Agar usaha budidaya cacing sutra bisa berhasil, diperlukan media hidup yang berkualitas. Media tersebut umumnya berupa lumpur, namun jika anda ingin cacing berkembang biak dengan baik sangat disarankan untuk membuat sendiri media tersebut.
Untuk memproduksi cacing sutera (Tubifex) dengan kapasitas yang diinginkan, media atau substrat yang akan dibuat harus disesuaikan dengan habitat alaminya. Dengan demikian, cacing sutera bisa hidup dan berkembang dengan baik sehingga target produksi bisa tercapai.
Agar cacing sutra bisa berkembang biak dengan baik, diperlukan media yang berkualitas
Untuk membuat media budi daya cacing sutera, ada beberapa jenis bahan yang bisa dipakai. Bahan yang digunakan sebagai media kultur terdiri atas campuran lumpur, kotoran ayam, dedak halus, ampas tahu, dan probiotik. Semua bahan tersebut dicampur rata secara merata pada wadah / tempat budi daya.
Daftar Isi
Bahan-Bahan Pembuat Media Hidup Cacing Sutra
- Lumpur bekas pemeliharaan lele
Ada satu cara unik dan menarik dalam budi daya cacing sutera yaitu dengan memanfaatkan limbah organik dari kolam pemeliharaan lele.
Ketika air dan limbah organik yang ada di dasar kolam bekas pemeliharaan lele dianggap bermasalah, justru menjadi hal yang bermanfaat. Air limbah buangan dari budi daya lele ternyata banyak mengandung lumpur dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Substrat seperti ini sangat disukai Tubifex sebagai media hidupnya. - Dedak
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah padi. Dedak memiliki kandungan nutrisi antara lain bahan kering 91%; protein kasar 13,5%; lemak kasar 0,6%; serat kasar 13%; energi metabolis 1890 kkal/kg; kalsium 0,1%; fosfor 1,7%; asam pantotenat 22 mg/kg; riboflavin 3,0 mg/kg; dan tiamin 22,8 mg/kg.
Dedak juga mengandung serat kasar dedak 13,6% atau 6 kali lebih besar daripada jagung kuning. Pada penggunaan media hidup cacing sutra, dedak merupakan pembatas sehingga dedak tidak dapat digunakan secara berlebihan. - Ampas tahu
Ampas tahu merupakan limbah industri pabrik tahu yang dihasilkan dari sisa pengolahan kedelai menjadi tahu. Ditinjau dari komposisi nutrisinya, ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein.
Kandungan protein kasarb dan lemak kasar pada ampas tahu cukup tinggi, yaitu 21,66% dan 2,73%. Kadar serat kasarnya 20,26%; kadar air 51,63%; kadar abu 1,21%; kalsium1,09%; fosfor 0,88%; serta energi metabolis sebesar 2.830 kkal/kg.
Selain itu, kandungan asam amino lisin, metionin, serta vitamin B komplek yang cukup terkandung di dalam ampas tahu. Dengan demikian, ampas tahu sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber makanan untuk cacing sutera. - Kotoran Ayam
Pada budi daya cacing sutera, kotoran ayam digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan media yang telah dibuat.
Selain itu, kotoran ayam juga digunakan sebagai bahan pakan dan pemupukan dalam proses pemeliharaan cacing sutera. Kotoran ayam terdiri atas sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan senyawa organik lainnya.
Protein pada kotoran ayam merupakan sumber nitrogen dan berbagai bentuk nitrogen inorganik lainnya. Komposisi kotoranayam sangat bervariasi, tergantung jenis ayam, umur, keadaan individu ayam, dan pakannya. Kotoran ayam yang digunakan sebagai media sebaiknya dimatangkan terlebih dahulu hingga menjadi humus selama 6 – 12 jam.
Selain itu, jumlah kotoran ayam yang digunakan tidak boleh lebih dari 20% dari total media yang digunakan.
Fermentasi Bahan-Bahan Media Hidup Cacing Sutra
Sebelum digunakan, bahan-bahan seperti kotoran ayam, ampas tahu,dan dedak sebaiknya di fermentasi terlebih dahulu. Fermentasi sendiri memerlukan aktivitas mikroba untuk membuat bahan-bahan media menjadi lebih bernutrisi untuk cacing sutera. Perlakuan fermentasi akan mengubah protein dalam bahan-bahan menjadi asam amino.
EM4 untuk fermentasi lumpur (media hidup) cacing sutra
Selain itu, secara tidak langsung, fermentasi akan menurunkan kadar serat kasar pada bahan media, misalnya pada ampas tahu. Energi dalam media bisa dimanfaatkan oleh cacing sutera jika bahan-bahan penyusun media telah dirombak menjadi komponen yang sederhana melalui proses fermentasi.
Fermentasi pada bahan-bahan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan aktivator berupa probiotik yang sudah banyak di pasaran, misalnya campuran EM4 dan molase (tetes tebu atau gula pasir).
Cara Membuat Media Hidup Cacing Sutra
Mempersiapkan media atau substrat yang baik pada kultur budidaya cacing sutera sangat penting. Media akan dijadikan sebagai tempat hidup dan berkembangnya cacing merah ini.
Untuk membuatnya, ada langkah-langkah yang harus dilakukan sesuai urutannya. Dengan demikian, proses produksi dan pemeliharaan nantinya dapat berjalan dengan lancar.
Pada habitat aslinya, substrat yang disukai oleh cacing sutera adalah lumpur dengan bahan organik tinggi. Jadi, harus dibuat formula agar ‘lumpur’ sebagai media yang digunakan bisa mendekati kondisi yang sama seperti habitat aslinya.
Kita juga bisa menggunakan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai substrat atau media pemeliharaan yaitu berupa lumpur, dedak, ampas tahu, dan kotoran ayam dicampur secara merata.
Untuk komposisi yang digunakan, perbandingan antara lumpur, dedak, ampas tahu, dan kotoran ayam adalah 5 – 7 : 1 : 1: 1 – 3.
Untuk hasil yang maksimal, sebaiknya ditambahkan probiotik untuk membuat media lebih produktif dan sebagai aktivator dalam fermentasi. Untuk probiotik, dapat digunakan campuran antara probiotik komersial dan tetes tebu (molase).
Jumlah molase yang digunakan sebanyak 40 ml/m2 luas lahan. Sementara itu, jumlah probiotik yang digunakan sebanyak 30 ml/m2 1uas lahan. Kedua bahan aktivator tersebut dicampurkan dengan air, lalu didiamkan dahulu selama 2 jam.
Misalnya untuk kolam seluas 50 m2 dibutuhkan lumpur sebanyak 125 liter, dedak 25 kg, ampas tahu 25 kg, dan kotoran ayam 75 kg.
Probiotik yang digunakan sebanyak 1,5 liter dan molase yang digunakan sebanyak 2 liter yang dicampur dalam 20 liter air.
Tahap pertama, campur ketiga bahan yang akan difermentasi (dedak, ampas tahu, dan kotoran ayam), lalu aduk sampai rata. Setelah itu, tambahkan campuran aktivator (molase dan probiotik) ke dalamnya.
Fermentasi bahan sebaiknya dilakukan di dalam tong atau blong yang ditutup rapat selama 5 – 7 hari. Penutup diberi lubang agar sebagian gas yang dihasilkan bisa keluar serta bakteri yang diharapkan berkembang, yaltu bakteri anaerob fakultatif yang membutuhkan oksigen dalam jumlah sedikit.
Jika setelah 5 – 7 hari media tidak menimbulkan bau busuk, berarti media siap digunakan. Setelah ketiga bahan media tersebut berhasil difermentasi campurkan dengan lumpur sebanyak 125 liter, sebarkan ke wadah budi daya yang sudah dibuat. Lalu diamkan selama minimal satu minggu sebelum bibit cacing sutera di tebar atau di tanamkan.
Leave a Reply