FIne Art dan Fotografi Bodypart

Laporan Studi Tanggapan Masyarakat Fine Art Nude dan Body Part

Fine Art Nude dan Body Part menjadi salah satu perdebatan panjang. Tidak hanya di kalangan fotografer dan model tapi juga di kalangan masyarakat. Ada pihak yang setuju dengan nilai Fine Art dari seni yang berada di batas Baik dan Benar ini, namun tidak sedikit juga yang anti dengan menentang kegiatan ini.

Fine Art Fotografi Nude dan Body Part

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam menanggapi berbagai isu yang sedang hangat diperbincangkan, seringkali kita mempunyai pemahaman, tanggapan, atau pendapat yang berbeda dengan orang-orang di sekitar kita. Itu semua dapat dikatakan sebagai persepsi.

Maka, melihat adanya kasus pro dan kontra antara seni fotografi atau pornografi-kah foto fine art nude & body part tersebut, dalam rangka sama-sama belajar kami bermaksud untuk menyampaikan persepi dari tokoh-tokoh yang kami anggap cukup berkompeten untuk menjadi narasumber atau objek studi kasus kami dalam menanggapi suatu karya yang tak jarang dianggap sebagai suatu kesalahan oleh sebagian pihak.

Pada kesempatan ini, baik terdapat dalam materi makalah kami, maupun saat kami berpresentasi, kami tidak bermaksud untuk menyampingkan peran, profesi, maupun faktor biologis lainnya orang-orang yang terlibat dalam studi kasus kami. Adapun studi kasus yang akan kami paparkan adalah pengertian, perbedaan, dan makna dari sebuah karya dua dimensi, Foto Fine Art Nude dan Body Part.

B. Rumusan Masalah

  1. Seni fotografi atau pornografi kah foto fine art nude & body part?
  2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap foto tersebut?

Bab II. Landasan Teori

a)    Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). (Desiderato, 1976 : 129).

b)    Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.

Faktor-faktor Struktural yang  Menentukan Persepsi

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

Bab III. Metode Studi Kasus

A. Responden

Responden dalam Penelitian dipilih dengan pendekatan purposive dimana responden yang memiliki hubungan dengan pekerjaan atau pelaku fotografi dan budaya.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Respon Objek

NoRespondenTanggapanTendensi
1RP – Fotografer, Owner Studi Fotokalau untuk Nudenya sendiri secara bahasa artinya telanjang saja. Cuma yang saya tahu, yang kita kerjakan itu nudenya art. Dan kalau dalam fotografi kita kan basicnya seni, mau komersil pun tetap saja harus ada unsur seninya juga. seninya itu estetik, seperti keindahan, kecantikan, atau sesuatu yang bagus dan menarik. Walaupun terkadang nilai keindahannya itu masih subjektif. Nah, kalau subjektifnya saya sih berdasarkan pengalaman adalah yang kita lakukan itu mencari keindahan, mencari sebuah seni estetika dari sebuah objek. Objeknya dalam hal ini manusia tanpa busanaSetuju
2AB – Jurnalis Seni dan BudayaJika mengacu pada khasanah seni dan budaya Indonesia, foto nude atau foto sejenisnya yang memperlihatkan bagian-bagian vital (aurat) si model tentu sangat tidak pantas dipublikasikan di Negara kita. Terlepas dari apapun alasan dan tujuan foto tersebut dibuat, baik itu foto produk, foto-foto dalam jurnal pengetahuan, selama itu memperlihatkan aurat tetap saja tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Tanpa membuat foto seperti itu saja, seorang fotografer yang baik harusnya bisa menghasilkan foto yang baik pula, tanpa mengumbar sensualitas objek.Setuju
4FJ – JurnalisMenurut saya sih foto seperti nude itu ga penting. Tapi kalau memang fotonya sesuai kebutuhan ya ga apa-apa, sah-sah saja. Tapi kalau hanya untuk iseng, belajar motret, ya ga penting. Masih banyak foto atau objek lain yang lebih baik di potretTidak Setuju
5VM – Model dan Executive Promotion GirlSebenarnya saya juga ngga berprofesi ke arah situ. Karena ngga ada tujuan komersil awalnya. Cuma karena saya penyuka seni dan berani bereksplorasi.

Ada yg menunjukkan keseksian ada juga yg tidak. Tergantung gerak badan atau pose. Terus angle yg diambil fotografernya juga berpengaruh. Bagian-bagian mana aja yg dishoot juga. Walaupun semuanya dilakukan nude, tapi kalau fotografernya ngga mau ngasih kesan seksi, jadinya fotonya ngga kelihatan seksi pas dilihat. Yang saya lakukan selama ini, mungkin ada yg kelihatan seksi tapi menurut saya masih dalam batas wajar. Toh ngga mempertontonkan bagian-bagian vital. Dan kalau penilaian seksi atau ga nya itu kembali ke subjektifitas masing-masing.
Setuju

B. Pembahasan

A. Fotografi dan Foto Nude

Fotografi berasal dari bahasa Latin yaitu: photos adalah cahaya, sinar. Sedang graphein berarti tulisan, gambar atau disain bentuk. Jadi, fotografi secara luas adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan cahaya. Gambar mati atau lukisan yang didapat melalui proses penyinaran dengan menggunakan cahaya.

Fotografi memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah jenis Foto NudeNude merupakan foto telanjang. Mengabadikan anatomi tubuh, yang dalam tampilannya  memperlihatkan makna keindahan ciptaan Tuhan mengenai estetika dan kesempurnaan tubuh manusia. Tanpa menjual sensualitas dan merangsang seksualitas seseorang.

Nude berasal dari negara-negara barat. Sebelum adanya fotografi, nude sudah di balut dalam sajian gambar, lukisan, atau pahatan kayu dan patung. Bahkan dengan adanya karya-karya tersebut sehingga terbentuk kaum-kaum nudisme di berbagai negara, salah satunya Prancis.

Nude mulai masuk Indonesia sekitar tahun 1980. Namun ramainya mulai tahun 1990 akhir hingga sekarang, baik di seni rupa maupun fotografi. Dilengkapi dengan fasilitas teknologi yang serba digital, semakin banyak fotografer yang mudah bereksperimen dan mengabadikan berbagai objek. Salah satunya foto nude.

Pada dasarnya Nude adalah telanjang. Khususnya para pelakon seni di fotografi (fotografer dan model) melakukan pemotretan tersebut didasari rasa seni, yakni memperlihatkan estetika anatomi tubuh. Disajikan dengan berbagai olahan, baik secara digital atau berdasarkan teknis-teknis pengambilan gambarnya. Foto nude dikalangan fotografi sendiri sebagian besar tidak menjual sensualitas.

Namun hal ini kian memicu penilaian masyarakat luas terhadap pemahaman foto nude. Banyak yang beranggapan bahwa foto nude adalah foto porno. Di negara Indonesia yang berpenduduk mayoritas agama Islam dan berdasarkan peradaban budaya timur, foto dengan tampilan tanpa busana atau mengumbar aurat, dinilai pornografi. Inilah yang menuai kontroversi terhadap foto nude.

Berdasarkan perbedaan pandangan atau persepsi, permasalahan tersebut hingga saat ini belum dapat diselesaikan. Karena perbedaan latar belakang tiap masyarakat, menentukan pandangan terhadap foto nude itu sendiri, hingga akhirnya pro dan kontra terhadap foto nude masih diperbincangkan.

B. Jenis-jenis Foto Nude

a)     Fine Art Nude

Fine Art Nude adalah fotografi telanjang yang memiliki nilai estetika dari bentuk tubuh manusia. Dengan eksekusi foto dari berbagai angle (sudut pandang pengambilan), kombinasi atau pengaturan pencahayaan, serta proses editing, foto yang dihasilkan akan semakin “menarik”.

b)     Body Part

Body Part adalah foto yang menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu. Bagian tubuh yang memiliki keindahan tersendiri atau bagian tubuh si model yang paling menonjol dan menarik.

Fine Art Nude dan Body Part

“Fine Art Nude sudah pasti Body Part, tetapi Body Part belum tentu Fine Art Nude”. Karena Fine Art Nude menampilkan seluruh tubuh si model dan dalam proses eksekusinya jarang ada model yang tetap memakai pakaian. Sedangkan Body Part, menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti lipatan kaki, lekukan punggung, lekukan bentuk pinggang atau panggul, ruas-ruas jari, dan lain-lain. Bahkan dalam eksekusinya Body Part tidak selalu telanjang, karena yang dipotret hanya bagian-bagian tertentu, model sering mengenakan pakaian terbuka (pakaian dalam).

C.      Perbedaan Foto Nude dan Foto Porno

a)    Foto Nude mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

·         Foto Telanjang (nude) seringkali tidak menunjukkan wajah sama sekali (walau terkadang ada juga yang menunjukkan wajahnya).

·         Umumnya Fotografi telanjang tidak berupa foto snapshot / candid.

·         Terkadang menggunakan pengaturan cahaya dan bayangan untuk mendapatkan tekstur dan struktur tubuh yang diinginkan (untuk tingkat yang lebih ekstrim).

·         Foto nude, pada proses mengutamakan konsep berisi makna atau pesan tertentu, bahkan bisa dijadikan sebagai simbolis. Bukan sekedar menjual sensualitas dan erotic.

·         Foto nude tidak bertujuan untuk memancing rangsangan biologis seseorang, namun semua penilaian kembali pada masing-masing penikmat foto tersebut.

b)    Foto Porno :

·         Foto Porno umumnya mengekspose seluruh tubuh, serta menunjukan wajah objek foto.

·         Foto porno cenderung diambil secara terang-terangan dengan pengaturan cahaya yang flat.

·         Foto porno umumnya cenderung menggunakan model yang mempunyai tubuh “proporsional”.

·         Foto porno sering mengekspos bagian organ vital.

·         Foto porno bertujuan menjual sensualitas, bahkan bukan tidak mungkin foto porno bertujuan untuk merangsang seksualitas seseorang.

c)     Tanggapan Masyarakat Umum

Bab V. Penutup

A. Simpulan

Setelah melakukan riset dan membuat angket yang bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai Foto Nude dan Body Part, dapat disimpulkan jika persepsi  setiap individu mengenai jenis foto tersebut selalu berbeda-beda, tergantung pada latar belakang profesi dan gender responden kami. Umumnya mereka menganggap jika Foto Nude itu memiliki nilai seni dan estetika, meskipun tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan efek pornografi. Semua kembali pada penilaian dan pengendalian diri pribadi.

Sebagai  mahluk berakal, sudah sepantasnya kita bisa menilai segala sesuatu berdasar logika bukan karena hasrat semata. Semoga apa yang kami sampaikan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua agar lebih bijak lagi.

LAMPIRAN

Judul Foto : (02) Invisible Side of Human

Fotografer : Rangga Permana

DAFTAR PUSTAKA

·         Jalaluddin, Rakhmat. ____. PSIKOLOGI KOMUNIKASI. _______ : ______

·         http://www.fotografer.net/forum/forum.view.php?id=54384

(Pro dan Kontra : Foto Nude)

·         http://imajiplus.wordpress.com/about/nude-photography-seni-atau-pornografi/

(Nude Photography, seni atau pornografi ?)

·         http://grayrose.wordpress.com/2009/06/01/nudisme/

(Nudisme)

·         http://id.shvoong.com/lifestyle/dating/2295995-10-kesalahpahaman-tentang-nudisme/

(10 Kesalahpahaman Tentang Nudisme)

Index