Daftar Isi
Sejarah Lengkap Penyebaran Agama Islam di Nusantara
Dzargon. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yakni sekitar 200.000.000 (82 %) penduduk yang memeluk agama Islam (2015). Meskipun Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar namun Indonesia ternyata bukanlah negara para nabi atau daerah yang pernah dikunjungi oleh nabi, oleh karena itu sejarah masuk dan berkembang Islam di nusantara melalui banyak fase dan juga momentum.
Sejarah masuk dan berkembang islam di Indonesia dimulai pada masa perdagangan laut. Teori masuknya Islam di Indonesia dibagi ke dalam 3 teori. Seluruh teori yang dikembangkan mendekati kebenaran dan juga didukung oleh beberapa bukti-bukti yang kuat. Selain dari bukti-bukti seperti akulturasi budaya, teori-teori tersebut juga di dukung dengan catatan sejarah baik berupa perjanjian maupun catatan perjalanan yang ditulis pada masa lampau.
Teori I : Masuknya Islam ke Indonesia melalui pedagang Arab pada Abad ke 7
Teori ini menunjukkan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia sejak abad ke 7 Masehi melalui para pedagang Arab. Cerita ini didapatkan dari berita yang dibawa oleh para pedagang arab yang masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Kelemahan teori ini pertimbangan usia agama Islam pada saat itu bahkan belum menguasai semenanjung Arab dan eropa sehingga pedagang arab yang masuk ke Indonesia belum bisa dipastikan telah memeluk ataupun menyebarluaskan agama Islam.
Hubungan antara Indonesia dan pedagang Arab sudah terjalin sejak masa kerajaan Samudra Pasai di Sumatra Utara. Wilayah Sumatra utara yang dilalui oleh angin timur merupakan gerbang pertama masuknya para pedagang ke daerah Nusantara. Masuknya para pedagang Islam membawa perubahan budaya berupa asimilasi budaya dan juga agama ke penduduk asli di Indonesia. Malaka merupaka pusat perdagangan juga serta merta menjadi pusat masuknya islam di Indonesia kemudian berpindah ke pulau Jawa.
Teori ini diperkuat dengan adanya berita dari China pada masa pemerinatahan Dinasti Tang. Berita yang disampaikan memberikan informasi bahwa orang-orang Ta’shih yakni arab dan Persia batal untuk menyerang Kaling pada tahun 674 Masehi. Hal ini didasari oleh perintah dari Ratu Sima untuk tidak menyerang daerah sahabat.
Teori II : Masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke 11
Sebuah nisan dari Fatia binti Maimun yang terbaring kaku di dekat Gresik, Jawa Timur. Nisa ini menunjukkan karateristik nisan sesuai dengan aturan agama Islam. Nisan ini tertulis angka 1082 Masehi. Hal ini dijadikan dasar oleh para ahli bahwa masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11. Teori ini dianggap kurang relevan karena kemungkinan Islam diterima secara langsung masih sulit untuk diterima sehingga butuh waktu lama agar aturan Islam diterapkan oleh pemeluknya. Nisan yang digunakan bisa jadi merupakan sudah merupakan keturunan penganut Islam yang berbeda generasi dari leluhurnya yang lebih dahulu memeluk Islam.
Toeri III : Masuknya Islam di Indoensia melalui Pedagang Gujarat pada abad ke 13 Masehi
Teori ketiga menunjukkan bahwa Islam di Indonesia disebarkan oleh para pedagang dari Gujarat pada abad ke 13 masehi. Teori ini dibawakan oleh seorang ahli sejarah bernama Snouck Hurgronje. Pendapat ini didasarkan oleh bukti-bukti yang sangat kuat berupa kaitannya dengan peristiwa runtuhnya Dinasti Abassiah di Irak pada tahun 1258. Selain hal tersebut pealut ulung Portugis Marco polo para yahun 1292 juag membawa berita masuknya Islam di Nusantara pada masa ini. Bukti kuat yang mendukung lainnya adalah Nisan kubur yang digunakan oleh Sultan Malik as Saleh yang merupakan raja dari Samudra Pasai dan juga berita dari Ibnu Battuta (1345). Selain dai bukti sejarah yang didapatkan, aliran Islam Tassawuf di Indoensia juga menunjukkan perkembangan di arah yang sama.
Perkembangan Islam di Indonesia bisa jadi di awali pada abad ke 7 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari arab melalui pelabuhan-pelabuhan di pantai barat sumatra namun tidak ada jaminan bahwa mereka melakukan proses penyebaran Agama Islam di Nusantara mengingat pada masa tersbeut merupakan masa keemasan bagi kerajaan dengan corak Hindu serta Budha di Nusantara.
Proses penyebaran Agamas ISlam masuk dan berkembang dari rentang abad 7 sampai dengan abad ke 13 MAsehi dengan jumlah pemeluk yang terus tumbuh. Selama rentang waktu tersebut, para pedagang dari Persia dan juga arab sangat intensif melakukan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara sehingga terbentuk pemukiman di daerah dekat pantai. Proses ini selanjutnya membawa angin segar bagi agama Islam di Nusantara dan akhirnya menyebar luas melalui empat cara yakni Perdagangan, Perkawnian, Pendidikan dan juga Kesenian.
Islam dianggap sebagai agama yang masuk akal dengan proses penerimaan yang sangat toleran menjadikan citra Islam di mata Masyakat sangat baik. Banyak orang bersimpati dan akhirnya mengucapkan dua kalimat Syahadat. Pada masa masuknya Islam di Nusantara bentuk ikrar seseorang masuk Islam hanya dilandasi dengan dua kalimat Syahadat sedangkan budaya dan agama lokal masih tetap dilaksanakan. Hal ini bahkan masih di temui hingga hari ini hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Para Mubhalig juga memiliki peran sangat penting dalam penyebaran Agama Islam di Nusantara. Mubhalig melakukan pendekatan persuasif terhadap para pemimpin seperti raja-raja sebagai rekan dagang sehingga mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan Islam sekaligus ke para raja-raja di Nusantara.
Kemunduran kerajaan Sriwijaya para abad ke 12 MAsehi juga menjadi momen yang sangat besar bagi kerajaan-kerajaan dengan nafas Islam. Hal ini ditunjukkan dengan dukungan dari kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara untuk lepas dari pengaruh kerajaan sriwajaya sampai akhirnya pada abad ke 13 berdiri sebuah kerajaan dengan corak Islam pertama yakni samudra Pasai. Samudra Pasai berdiri dengan pusat kerajaan di Malaka sebagai gerbang awal para pedagang sebelum masuk di Nusantara.
Di daerah Jawa Agama Islam mulai masuk dan mempengaruhi banyak kerajaan-kerajaan kecil setelah kemunduran dari kerajaan Majapahit yang memiliki corak Hindu. Kemunduran ini memunculkan peluang untuk lepas-nya kerajaan-kerajaan kecil yang ditaklukkan oleh Majapahit. Sebut saja salah satu contoh dampak mundurnya kerajaan Majapahit adalah berdirinya kerajaan Demak pada tahun 1500 kemudian disusul oleh kesultanan Banten dan juga Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa kemudian banyak kerajaan yang menjadikan Islam sebagai Agama resmi kerajaan seperti kesulatanan Ternate, Kesultanan Gowa dan Kesultanan Banjar. Peran kerajaan yang menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan kemudian menjadi faktor utama berkembangnya Islam di Nusantara.
Leave a Reply