Fakta Unik tentang Richard the Lion Heart dan Salahuddin al Ayyubi dan fakta-fakat Perang salib lainnya
Dzargon. Apakah kalian bahwa Raja Inggris bernama king Richard tidak bisa berbahasa Inggris? Ataukan tidak selamanya perang menghasilkan musuh abadi, hal ini dapat terjadi pada King Richard dan Sultan Salahuddin yang sering makan malam bersama di sela-sela perang yang sedang terjadi. Hampri sama dengan perang-perang lain, perang salib perang terpanjang sepanjang masa ternyata menyisahkan banyak kejadian unik yang mungkin banyak orang tidak sangka. Apa sajakah fakta tersebut? Berikut ini ulasan yang dikumpulkan oleh tim Fakta Unik Dzargon.
Richard the Lion Hearth – King Richard the Lion Heart, salah satu raja terkenal dari Inggris ternyata tidak mampu berbahasa Inggris. Richard dilahirkan d Inggris namun menghabiskan masa kecilnya di Prancis. Lion Heart bahkan lebih mahir dalam berbahasa Arab dibandingkan berbahasa Inggris karena keputusan untuk memimpin prajurit salib ke Jerussalem.
Lukisan Perang Salib I |
The Absent King – Richard the Lion Heart hanya berkuasa di Inggris selama 11 bulan lalu kemudian berangkat ke Asia Timur meramaikan kancah Perang salib III dan mati diperjalan pulang di Perancis karena perang saudara yang terjadi di Eropa. Istrinya, Queen Berengaria of Navarre bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di Inggris sama sekali seumur hidupnya. Hal ini yang menjadi penyebab gelar The Absent king melekat pada Lion Hearth.
Richard dan Sultan – Richard mungkin raja perang salib yang paling open minded dan anti rasist, ditengah perang yang super rasis ini, Richard the Lion Hearth sama sekali tidak mendengar khutbah para paus yang memberikan pemberkatan kepada pasukan Crusedar bahkan ia pernah mengatakan bahwa “Saya lebih rela jika Yerussalem dipimpin oleh seorang Muslin yang berjiwa ksatria dan bijak dibandingkan kota tersebut jatuh ke tangan para Baron Eropa yang gila kekuasaan.
Richard dan Saladin – Suatu perang yang terjadi sangat sengit di Jaffa melibatkan pasukan Kaveleri tentara salib harus merasakan ganasnya pasukan Muslim yang dipimpin oleh Salahuddin al Ayyubi. Richard yang memipin pasukannya langsung d medan perang bahkan ikut terjatuh di tengah pertempuran. Tanpa Gentar Richrad ikut perang membuat Salahuddin Kagum bahkan mengirimkan dua kuda yang masih segar ke Richard di tengah perang padahal sejatinya mereka sedang perang satu sama lain.
Penyamaran Richard – Ada beberapa cerita yang beredar di Yerussalem yang menceritakan bahwa Richard sering menyamar demi makan malam dengan Salahuddin al Ayyubi. Salahuddin juga mengetahui rahasia tersebut bahkan bersifat ramah pada tamunya saat makan. Dalam suatu perbincangan di tengah makan malam, Richard meminta pendapat kepada Salahuddin mengenai raja Inggris. Salahuddin menjawab dengan menunjukkan kekaguman bahkwa Raja Inggris memiliki sifat keberanian yang lebih besar dari dirinya, namun kadang-kadang Richard menyia-menyiakan potensinya tersebut dan jatuh karena gegabah. Richard sendiri menganggap salahuddin terlalu moderat dalam perang bahkan saat pertempuran.
Saingan Sejati – Suatu ketika Salah satu panglima perang dari Saladin memberontak dan mengemak ditengah perang kecil, Richard sendiri melawan dan mememnggal kepala Panglima perang tersebut dengan tangannya sendiri kemudian membawa sendiri kepala tersebut ke Saladin sambil berkata “saya tidak ingin orang ini mengacaukan permainan kecil Kita”. Kemudian keesokannya harinya Salahuddin bertempur sangan sengit dengan Richard the Lion Hearth.
Ksatria Templar |
Rival Abadi – Suatu ketika terjadi pertempuran antara Richard dan Salahuddin. Richard melihat Saladin membawa pedang tumpul, kemudian ia menghentikan perang dan memberikan kesempatan kepada Salahuddin untuk mengasah pedangnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan perang.
Merawat Musuh – Sauatu hari sebuah penyakit yang menjadi wabah menyerang Rihcard dan membuat Richard sakit keras. Mendengar kabar lawan utamanya sedang sakit, saladin kemudian mengirimkan dokter paling baiknya untuk merawat Richard. Hal ini juga sering dilakukan Salahuddin kepada Baldwin II yang terkena Kusta.
Barbarian dan Muslim – Orang-orang eropa khususnya Prajurit Salib pada masa perang Salib sering menyebutkan kaum muslimin sebagai seorang bar-bar, namun karena intensifnya perang yang terjadi maka lambat laut orang-orang Eropa sadar bahwa peradaban kaum Muslim pada masa tersebut sangat maju bahkan jauh lebih maju dari peradaban Eropa sehingga mereka sadar bahwa dalam perang tersebut merekalah yang bar-bar sejati.
Pelacur dan para Wanita – Catatan sejarah menunjukkan bahwa pada masa perang Salib seluruh wanita dan Pelacur di usir dari luar camp Crusaders. Seluruh kesehatan jasmani dan rohani prajurit salib harus di jaga dan bebas dari nafsu. Tapia da satu kelompok wanita yang bebas keluar masuk campr prajurit salib yakni tukang cuci. Keistimewaan para tukang cucii bahkan akan dikawal oleh knight ketika bepergian ke tengah kota. Ketika iring-iringan Tukang cuci ini diserang makan KEselamatan Tukang Cuci menjadi keselamatan pertama. Ketika para tukang cuci ini diawan oleh pasukan Muslim mereka bahkan lebih dihormati daripada tawanan lainnya.
Muallaf – Ketika kakek dari Frederick Barbarossa meninggal pada masa perang Salib III, banyak kstaria yang beranggapan bahwa hal ini adalah kehendak tuhan kemudian sisa prajuritnya yang kehilangan pemimpin memilih untuk bergabung dengan pasukan Muslim. Sisanya yang masih setia kepada jasad Barbarossa kemudian mengantar Jasad tersebut kembali ke Yerussalem dengan harapan bahwa Barborosa akan terlahir kembali kelak.
Frederick yang Berpoligami – Sejatinya seorang katolik tidak melakukan Poligami karena tidak diperintahkan dalam agamanya bahkan cenderung dilarang oleh para Paus, namun Karena hubungan khusus yang dilakukan oleh Frederick II dari Jerman pada masa perang salib V dengan Sultan Malik dari Mesir, Frederick Ikut Berpoligami.
Raja yang Terpaksa – Karena desakan bangsawan Eropa, Frederick II kemudian dengan terpaksa ikut perang Salib V dan berhasil merebut Jerussalem, Betlhem dan Nazareth tanpa mentesekan setitik darah pun. Hal ini sebenarnya taktik dari Frederick II yang ogah perang dan menyewa ketiga kota tesebut dari sahabatnya Sultan Malik dari Mesir.
Frederick II memukul Pendeta – Dalam suatu kejadi di Yerussalem, Frederick II memukul seorang pendeta yang masuk ke dalam Masjid dan memhimbau agar tidak mengulangi kesalah tersebut. Sebaliknya al Malik pernah disarangkan oleh seorang Templar untuk membunuh Frederick II ketika pengawalannya sedang longgar. Bukannya mebunuh lawan perangnya, Sultan Malik justru memberikan kode kepada Frederick untuk pergi dari tempat tersebut dengan karena keadan “berbahaya”.
Kekalahan Pasukan Arab –Pada sat perang berkecamuk, Pasukan Arab lebih sering kalah dalam pertempuran terbuka melawan Heavy Cavelery dari Eropa. Kedisiplinan, latihan dan teknik berkuda dengan tongkat panjang membuat ordo-ordo elit Crusader seperti Templar, Teutonic Knight dan Hospitallers sangat sulit dilawan oleh pasukan yang notabene berkumpul karena panggilan jihad.
Hospitallers |
Kekalahan Prajurit Crusader – Pengalaman perang, teknik dan startegi menyerang tidak membuat prajurit salib menjadi penguasa lapangan. Meskipun para prajurit salib terdiri dari ordo-ordo elit eropa namun kurangnya komandu tunggal dalam perang membuat Prajurit salib seirng mengalami kekalahan. Pada dasarnya ordo-ordo tersebut memang sudah saling tidak suka satu lain karena perang yang terjadi di Eropa. Para Baron saling memusuhi demi wilayah kekuasaan di kampung halaman dan perebtuna tanah di Asia Barat. Para Mercenery atau prajurit bayaran yang disewa oleh Crusader kebanykan mengincar kekayaan di Arab sehingga sering kali terlihat kabur dari barisan untuk menjarah harta rampasan perang. Hal ini membuat pasukan Muslim memiliki kesempatan untuk melakukan serangan balik.
Teutonic Knight |
Peran Budha di Perang Salib – Pada saat pasukan Turki Khwaraziman melakukan penyerbuan di Yerussalem athun 1244. Pemimpin perang tersebut bukan seorang muslim melainkan keturanan Genghis Khan dari eljigedei. Bahkan mayoritas dari prajurit yang ikut perang beragama Budha dan berada dibawah komando Hulegu Khan yang juga beragama Budha.
Ilustrasi wajah Gengis Khan |
Informasi yang sangat lambat – Pada awalnya di perang Salib II, Pengiriman Prajurit Crusedar untuk menyerang Turki Seljuk yang sering mengganggu peziarah sebenarnya salah alamat. Kurang transportasi dan pertukaran berita dari Turki ke Yerussalem membuat Crusedar tidak mengetahui bahwa telah terjadi pergantian pemimpin di Mesir dan Turlki yang kemabli ke tangan Sunni. Orang-orang sunni cenderung tidak menyerang para Peziarah seperti yang dilakukan oleh orang-orang Syiah dari dinasti Fathimiyah.
Divisi perang Elit – Kemapuan memanah pasukan Arab sangat terkenal terutam apasukan berkuda. Longbowmen Inggris bahkan kalah besar dengan panah kecil yang dibawah oleh pasukan sayap yang menunggan kuda dan membawa panah. Cossak di Rusia dan Musketer berkuda dari Prancis bahkan mengambil pasukan sayab ini sebagai inspirasi dari divisi perang mereka.
Biaya Perang yang Sangat Mahal – Biaya membangun kesatuan Knight memakan biaya yang sangat besar. Bahkan seorang raja sekalipun hanya mampu memiliki sekitar 100 sampai dengan 300 pasukan Full Knight dengan Heavy Horse (Cavalry kelas berat) yang berdinas diabwah komandonya full time. Siasanya para raja mengumpulkan para knight yang berada di bawah komando para Baron dan Duke apabila sedang terjadi perang besar. Hal ini yang membuat tukar kepentingan di tubuh Crusader terjadi dan membawa banyak kerugian di dalam medan perang.
Knight dan Heavy Cavalry –Knigth bukanlah orang sembarang namun mereka adalah anak para bangsawan dan raja yang memiliki hak waris. Di masa tersebut mereka yang memiliki hak waris hanya anak pertama dari para bangsawan, hanya beberapa bangsawan yang memiliki kekuasaan super besar yang mampu mebagi warisan kepada 2 atau tiga anak mereka. Putra-putra bangsawan yang tidak beruntung ini kemudian memiliki kekayaan kurang akan berlatih pengetahuan perang. Mereka kemudian dibaptis menjadi Knigth pada usia 15 sampai dengan 16 tahun oleh raja atau Baron tempat mereka mengabdi.
Raja tidak membunuh Raja lainnya – Fakta Nobility dan Hukum Cheverly yang mulai diterapkan sejak abad pertengahan tidak memperboleh seorang raja membunuh raja lainnya. Teruatam apabilan tertawan. Kode etik ini juga berlaku di perang salib san dipegang oleh pihak Muslim dan juga Pihak Cristian. Namun ebebrapa ordo prajurit yang disusun oleh pihak Gereja (Religius Millitary Order) Seperti Hospitaller, Templar dan Teutonic tidak memberlakukan hal tersebut pada Nobleman muslim. Salahuddin sendiri menghormati peraturan tersebut, meskipun denmdam karean adiknay dibunuh oleh perintah Guy d Lusignan, Salahuddin tidak membunuh Guy ketika berhasil memenangkan perang Hattin dan menawan Guy d Lusignan yang menjabat sebagai raja Yerussalem pada masa tersebut.
Saladin Melanggar Aturan – Saladin pernah terbakar amarah ketika adiknya dibunuh oleh Reynald d Catilon. Pertemuan dengan pasukan Reynald yang dibawah komando Guy d Lusignan membuat perang Hattin berada di bawha kekuasaan Saladin. Saladin membunuh seluruh pasukan yang tersisa kecuali Guy d Lusignan yang menjabat seorang Raja utama, kemudian berangkat ke Yerussalem 5 hari setalh perang Hattin selesai. Di sisi lain, Richard the Lion Heart juga perang melanggar kode etik tersebut dengan membunuh 2000 serdadu salahuddin yang tertangkap di gerbang Acre/Akko.
Komandan Bengis dalam Perang – Meskipun sangat santun terhadap lawannya pada perang Yerussalem dan Richard the Lion Hearth. Salahuddin pernah berubah menjadi buas dan garang serat memabnati seperti yang dilakukan oleh para crusader. PAsukan Baybar yang berada dibawah kekuasaan Sultan Saladin bahkan pernah membunuh seluruh isi benteng Acre dan meratakannya dengan tanah agar sulit untuk dijadikan benteng pertahana oleh paran Crusader kelak. Saladin bahkan sengaja menulis surat kepada Yerussalem yang berisi detil pembunuhan dan pembantaian kaum Kristen di dalam benteng tersebut.
Siege Weapon dan Mayat – Ketiak asukan Baybar mengepung kota Acre. Pasukan ini menggunakan siege Weapon sebagai senjata berat jarak jauh yang memapu meruntuhkan sebuah benteng. Catapult besar yang berderi ini tidak hanya melemparkan batu tapi juga senjata Biologis dan psikologi. Ketapel-ketapel raksasa ini digunakna untuk melontarkan mayat pasukan musuh, tawana dan anak-anak yang masih hidup bahkan bangkai unta dan kuda. Pada abad pertengahan dan masa perang, hal ini dianggap sebagai “humor prajurit altelery” namun pasukan Baybar melakukan sanga intensif dan juga mengerikan.
Maulid Nabi Selama Dua Bulan – Karena serangan penyakit Wahn yakni penyakit hati yang menyebabkan seseorang takut mati dan Cinta Dunia, Salahuddin menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallalhu ‘Alaihi wa Sallam. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali spirit perjuangan dan menghilangkan penyakit Wahn tersebut. Pada festival dikaji sejarah-sejara sirah Nabawiyah dan Astar sahabat yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad. Bahkan sangkin seriusnya, Festival ini berlangsung selama dua bulan. Hasilnya banyak pemuda Muslim yang mendaftar mejadi pasukan Jihad untuk membebaskan Palestina.
Leave a Reply