jika 11-28 dilafalkan dalam bentuk 1-1-2-8 bisa disebutkan dengan “ii ni hai”. Jika ii dituliskan dalam google translate maka secara harfiah dalam bahasa inggris artinya Good, sedangkan ni itu adalah bunyi dari kata Knee dalam bahasa inggris, begitu pula dengan Hai yang merupakan pelafalan kata High.
Jadi 1128 itu bisa diartikan “Good Knee High” atau kaos kaki di atas mata kaki.
Dalam gaya hidup remaja Jepang, khususnya yang milenial, gaya dikenal dengan sebutan Zettai Ryouiki yang artinya Teritori Absolut. Zettai Ryouiki merupakan area paha yang secara langsung terkekspos karena stokking atau kaos kaki yang dikenakan berada di atas lutut.
Pengenaannya pun tidak sembarangan tapi juga ada perbandingan mutlak yakni 4:1:2,5 yakni 4 untuk panjang rok mini, 1 untuk Zettau Ryouiki dan 2,5 untuk panjang kaos kaki di atas lutut.
Gimana udah mumet bukan? Bahkan untuk memamerkan paha mulus, gadis Jepang harus belajar matematika dan bahasa terlebih dahulu, tidak sembarangan main comot hot pant macam cabe-cabean di Indonesia.
Nah penasaran bagaimana penampakan gadis Jepang memperingati hari paha? Berikut ini kumpulan gaya Zattau Ryoiki remaja Jepang.
Selain Jepang, sebenarnya budaya Zettai ryōiki sudah lebih dulu dilakukan oleh kartun kartun di Amerika, sebut saja salah satu tokoh Scooby Doo yakni Velma yang dikenal mengenakan rok mini dengan kaos kaki panjang cupu tapi seksi.
Akhir Kata
Nah itu dia seputar Hari Paha Nasional di Jepang, sebanarnya hari ini tidak pernah diperingati secara resmi di Jepang, namun kebanyakan gadis-gadis di jepang melakukan kesepakatan yang tidak tertulis tersebut hampir di semua prefektur di Jepang, padahal hari itu harusnya mereka mengenakan pakaian tertutup karena waktu tersebut adalah musim dingin.
Gimana kalau ini diterapkan di Indonesia? Apakah agan-agan setuju? Yah tentu saja dengan modifikasi sesuai dengan budaya kita. Bisa kena Takling Papa T Boob mungkin ya.
Leave a Reply