Daftar Isi
Lembah Ramma : Rumah Bagi Tata Mando yang Arif dan Bijaksana
Dzargon – Salam rimba, Salam Lestari. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya ke Lembah Ramma yang terletak di kaki gunung Bawakaraeng. Lembah ini adalah lembah dengan suasana alam yang sangat indah di Gowa dengan suasana sejuk, padang rumput yang luas, sungai kecil yang mengalir di atas Lembah Ramma, serta keadaan yang jauh dari hiruk pikuk kota membuat waktu terasa berhenti untuk sejenis.
Lembah Ramma
Lembah Ramma terletak di kaki gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa. Untuk menuju ke lembah Ramma, kita terlebih dahulu melewati desa Lembanna yang terletak di kecamatan Tinggi Moncong. Tempat ini berposisi kurang lebih 80 km dari kota Makassar. Lembanna adalah desa terakhiri yang berpenduduk sebelum menampakkkan kaki ke Jalur Bawakaraeng dan Lembah Ramma.
Jalan yang kami tempuh dari kota Gowa akan berkelok seperti ular. Jalan ini akan melewati Bendungan besar Bili-bili yang berada sekita 30 menit dari Gowa. Memasuki kecamatan tinggi moncong yang memang berada di kaki pegunungan Lompobattang, suasana berubah menjadi dingin, suhu udara menurun drastis layaknya cuaca daerah pegunungan. Tidak lama berselang setelah melewati batas kecamatan kami memasuki kawasan wisata Malino yang ditandai dengan pohon kayu besar Pinus dan Paku yang setinggi 3 meter. Sesampainya di pintu masuk Desa Kanreapia sebelum Kebun Teh Malino Highland, terdapat jalan kecil sebelah kanan jalan. Jalan ini adalah belokan masuk ke desa persinggahan terakhir yakni desa Lembanna.
Desa Lembanna adalah desa dengan pekerjaan penduduk sebagian besar adalah petani sayur mayur. Masyarakat pegunungan yang sangat ramah akan menyambut para pendaki gunung. Di sepanjang jalan desa kami menemui rumah warga berbaris rapi dipinggir jalan. Penduduk desa yang ramai akan sepeda motor perparkir. Sepeda motor ini adalah titipan para pendaki yang mempercayakan kendaraanya kepada warga. Kami bebas memilih rumah mana yang hendak kami tempati menitipkan motor. Pada tahun 2012 ketika saya ke Lembanna, Warga sekitar bahkan tidak meminta bayaran sama sekali meskipun telah menjaga motor kami berhari-hari. Lokasi desa Lembanna sangatlah aman. Pengalaman saya selama menyimpan motor di desa ini bahkan helm pun dengan aman dapat disimpan di motor.
TIM Penjelajah
Pada perjalanan kali ini tim penjelajah Dzargon terdiri dari lima orang yakni saya sendiri, Ahmad Dahlan, Muhammad Syahrul Sarea, Akbar Mandar Putra, Laode Ahmad Sabil dan ditambah satu cewek perkasa Zakuin Idris. Tim ini terbentuk yah karena sudah dari dulu sering berangkat untuk camping bareng.
Ransum dan Perbekalan
Perjalanan ini adalah perjalanan pertama ke Lembah Ramma pada tahun 2011. Tidak ada satu anggota tim yang tau perjalanan persis ke Lembah Ramma. Kami hanya bergerak berdasarkan informasi yang didapatkan melalui teman-teman dan senior-senior yang pernah menjelajahi Ramma. Informasi yang terbatas terlebih kami memilih berangkat hari minggu dimana semua orang sudah bergerak pulang dari lembah Ramma.
- Mie Instan 8 bungkus
- Beras 2 Liter
- Aqua botol besar 4 botol
- Sarden 2 kaleng
- Roti Tawar 2 bungkus
- Selai satu bungkus
- Kopi 12 bungkus
- Gula merah 1/4 kg
- Kotak P3K beserta isinya
- Obat Masuk Angin
Perlengkapan
- 1 Karel 80 liter
- 4 Depack 30 liter
- Tenda Ambus kapasitas 10 orang (Cuma punya tenda ini di rumah)
- Kompor portabel
- Nisting
- Tabung gas 3 botol
- Perlengkapan pribadi: Rain Coat, Sleeping Bag, Matras, Sendal dan Kantong Plastik Sampah.
Perjalanan ke Lembah Ramma.
Lokasi pertama yang akan kami lewati adalah perkebunan milik warga lokal yang mayoritas tanaman yang dapat ditanam sepanjang musim seperti tomat, kentang, wortel, kubis dan daun bawang. Perkebunan yang sangat luas hingga berhektar-hektar akan mengantarkan anda ke hutan pinus. Setelah melewati perkebunan warga kami menemui hutan pinus. Tempat ini cukup datar dan beberapa pendaki memilih untuk menginap di sini jika sampai di Lembanna pada malam hari kemudian melanjutkan perjalanan esok hari.
Akbar MP, Syahrul Sarea, Ahmad Dahlan, Laode Ahmad Sabil |
Pos I adalah pos persimpangan di mana pos ini akan ada rute menuju pada dua arah. Jalan terus adalah arah menuju Puncak gunung Bawakaraeng sedangkan jalur ke kenan adalah jalur menuju lembah Ramma. Kami selanjutnya mengambil jalur ke sebelah kanan menuju lembah Ramma. Perjalanan yang ditempuh berikutnya adalah Puncak Tallung.
Sebelum sampai ke puncak terdapat dua sungai kecil yang kami lewati. sungai pertama sedikit berlumpur namun memiliki tempat yang lumayan luas. Berbeda dengan rute ke Puncak Bawakaraeng yang dibagi kedalam 10 Pos. Perjalanan Lembah Ramma tidak di tandai dengan pos. Penanda biasanya berupa post I, Sungai pertama, Sungai Kedua, Sungai Ketiga, Puncak Tallung, Lembah Ramma, Rumah Tata Mando’. Di sungai pertama kami tidak mengambil istirahat langsung menuju sungai kedua. Kondisi sungai kedua memiliki air iyang lebih jernih dengan kontur berbatu. Pada sungai kedua tim berhenti untuk sekedar menyeduh kopi memasak mie goreng ala chef Akbar Mandar Putra.
Koki Tim sedang Memasak |
Berfoto sebelum Melanjutkan Perjalanan |
Sedikit narsis |
Calon Presiden Republik Indonesia |
Lembah Ramma
Sebelum akhirnya terbersit muka kecewa di wajah tata Mando, lelaki tua itu menawarkan kami untuk makan ikan pelihara yang ia pelihara di Sungai. Kami bergegas membangun tenda mengingat suasana disana sangat dingin, selang beberapa menit tenda pun jadi dan tata Mando juga telah siap menghidangkan ikan Nila yang dimasak dengan asam. Orang Makassar mengenal masakan itu dengan istilah Pallu Kacci.
Calon Presiden Republik Rakyat Ramma |
Hokage Konoha Gakure |
Girl Band |
The way to return |
Maling Ayam |
Pemuda Harapan Bangsa |
Leave a Reply