Siapa Penipu Paling Ulung di Dunia? Hanya ada satu nama yang mungkin paling cocok selain Charles Ponzi. Penipu terulng pada era modern. Bahkan banyak bisnis Ponzi berkedok MLM saat ini masih mencoba mengikuti jejak Ponzi, terutama di negara minim literasi dengan mimpi selangit.
Charles Ponzi
Pada tahun 1919, Charles Ponzi (1882–1949) mendirikan perusahaan kecil di Boston, Amerika Serikat. Ide tersebut berawal dari sepucuk surat kiriman dari sebuah perusahaan di Spanyol yang dikirimkan kepadanya, surat tersebut menanyakan tentang katalog iklan Amerika.
Dari situ, Ponzi menemukan bahwa terdapat secarik International Reply Coupon (IRC), IRC merupakan sebuah kupon yang dapat ditukar dengan sejumlah cap pos atau prangko prioritas dari negara lain. Dari situ, Ponzi melihat kesempatan bagus untuk mengambil keuntungan yang besar.
Kesempatan tidak datang dua kali, maka Charles Ponzi langsung menyusun rencana dengan membeli IRC di sebuah negara, dan keuntungan akan datang dengan IRC yang ditukar dengan prangko-prangko mahal yang ada di negara lain.
Setelah menyusun rencana itu, Charles Ponzi kemudian mengirimkan agen-agennya ke berbagai negara. Agen-agen tersebut diberi modal dan ditugaskan untuk membeli kupon IRC dan kemudian membawa kupon tersebut ke Amerika Serikat.
International Reply Coupon (IRC)
Setelah kupon IRC tersebut dibawa ke Amerika Serikat, Ponzi kemudian menukarkan kupon IRC dengan prangko-prangko mahal yang kemudian dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi ketimbang modal awalnya. Dari situ, Charles Ponzi mendapat keuntungan sebanyak 400%, jumlah yang banyak tentu saja.
Mendapat keuntungan yang sebanyak itu, Ponzi tidak berpuas diri. Pada Januari 1920, Charles Ponzi mendirikan perusahaan yang lebih besar, perusahaan tersebut bernama The Securities Exchange Company. Dari situ, Ponzi menjanjikan keuntungan sebesar 50% dalam waktu 45 hari dan keuntungan 100% dalam waktu 90 hari.
Untuk meyakinkan investor, Ponzi berpenampilan meyakinkan agar para investor tertarik dan mau untuk diajak berinvestasi. Ponzi juga pandai dalam berkomunikasi, karena hal tersebut ia bisa menggaet 18 orang pertama untuk menjadi investor pertamanya dengan nilai investasi sebesar 1.800 dolar AS.
Charles Ponzi pada tahun 1920
Charles Ponzi mengklaim bahwa dia bisa membeli kupon dari luar negeri dengan diskon, dan kemudian menjualnya dengan nilai nominal di Amerika Serikat dengan mendapat keuntungan yang luar biasa banyaknya. Meskipun begitu, Ponzi enggan memberikan jawaban tentang bagaimana strategi investasinya dan selalu merahasiakannya, ia beralasan agar para kompetitor tidak mengetahui strategi investasinya.
Sesuai janjinya, Ponzi kemudian memberikan keuntungan kepada para investor pertamanya itu. Seiring berjalannya waktu, investasi itu menarik lebih banyak orang. Manipulasi dengan skemanya itu mendatangkan keuntungan yang luar biasa baginya. Ponzi dikabarkan bisa mendapatkan uang sebanyak 250 ribu dolar AS per hari.
Serapat-rapat menyimpan bangkai pasti tercium juga (walau menutupi kejahatan, pasti akan diketahui orang juga), peribahasa tersebut terbukti benar. Berbekal rasa penasaran, koran The Boston Post kemudian menginvestigasi hal ini. Beragam temuan hasil investigasi The Boston Post langsung membuat perusahaan Ponzi mengalami kekacauan dan banyak dipertanyakan, hal tersebut kemudian membuat tidak ada lagi investor baru yang menyuntik dana.
Dari situ juga diketahui bahwa Ponzi hanya mampu membayar investornya menggunakan uang dari investor baru, bukan dari keuntungan yang dijanjikan sebelumnya. Begitu bisnis dan skema penipuan besarnya runtuh, Ponzi ditangkap pada 12 Agustus 1920 dengan 86 dakwaan terkait penipuan dan penggelapan uang. Di hadapan pengadilan, Ponzi kemudian mengakui kesalahannya dan divonis selama 14 tahun penjara. Setelah bebas pada tahun 1934, dia dideportasi ke Italia.
Jika kita mendengar namanya, mungkin yang diingat pertama kali adalah “skema Ponzi”. Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini.
Skema Ponzi
Menurut Akhdi Martin Pratama, ciri-ciri perusahaan berskema Ponzi adalah sebagai berikut:
- Menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dan tanpa risiko
- Proses bisnis investasi yang tidak jelas
- Produk investasi biasanya milik luar negeri
- Staf Penjualan mendapatkan komisi dalam merekrut orang;
- Pada saat investor ingin menarik investasi malah diiming-imingi investasi dengan bunga yang lebih tinggi
- Mengundang calon investor dengan menggunakan tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai figur
- Pengembalian macet di tengah-tengah.
Menurut OJK, praktik investasi bodong dengan skema Ponzi sudah banyak terjadi di Indonesia sejak tahun 1990-an.
[6] Mengetahui hal tersebut, tentu kita perlu berhati-hati dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki ciri-ciri seperti yang telah disebutkan di atas.
Sumber:
- Pratama, Akhdi Martin. (2021, Agustus 8). Mau berinvestasi? Kenali Dulu Apa Itu Skema Ponzi. Diakses pada 8 Juni 2024 dari Mau berinvestasi? Kenali Dulu Apa Itu Skema Ponzi
- Tanhati, Sysilia. (2022, Maret 8). Kisah Charles Ponzi, si Pelopor Investasi Bodong Seabad yang Lalu. Diakses pada 8 Juni 2024 dari Kisah Charles Ponzi, si Pelopor Investasi Bodong Seabad yang Lalu – Semua Halaman – National Geographic
- Zuraya, Nidia. (2021, April 16). Mengenal Charles Ponzi, Sang Mahaguru Investasi Bodong. Diakses pada 8 Juni 2024 dari Mengenal Charles Ponzi, Sang Mahaguru Investasi Bodong |Republika Online
Catatan Kaki
Leave a Reply