Dzargon – Siapa sih yang tidak suka dengan yang gratisan, meskipun pepatah inggris there is no free lunch sangat populer, namun di negeri yang nilai sosial sangat tinggi ini sepertinya free lunch selalu ada.
Termasuk dalam hal hobi motret, meskipun motren dan fotografi terkenal sebagai salah satu hobi mahal, namun tidak semuanya harus dimulai dengan gaya ala sultan dengan gear-gear fotografi kelas wahid seperti kamera full frame dengan lensa premiun-nya.
Dunia fotografi jug auntuk kelas menengah ke bawah kok!
Jika kamu sudah punya bajet 5 sampai 6 jutaan sudah cukup untuk memiliki kamera Low End dengan kualitas sensor yang sangat mumpuni bahkan sudah sekelas sensor kamera full frame, hanya saja kecil dari segi ukuran, namun tidak masalah lah untuk fotografer pemula, toh masalah Dimensi foto masih nomor sekian yang utama adalah mendapatkan komposisi foto yang bagus.
Lantas bagaimana dengan talent atau model yang akan menjadi objek foto? Bukankah mereka memiliki harga yang lumayan menguras kanton belum lagi jika ada konsep yang ingin diterapkan? Tentu saja bakalan bayar donk. Masa iya modelnya yang harus bayar?
Sebelum melangkah ke hal yang lebih jauh, saya ingin membagi hubungan antara model dna fotografer berdasarkan profesionalistasnya.
- Fotograffer Profesional + Model Profesional. Dalam kasus biasanya yang bayar adalah pihak ketiga yang menggunakan jasa mereka berdua, seperti produk dari iklan dan sejenisnya, dan tentu saja bukan sesi ini yang akan kita bahas.
- Fotografer Profesional + Model Amatir. Dalam kasus ini yang akan membayar adalah model, dan banyak kok dalam bentuk studio foto.
- Fotografer Amatir + Model Profesional. Pada kasus ini sang fotohgrafer yang akan membyara ke model untuk membuat portofolio fotonya atau latihan motret.
Sisanya adalah golongan ke empat, saya tidak ingin menyebutnya Fotografer Amatir dan Model Amatir, mungkin bahasa diganti saja menjadi Fotografer Hobi dan Model Hobi.
Model disini tentu saja belum profesional dan biasanya mereka adalah cewek-cewek yang suka dengan dunia modelling namun tidak berani terjun secara profesional karena mendengar rumor betapa kejamnya dunia model.
Hal yang ke dua tentu saja masalah feed. Cewek-cewek adalah kaum yang paling senang menunjukkan foto mereka di Instagram jadi jika ada fotografer yang dengan rela memotret mereka saat sedang jalan itu sudah bentuk kesyukuran, apalagi kalau fotografernya sudah punya kamera DSLR dan lumayan paham aturan dasar dalam fotografi model.
Model-model dadakan ini mungkin saja adalah teman kelas atau teman kuliah yang memiliki hobi yang sama jadi kuncinya adalah memiliki banyak teman yang percaya kalian bisa have fun dengan hunting bareng ala-ala saja.
Jadi gak ada salahnya mengajak mereka untuk hunting bareng, namun sebelum mengajak mereka ada baiknya kamu modal sedikit dengan mengikuti beberapa ajakan hunting bareng sehingga kamu paling tidak ada sedikit koleksi untuk dipamerkan ke mereka agar lebih percaya untuk di ajak hunting bareng kamu.
Apakah itu cukup?
Tentu saja tidak, sebagai seorang fotografer pemula tentu saja, level tersebut bukanlah tujuan akhir, namun mendapatkan model gratisan ini adlaah langkah awal untuk membuat portofolio yang lebih bagus dengan bujet minimalis, sehingga ada konsekuensi yang harus dipenuhi. Seperti di bawah ini:
- Sebagai seorang fotografer hargai mereka sebagai Klien meskipun sebenarnya mereka teman. Tugas fotografer adalah memenuhi permintaan mereka dalam hal ini jenis foto yang diinginkan.
- Jangan berharap lebih seperti teman cewek anda bisa memperagakan gesture atau pose model yang sulit dan hanya bisa dilakukan oleh model profesional.
- Jangan mengejek teman anda ketika sudah berusaha mencoba memperagakan beberapa pose, semua orang pada awalnya tidak bisa!!!
- Bicarakan dengan seksama wardrobe yang teman anda miliki, jika tidak ada baiknya sharing cose dengan mereka jika memang harus menyewa gaun, atau jika perlu anda sebagai fotografer yang menyewakan. Ingat tutorial untul model yang gratis bukan konsepnya.
- Bicarakan dengan seksama spot huting model yang ingin dipilih, ada baiknya untuk memilih lokasi yang umum seklaian jalan-jalan dan wisata. Jangan memilih konsep yang terlalu serius seperti di rumah sakit, di rumah tua atau di jalan tol. Bahaya!!!
- Bantu teman anda yang sudah rela menjadi model percobaan dengan mengelola file gambar yang telah diambil paling tidak untuk feed instagramnya.
- Lakukan post prosesing foto dengan sungguh-sungguh bukan alakadarnya, jangan buat teman anda kecewa dan tidak ingin menerima ajakan hunting bareng anda lagi.
- Jika memang hasilnya memiliki nilai komersial kelak, ada baiknya membicarkan dengan teman anda jangan mau enaknya sendiri.
- Jika sesi pemotretan sudah selesai ada baiknya untuk singgah makan atau sekedar jajan, sambil menceritakan post prosesing, jangan habis manis sepah di buang, malah di tinggal di lokasi hunting bukannya diantarin pulang.
- Jangan pergi berdua, ajaklah satu orang teman cewek lainnya agar modelnya punya teman. Ini bukan dating, ini hunting foto model.
Tips ini bukan sekedar teori semata, sudah sangat sering saya lakukan sebagai penulis dan penikmat fotografi. Seperti beberapa hasil hunting bareng teman berikut ini
|
Rifda Nur Hikma @pantai Akkarena |
|
Megawati @Makassar New Port |
|
Tiara Zainal @Benteng Somba Opu Makassar |
|
Khadijah Febrianti Rukmana @Persawahan Gowa |
|
Nurul Mulyaningsi @ Hutan Pinus Mangunan |
|
Reni @ Bendungan Kampili |
|
Sitti Amirawati Amri @ Makassar New Port |
|
Titi Arni Malik @ Makassar New Port |
|
Mutia @ Hutam Kampus UGM |
|
Annisa Manoarfa @ Makassar New Port |
|
Melani @ Pantai Akkarena |
|
Rara @ Pantai Akkarena |
|
Ita @masjid Al Markaz Makassar |
|
Gege @ Pantai Akkaerena Makassar |
|
Agrin @ Gerban Kabupaten Gunung Kidul |
Akhir Kata
Nah itu hasil hunting dengan modus ngajak teman jalan-jalan sekalian belajar fotografi. Jadi maklumlah kalau hasilnya agak kurang karena terkadang persiapannya terkadang mendadak.
Leave a Reply