Dzargon – Skripsi sering kali menjadi salah satu momok menakutkan bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan studi-nya pada jenjang sarjana di Institute Teknologi Bandung (ITB). Banyak orang yang melakukan dnegan santai sampai akhirnya ketemu dengan Semester 14, namun ada juga yang menyelesaikan dengan penuh perjuangan.
Seperti baru-baru, seorang mahasiswa yang selesai mengerjakan Skripsnya dalam waktu 7 hari, akhirnya meninggal dunia.
Kisah ini dialami oleh Jehuda Christ Wahyu yang mengerjakan skripsi selama tujuh hari berturut-turut sampai akhirnya mahasiswa ini menghebumbuskan nafas terkahirnya. Sebelum meninggal Jehuda sempat membagikan kisahnya menyelesaikan Skripsi melalui akun Twitternya.
Cuitan yang dituliskan oleh Jehuda di Twitternya menjelaskan jika dirinya telah menyelesaikan skripsinya dalam waktu tujuh hari tanpa istirahat. Jehuda mengaku jika ia sampai lupa waktu saat mengerjakan skripsinya, namun kerja keras mahasiswa ini berbuah hasil dimana dosen pembimbingnya mengakui kualitas skripsi tersebut dan dinyatakan lulus ujian Skripsi.
Setelah selesai mengikuti prosesi ujuan tutup, Jehuda ternyata baru merasakan dampak buruk yang ia rasakan setelah kejar tayang Skrispsinya. Dia mengaku mengalami penurunan Nafsu makan selama proses mengurus Yodisium. Dia tidak bisa merasakan makanan yang masuk ke dalam mulutnya.
Beberapa hari setelah kehilangan nafsu makan, Jehuda malam mengalami deman tinggi, lalu Jehuda memutuskan untuk ke rumah sakit untuk berobat. Setelah beberapa kali melakukan pengecekan, Jehuda akhirnya memutuskan untuk ke spesialias penyakit dalam untuk cek urine.
Setelah pemeriksaan, ternyata Ginjal Jehuda tidak bermaslaah namun Dokter khawatir jika Jehuda ternyata radang paru-paru (TBC), namun setelah diRontgen, ternyata paru-paru-nya juga tidak mengalami masalah.
Dugaan selanjtunya adalah Deman Beradarah mengingat banyaknya kasus demam berdarah, namun lagi-lagi hasil pemeriksaan menunjukkan Trombosit normal. Selang beberapa hari kemudian, Jehuda kembali melakukan aktifitas lagi karena sudah mereasa sehat.
Meskipun sudah merasa sehat, Jehuda kembali melakukan pengecekan ternyata kadar Hemoglobin sangat rendah. Dokter memastika jika Jehuda mengalami Anemia dengan kadar Hemoglobin 9,9 g/dL yang seharusnya berkisar 13,8 sampai dengan 17,2 g/dL.
Kondisi kesehatan yang buru membuat Jehuda memutuskan untuk tidak ikut prosesi wisuda. Tidak melewati proses wisudah, Jehuda harus ke rumah askit untuk mengikuti proses rekam Jantung dan cek darah lagi, ternyata Anemia Jehuda semakin parah. Sel dahar merahnya sampai berubah bentuk dan bentuk tubuhnya menjadi kurus dan pucat.
Jehuda kemudian mendapatkan perawatn intensive di rumah sakit. Sambil berbaring, Jehuda tetap semangat menyapa temannya melalui akun Twitternya dan mengingatkan untuk tidak mengerjakan skripsi dengan terburu-buru.
Dalam tweet tersebuy Jehudan juga mengakui dirinya menyesal terlalu memaksakan diri mengerjakan Skripsi samapi 7 hari 7 malam, meskipun demikian, dia sendiri tidak mengetahui jenis penyakit apa yang ia derita.
Setelah di rawat Intensive, Jehuda kemudian diawab pulang oleh pihak keluarga karena sudah agak baikan pada Senin (18/11/2019). Setelah dibawa pulang Kondisi Jehuda kembali memburuk keesokan harinya.
Jehuda tiba-tiba muntah-muntah dan suhu badannya naik lagi. pihak keluarga kembali melarikan Pria kelahiran 1997 ini ke ICU. Semenjak saat itu kondisi sudah tidak pernah stabil lagi. Jehuda cuman bagun beberapa jam sehari lalu tertidur lagi. Pihak keluarga memutuskan untuk melakukan CT Scan dan hasil CT scan menunjukkan jika Jehuda mengalami Tumor otak yang harus segera diangkat.
Operasi pun segera dilakukan dan berjalan dengan lancar, hanya saja kondisi Jehuda sudah tidak sadarkan diri lagi. Pada hari Minggu Subuh, 26 November 2019. Pria kelahiran 1997 ini akhirnya tutup usia.
Leave a Reply