Daftar Isi
Menguak Misteri Hilangnya Kapal dan Pesawat di Segitiga Bermuda
Sejarah Penemuan Segitiga Bermuda
Gas Methana dan Pusaran Air di Segitiga Bermuda
Kondisi air yang dilakui oelh gas mendidih akan terlihat seperti bercahaya dengan warna putih. Blow Out serupa pernah terjadi di laut Kaspia. Peristiwa di Laut Kaspian sudha banyak menelan anjungan pengeboran Minyak Mentah. Regu penyelamat bahkan tidak menemukan sama sekali puing-puing dan manusia karena mereka tenggelam ke dalam reruntuhan Gas Methana dan tertutup tanah setelah proses pengisapan terjadi.
Gempa Laut dan Gelombang Besar Di Segitiga Bermuda
Teori kedua yang paling populer adalah adanya teori gelombang dan goncangan besar di dasar laut. Gempa dengan kekuatan sangat besar mengakibatkan ombak yang sangat besar dengan kekuatan yang mampu menenggelamkan kapal dalam sekali sapuan ombak. Teori hanya gagal menjelaskan mengapa pesawat terbang ikut berpengaruh terhadap kehilangan kendali sehingga Teori Gas Methana jauh terlihat lebih masuk akal dibandingkan dengan Teori Gempa.
Gravitasi dan Medan Magnet di Segitiga Bermuda
Gravitasi dan medan magnet di permukaan bumi berbeda-beda. Beberapa ilmuwan menduga adanya kekuatan Gravitasi besar di Segitiga Bermuda yang mengakibatkan sebgaian besar perangkat elektronik dan Navigasi tidak dapat berfungsi dengan baik. Pada bagian pesawat terbang yang menggunakan komponen elektronik akan kehilangan kendali dan akhirnya jatuh ke dasar laut. Kurangnya data karena keterbatasan mengunjungi segitiga bermuda mengakibatkan tidak adanya kepastian seberapa besar anomali magnet yang ada di Segitiga bermuda.
Pangkalan U.F.O (Unindentification Flying Object)
Teori konspirasi mengenai keberadaan UFO di bumi sangat santer dikabarkan bertanggung jawab atas banyaknya misteri yang tidak terpecahkan di segitiga Bermuda. Bahkan pada tahun 1980-an ketika dunia sedang dikejutkan dengan keberadaan beberapa benda asing terbang di atas langit Amerika Serikat, Pemerintah dan Akademis Independen Amerika Serika berasumsi bahwa adanya sebuah pangkalan UFO di kedalaman Laut Segitiga Bermuda.
Sebuah lubang cacing yang mengkoneksikan dua tempat yang berbeda dalam satu waktu yang sama dan menjadikan segitiga bermuda sebagai pangkal dari hilangnya banyak objek yang ada di atasnya tanpa ada sisa sama sekali. Kembali lagi para Ilmuwan eksentrik berpendapat bahwa adanya medan magnet yang sangat kuat yang tertanam di dalam perut bumi yang menarik seluruh benda yang bersifat magnetis di atasnya ke dalam lorong Waktu atau Worm Hole. Hal ini ididukung oleh fakta hampir seluruh pesawat yang hilang tidak pernah kembali atau ada tanda-tanda ditemukan bangkai sisa kapal tenggelam paling tidak sebuah papan nama yang mungkin terbuat dari kayu atau plastik yang terapung.
Ada banyak teori yang tumbuh bersamaan dengan Teori Lubang hitam ini namun hampir sebagian dari teori tersebut tidak dapat dibuktikan alias nisbah. Salah satu teroi yang dibangun oleh seorang ilmuwan Amerika bernama Ado Snandick menyatakan bahwa kecpetan gerak benda di lubang cepat sangat cepat karena adanya singularitas waktu sehingga objetifitas yang dirasakan manusia seolah-olah tidak melihat benda ada saja yang tenggelam di dalam Lorong Waktu. Teori masih dianggap dangkal karena berdasarkan Potsulat Einstein yang jauh lebih kuat dibandingkan teori ciptaan Snandick, Benda yang melewati lubang hitam akan mengalami pertambahan panjang oleh pengamat dian bukan tidka terlihat sama sekali.
Peristiwa Penerbangan 19 di atas Segitiga Bermuda
Sebuah tragedi hilangnya tim pesawat penerbang Amerika ketika melintasi Segitiga Bermuda menjadi salah satu peristiwa yang tidka dapat dipecahkan hingga hari Ini. Penerbangan 19 adalah sebuah tim pengebom angkatan udara spesialisasi Angkatan Laut miliki Departemen pertahanan amerika tiba-tiba kehilangan kontak untuk selamanya setelah terbang di atas Laut Segitiga Bermuda.
Penerbangan yang dilakukan setelah lepas landas dari Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 19 Desember 1945 menjadi penerbangan terkahir dari 5 pesawat pengebom miliki Amerika Serikat. Pesawat dengan kode penerbangan “Penerbangan 19” telah dirancang secara khusus dapat bertahan ketika mengalami kerusakan sistem Navigasi dan menghadapi situasi terburuk, namun seluruh sistem dan teknologi canggih yang diciptakan oleh manusia tiba-tiba raib dengan mudah dan tanpa bekas. Hal ini dianggap tidak masuk akal karena tidak satupun puing pesawat yang ditemukan.
Pesawat pada penerbangan 19 dirancang dapat mengapung di atas laut ketika mengalami pendaratan darurat di atas air ternyata hilang tanpa bekas. Pesawat yang kehilangan kontak dianggap mengalami kegagalan dengan asumsi seluruh sistem darurat masih bekerja dengan baik sehingga tim penyelamat dikirim untuk mencari regu terbaik dari Amerika Serikat ketika laut sudah tenang dengan langit yang cerah, namun hasilnya nihil dengan laporan “Kehilangan tidak di ketahui”. Sampai hari ini belum ada satupun usaha yang dilakukan manusia untuk langsung melakukan pengamatan di tengah Segitiga Bermuda atau turun menyelam dengan mesin canggih seperti ketika mencari Titanic.
Leave a Reply