Dzargon – Fotografi Landscape adalah sebuah genre dan aliran dalam fotografi yang menggunakan pemandangan sebagai objek utama atai Point of Interest-nya (baca : POI). Objeknya sebenarnya tidak terbatas pada benda-benda yang ada di alam yang terbentuk secara alamiah, seperti air terjun, pantai, archipelago, padang pasir, namun juga terkadang benda langit seperti Bulan, Matahari, Bintang (Milky Way) dan gerakan bintang.
Fotografi Landscape tidak terbatas pada objek-objek yang ada di alam, tapi juga mencakup objek ciptaan manusia yang sudah melekat menjadi bentang alam ataupun pemandangan semata. Objek seperti bangunan seperti rumah, menara Eifel atau rerntutuhan bangunan juga masuk dalam kategori fotografi. Mudahnya, foto landscape adalah foto foto tersebut lebih menekankan posisi dari sebuah objek yang ada di alam.
Ada banyak alasan mengapa fotografi landscape tercipta, mulai dari keperluan pribadi seseorang untuk mengabadikan sebuah tempat yang memiliki kenangan, tujuan wisata, atau menceritakan kondisi suatu wilayah dalam rentang waktu tertentu.
Tujuan khusus fotografi landscape jauh lebih spesifik ke tujuan atau material periklanan. Dimana seseorang diharapkan mau mendatangi sebuah tempat atau lokasi setelah melihat gambaran kondisi disana melalui foto pemandangan.
Selain tujuan komersial, Foto Landscape juga banyak digunakan sebagai pajangan di rumah sebagai pengganti lukisan atau foto keluarga. Kebanyakan foto landscape akan indah terpanjang di ruang tamu jika ukurannya sudah lebih dari 20 R dengan format horisontal.
Foto Landscape Sawah di Sinjai Sulawesi Selatan |
Banyak Fotografer Landscaper yang mengambil gambar landscape tanpa ada embel-embel orang yang ada di dalam foto. Tujuan karena ingin menunjukkan suasana suatu tempat tanpa terikat subjetivitas-subjectiftas yang ada di dalam gambar. Aliran landscape ini disebut aliran konvensional. Cara mendapatkan footnya pun dilakukan dengan berbagai metode mulai dari menunggu hari senggan sampai melakukan editing berupa brushing dan atau Stamping untuk menghilang objek-objek orang di dalam gambar.
Beberapa fotografer lainnya lebih senang dengan menggambarkan keadaan dan pemandangan alam secara natural baik itu kondisi orang, keadaan langit, warna dan bangunan-bangunan yang di lapangan. Aliran foto landscape ini dikenal dengan nama Aliran Realistis.
Pada pengertian lebih khusus, Fotografi Landscape akan bergantung pada masing-masing fotografer selama foto tersebut lebih dominan menunjukkan pemandangan dan benda-benda alam dibandingkan dengan objek lain yang ada dalam foto.
Beberapa fotografer landscape yang terkenal di dunia seperti Ansel Adam, Galen Rowel, Hengky Koentjoro, Khairul Umam dan Ahmad Dahlan.
Altitude Karya Hengky Koentjoro |
Daftar Isi
A. Sejarah Fotografi Landscape
Fotografi Landscape pertama kali muncul diprakrasai keinginan untuk melestarikan lingkungan dan mendukung kampanye cinta alam. Wilian Henry Jackson misalnya, Fotografer landscaper bada 19 ini berhasilkan meyakinkan sendang Amerika Serikat dalam kongres yang dilaksanakan pada tahun 1872 agar Taman Nasional Yellowstone di setujui.
Ansel Adam, Fotografer Landscape generasi awal yang memperkenalkan teori Zone Area juga mendapatkan penghargaan Conservation Service Award and a Presidential Medal of Freedom atas karya-karynya yang dianggap memicu banyak gerakan pelestarian hutan dan kesadaran atas lingkungan.
Seiring dengan perkembangan teknologi cetak dan gaya hidup. Fotografi landscape mulai mengalami pergeseran tujuan, dimana genre fotografi lebih banyak digunakan sebagai sarana untuk menunjukkan display sebuah lokasi. Jika lokasi tersebut memiliki wahana atau bisa dijadikan tempat wisata, maka foto tersebut akan menjadi pengisi Bilboard komersial.
Fotografi Landscape dari Ansel Adam |
B. Subjek Fotografi Landscape.
Fotografi Landscape pada umunya diambil pada saat siang hari dengan sumber cahaya natural (Available ligth). Objek-objek yang menjadi fotografi mencakup tanah, langit, kawasan perarain seperti sungan, laut dan pantai.
Beberapa teknik pengambilan framing bisa saja memiliki jarak tertinggi (Infinity focus) dengan lensa berdiameter kecil seperti 17 mm, namun terkadang juga cukup dekat dengan objek atau zooming dengan lensa 200 mm, untuk objek-objek yang jauh seperti gubuk yang ada di tengah persawahan.
Kendati memanfaatkan available ligth, namun fotografi landscape juga tetap bisa dilakukan pada malam hari dan kondisi cahaya yang redup. Hanya saja teknik ini membutuhkan teknik khusus yang disebut slow speed photography, dimana ranah pada kamera akan terbuka lebih lama dibandingkan pemotretan siang hari.
Lebih jauh mengenai fotografi Landscpae, POI dalam genre fotografi ini juga mencakup objek-objek buatan seperti Perkebunan, taman, kebun dan produk arsitektural. Bangunan-bangunan besar juga dipertimbangkan masuk dalam seni fotografi landscape seperti Jembatan, jalanan, bangunan, tugu, patung yang dianggap memiliki nilai artistik.
Secara umum, Fotografi Landscape merupakan foto yang berisi objek-objek diam dibandingkan dengan objek-objek yang sebenarnya bergerak namun difoto dalam bentuk diam seperti genre modelling dan otomotif. Namun kadang kala Fotografi satwa juga dimasukkan ke dalam genre fotografi Landscape.
POI Rumah dalam Fotografi Landscape |
C. Peralatan dan Teknik Fotografi Landscape
1. Peralatan Fotografi Landscape
Sama seperti genre fotografi lainnya, fotografi landscape juga membutuhkan banyak pelaratan fotografi. Meskipun ada beberapa pelaralatan yang sangat umum atau digunakan oleh banyak fotografer seperti lensa wide dengan focal range paling besar 35 mm untuk Full Frame Kamera.
Kendati membutuhkan banyak alat, berbicara mengenai fotografi landscape itu sama dengan berbicara mengenai Seni dimana peralatan bukanlah hal utama yang menentukan kualitas sebuah foto melainkan cita rasa yang dituangkan ke dalam gambar dua dimensi.
Adapaun perlatan yang dibutuhkan dalam fotografi landscape sebagai berikut :
- Kemera : Merekam dan menyimpan gambar pada kamera digital, sedangkan pada kamera analog digunakan sebagai media bantu menyimpan gambar pada Negatif film.
- Lensa : Ukuran lensa yang digunakan bergama namun pada umumnya ukuran lensa dengan focal range lebih pendek dari 24 mm, beberapa objek seperti rumah atau pohon di tengah padang juga bisa diambil dengan bantuan lensa tele dengan focal range lebih dari 100 mm.
- Filter CPL : Menghilang sejumlah cahaya berdasarkan sudut datangnya cahaya, membantu fotografer mendapatkan gambar air, langit dan awan yang lebih cemerlang.
- Filter ND : Natural Density filter atau filter yang mengurangi jumlah cahaya secara alami tanpa memberikan colour fill pada gambar yang dihasilkan.
- Coloured Filter – menguatkan warna yang diiinginkan untuk menghasilkan efek dramatis pada gambar. Pada umunya digunakan dua warna filter yakni Biru dan Kuning atau Golden Time dan Blue Time.
- Tripod : Membantu menjaga keadaan kamera tetap steady atau diam saat pengambilan gambar slow speed dan long exposure. Triod juga membantu fotografer mendapatkan garis horison yang miring.
- Shutter Release : Alat bantu penenkan Shutter speed agar kamera lebih steady atau membantu menahan shutter pada teknik pengambilan long exposure photo.
- Viewfinder Cover : Digunakan untuk menutup Viwefinder saat kamera mengambil gambar dalam waktu yang cukup lama atau bantuan Life View. Tujuannya agar cahaya tidak masuk melalui View Finder selama proses perekaman gamabr. Pada umumnya, Viewfinder Cover sudah dilengkapi di strap yang remsi produsen kamera.
- Ligth Meter : Membantu menghitung keadaan cahaya dan exposure pengambilan gambar pada pengambilan gambar Long Exposure dan Slow Speed.
Sejatinya peralatan yang digunakan dalam fotografi landscpae hanya dua yakni Kamera, Lensa ditambah Memori, namun untuk menghasilkan foto dengan beberapa teknik dibutuhkan perlaatan tambahan seperti yang disebutkan di atas.
Peralatan Standar Fotografi Landscape |
2. Kamera dan Lensa
Kamera dan lensa merupakan dua alat paling utama dalam fotografi Landscape, meskipun kualitas dari sebuah foto sebenarnya kembali ke dalam foto tersebut, namun media yang digunakan menyimpan dan memabntu menyimpan gambar juga menjadi salah satu faktor utama fotografi landscape dapat memiliki kualitas yang premium.
Sebut saja kamera yang disarankan tentu saja harus memiliki ukuran sensor yang luas, sehingga pada umumnya fotografer landscape memiliki kamera Full Frame atau kamera dengan ukuran sensor 35 mm. Jenis kamera Fullframe yang terkenal adalah Canon 5D, Sony Alfa 7, dan Nikon D3.
Kamera dengan ukuran sensor kecil atau Kamera crop-factor juga tetap bisa digunakan mengabadiakn gamba rdan pemandangan alam, hanya saja dibutuhkan kombinasi dengan lensa ultra Wide sampai dengan ukuran focal length 17 mm.
Ukuran lensa ultra Wide atau kurang dari 24 mm tentu saja akan menghasilkan efek lebih dramatisir dalam hal dimensi gambar. Hal ini disebabkan oleh distorsi yang muncul akibat ukuran lensa yang terlalu pendek sehingga terkadang lensa dikenal dengan sebutan lensa Hiperbola atau lensa yang melebih-lebihkan jarak.
Kamera yang paling tepat digunakan untuk mengabadikan gambar adalah Kamera Medium Format yang memiliki resolusi penyimpan gambar yang sangat besar. Hanya saja harga dari kamera medium format yang sangat mahal membuat orang-orang lebih memilih kamera Full Frame dalam mengambil gambar.
Semakin besar ukuran Sensor kamera akan berdampak pada dua hal, yakni (1) dimensi yang lebih realistik pada kemera berukuran sensor besar, (2) detail landscape bakalan tersimpang lebih banyak dibandingkan dengan Kamera Crop-Factor.
Hanya saja Kamera dengan ukuran sensor yang lebih besar akan membuat daerah fokus atau Depth of Field (DoF) lebih pendek karena ukuran lensa yang digunakan harus dengan bukaan yang lebih lebar pula.
Kamera Medium Format |
Selain tiga jenis kamera tersebut ada kamera yang dirancang dengan mekanisme tertentu sehingga bisa menghasilkan gambar panorama dengan beberapa exposure, namun kamera panorama cenderung menghasilkan gambar yang tidak stabil dan cenderung resiprocal.
Industri fotogragi sendiri lebih menggunakan bantuan program yang disatukan dengan mekanisme pengambilan gambar untuk menghasilkan gambar panorama dibandingkan dengan memeprbaiki sistem mekanik. Program ini sudah banyak terpasang di kamera maupun handphone sebagai mode panorama.
Panorama Padang Golf |
3. Teknik Pengambilan Gambar
Berbicara mengenai Seni fotografi tentu saja hal-hal yang bernilai artistik hampir sulit sekali digambarkan dengan teknik yang saklek, karena teknik yang digunakan bakalan jauh lebih bervariasi tergantung dari fotografer masing-masing, namun sebagai pengantar yang bagus paling tidak ada 4 jenis teknik yang digunakan dalam fotografi Landscape berdasarkan Shutter Speed.
Normal Shutter Speed atau biasa juga menggunakan istilah Hand-Hold Method yakni metode pengambilan gambar dengan kecepatan tinggi tangan masih mampu menahan getaran sehingga gambar yang dihasilkan tidaklah shake.
Teknik ini paling tidak membutuhkan rentang waktu pembukaan ranah pada kamera paling lama 1/40 detik, namun beberapa fotografer mampu melakukan sampai 1/5 sekon. Jika dilihat dari rentang waktu yang dibutuhkan makan teknik hanya bisa dilakukan pada kondisi cukup cahaya.
Metode kedua yang digunakan adalah metode Slow Speed dimana ranah pada kamera akan dibuka paling cepat 1/5 dan palaing 4 sekon untuk satuan n Exposure. Tujuan dari pengambilan gambar ini untuk mengabadikan gerakan air yang cepat seperti ombak di pantai dan aliran air terjun agar hasilnya lebih dramatisir.
Karena membutuhkan waktu yang cukup lama, maka teknik handhold hampir mustahil dilakukan. Kamera harus ditahan dalam keadaan steady dengan bantuan Tripod dan pengambilan gambar sebaiknya menggunakan bantuan Shutter Release.
Air Terjun Lembanna – Malino, Sulawesi Selatan |
Selanjutnya ada metode Long Exposure atau metode pengambilan gambar dengan waktu yang lama. Biasanya dibutuhakn waktu mulai dari 30 detik sampai 4 menit pengambilan gambar. Metode ini sebenarnya adalah metode jadul yang banyak digunakan oleh fotografer yang hany memiliki film dengan nilai ASA rendah sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyimpan gambar dengan keadaan Normal Exposure.
Seiring dengan berjalannya waktu, Metode ini sempat ditinggalkan namun kembali lagi banyak digunakan fotografer era modern yang sudah bisa dibekali dengan kamera ber-ISO 128000. Tujuannya untuk menghasilkan efek foto yang lebih dramatisir dimana Objek diam bakalan dilingkupi oleh objek yang bergerak namun akan terlihat diam juga.
Objek-objek yang banyak digunakan dalam teknik ini adalah Gelombang dan ombak di pantai lalau cahaya lampu jalana untuk menciptakan Track Ligth Foto. JIka dilakukan pada siang hari dengan kondisi cahaya berlebih, fotografer akan membutuhkan alat bantu yang mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam ranah yang disebut dengan Filter ND atau Natural Density Filter.
Teknik yang terakhir adalah adalah Star Trail Metode atau metode memotret jalur yang dilalui oleh sebuah bintang. Teknik hampir mirip Long Expsoure namun bedanya dilakukan berulang-ulang sampai menghabiskan paling sedikti 2 jam.
Waktu dua jam tidak digunakan untuk merender satu gambar saja melainkan mulit gambar yang kelak akan digabungkan dnegan Software. WAktu yang lama dibutuhkan bukan hanya untuk mengatasi masalah kondisi kurang cahay di malam hari tapi juga untuk melacak gerakan bintang yang baru tampak bergeser paling satu jam.
Teknik Foto Star Trail |
Objek yang sering digunakan sebagai foto Star Taril adalah Bintang Utara, karena bintang utara tidak pernah bergerak dari sudut pandang bumi namun bintnag lain berputar seolah-olah mengelilingi bintang utara. Fenomena ini memanfaatkan gerak semu langit akibat perputaran bumi pada porosnya.
Leave a Reply