Ayam kampus atau mahasiswi yang nyambi jadi Pekerja Seks Komersial sudah bukan cerita baru lagi. Ada banyak motif dan alasan mengapa mahasiswa rela menjual diri mereka. Mulai dari motif ekonomi sulit, hidup mewah sampai tebusan untuk lulus mata kuliah.
Daftar Isi
Ayam Kampus
Sebut saja namanya Citra (samaran) 20 tahun, mahasiswi yang kuliah di salah satu kampus di Jakarta. Citra mengaku menjalani pekerjaan sebagai ayam kampus untuk gaya hidup.
Citra berasal dari keluarga yang cukup untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Hanya saja uang tersebut pas untuk makan dan hidup saja, sedangkan kebutuhan gaya hidup Citra penuhi dengan jual diri.
“Buat beli gadget terbaru aja, kan enggak ingin ketinggalan dengan yang lain,” seperti yang dikutip dari Merdeka.com beberapa hari yang lalu.
Uang panas dari om-om Costumer citra bisa ia gunakan untuk bersenang-senang dengan temannya. Selain itu, Citra juga rajin merawat diri untuk menjaga penampilannya.
“Paling beli barang-barang kayak tas, baju yang bermerek,” tutur wanita tinggi semampai itu.
Melayani Dosen
Beda lagi dengan Ratna (Samaran) 20 tahun, mahasiswi cantik asal Palembang ini kerap melayani Dosennya. Dia juga mencoba profesional dengan mamasang tarif yang sama dengan orang lain.
“Saya sering kok dipakai dosen saya. Ya biasa aja, tarifnya pun sama dengan yang lain,” kata Ratna sebagaimana yang dilansir dari merdeka.com.
Meskipun sudah berhubungan badan dengan dosen namun Ratna mengaku itu adalah hubungan transaksional. Sata di kampus, gaya komunikasi keduanya tetap sama seperti mahasiswa dan dosen pada umumnya.
“Kita Profesional, Lagian kalau terlalu ganjen di kampus nanti teman-teman jadi curiga ada hubungan lain. Syukur-syulur akalu cuman affair, kalau ketahuan bisa dibayar bisa repot” jelas Ratna.
Demi Nilai A dari Dosen
Berbeda lagi dengan Sukma (Nama Samaran). Mahasiswi Usia 22Tahun ini mengaku sudah tidur dengan dosennya untuk mendapatkan nilai A. Cara tersebut ia anggap ampuh untuk mengubah nilai dari D ke A.
“Kalau tidak seperti yang tidak lulus” Jelas Sukma.
Hanya saja, tidak semua Dosen bisa diperlakukan seperti itu, ada beberapa dosen yang memang menunjukkan tanda-tanda mau mengubah nilai asal jadi teman tidur mereka. Biasanya dapat dilihat dari balasan Chat atau topik yang dibahas kalau ketemu berdua sering nyerempet hal-hal yang porno.
Menurut Sukma, ada banyak mahasiswa yang kongkalikong dengan dosennya untuk lulus dengan nilai A, misalnya yang berduit bisa dengan beli nilai baik itu di semester umum maupun pendek. Nah saya (Sukma) yang cekak, tidak ada pilihan lain. Syukur-syukur kalau dosennya mau.
Komisi Nasional Perempuan menilai sering kali perempuan disudutkan, padahal mereka adalah korban. inya sendiri. Untuk itu dia menyarankan perempuan harus bersikap hati-hati dalam menjaga martabatnya.
“Kalau fenomena tentu saya prihatin. Perspektif gender perempuan korban, bukan pelaku, jadi ada indikasi seolah-olah perempuan jadi pelaku, dialah adalah korban, jadi dilihat dia sebagai korbankah, seperti dalam kasus narkoba, teroris, karena perspektif gender masuk dalam masalah serius,” kata Komisioner Sub Komisi Reformasi dan Hukum dan Kebijakan Komnas Perempuan Ninik Rahayu.
Kenapa wanita mau jual diri demi pangkat atau nilai A?
Kasus seorang calon polisi wanita asal Singaraja yang hamil mengejutkan semua kalangan. Demi masuk Polwan, dia rela melayani seorang polisi yang jadi calo pendaftaran.
Kasus yang mencoreng nama polisi ini terbongkar, Aiptu GM telah mengaku meniduri calon polwan itu. Dia pun dipecat dari kepolisian.
Kasus wanita menjadikan tubuhnya sebagai imbalan tak cuma sekali ini terjadi. Di kalangan kampus, beberapa mahasiswi mengaku merayu dosen mereka agar diberi nilai bagus.
Mereka menawarkan hadiah, uang, hingga tubuh mereka untuk ditukar dengan nilai. Begitu juga dengan pekerjaan. Kadang ada saja yang mau mengorbankan diri ditiduri bos demi kelanggengan karir mereka.
Menurut sosiolog Musni Umar ada dua motif kenapa wanita bisa melakukan hal itu. “Kebanyakan motifnya itu ekonomi dan cinta,” kata Musni.
Menurut pembantu rektor Universitas Ibnu Chaldun ini, untuk orang yang menginginkan pangkat hal pertama yang dilakukan adalah mendekati orang yang memiliki kekuasaan. Setelah dekat dia rela menjual diri atau tidur dengan orang tersebut. Alasannya tentu demi mendapatkan pangkat atau karir yang akhirnya akan merujuk kepada finansial.
“Dia (wanita) mendekati orang yang memiliki kekuasaan dengan menjual diri,” kata Musni.
Lanjut Musni, untuk wanita pelajar biasanya karena kekurangan dalam pelajaran. Oleh sebab itu demi mendapat prestasi yang bagus, mereka rela melayani dosen atau guru.
“Kalau dia memiliki nilai yang bagus dia punya harapan dan masa depan yang lebih baik,” terang Musni.
Musni mengatakan, untuk motif cinta itu biasanya karena wanita tersebut menginginkan seorang laki-laki. Mereka rela menyerahkan keperawanannya agar lelaki itu terjerat dan mau menikahinya.
Musni beranggapan, latar belakang yang paling utama dalam kasus ini adalah ekonomi. Motif ekonomi lebih banyak dilakukan dari pada motif cinta.
Musni berpesan, kepada seluruh wanita jangan karena kemiskinan rela mengorbankan diri atau merelakan keperawanan demi uang atau pun demi cinta. Kaum hawa harus bisa menjaga kehormatan.
“Dengan cara itu kita bisa dihormati orang, jangan karena uang jadi jual diri. Uang bisa dicari dengan cara bekerja dan cara yang halal,” pesan Musni.
Leave a Reply