Daftar Isi
7 Salah Paham yang Banyak Dipercaya Oleh Orang Awam Mengenai Israel
Dzargon – Konflik Timur Tengah sepertinya sangat identik dengan negara Israel, Negara Kecil yang sedang konflik dengan Palestina ini sepertinya mengundang banyak kontroversi, mulai dari luas negaranya yang kian bertambah sejak pertama kali dideklarasikan pasca perang dunia ke dua. Namun selain konflik yang terjadi di Palestina, ada banyak tuduhan-tuduhan yang salah paham terhadap negara Israel, meskipun demikian postingan ini bukan merupakan bentuk dukungan kepada Israel, hanya ingin menyampaikan beberapa fakta yang jarang diketahui oleh orang lain.
1. Israel adalah Negara Berbasis Agama atau Israel adalah negara untuk Agama Yahudi
Faktanya Israel merupakan dengan dengan jumlah penduduk beragama yang sangat variatif, bahkan penduduk Israel ada yang beragama Islam. Penduduk beragama Islam di Israel sudah sampai 17 % dan terus tumbuh, selain Islam, di Israel ada juga agama Kristen, Syiah dan agama Baha’i. Di Israel juga banyak orang-orang Atheis dan juga penganut LGBT, Israel dan Libanon bahkan dijuluki sebagai Syurganya Atheisme dan LGBT dua hal yang tidak mungkin terwujudkan dari negara yang berlandaskan Agama.
Israel adalah negara Sekuler atau negara yang memisahkan antara urusan dunia dan urusan Agama. DI Israel, pemerintah mengembalikan urusan agama kepada masing-masing komunitas, seperti masalah Agama, jika perceraian yang terjadi pada penduduk Muslim Israel, maka Israel tidak memiliki pengadilan Khusus yang menegakkan Syariat Islam, jadi perceraian akan dikembalikan ke Komunitas masing-masing.
2. Israel adalah Negara Apartheid
Faktanya: Israel merupakan Sebuah negeri yang multi Etnis, bahkan Etnis di Israel masuk dalam jajaran negara multi Etnis dunia. Banyak Ras yang tercatat melakukan migrasi ke Israel bahkan menurut dara Statistik paling tidak, penduduk Israel berasal dari 114 negara dari seluruh belahan dunia. Jangan heran jika di Israel ada banyak orang yang memiliki warna rambut pirang, hitam kulit hitam, kulit putih, mata gelap, ras mata berwarna biru karena bangsa Israel tidak memiliki ras Asli.
3. Konflik Israel – Palestina adalah Konflik Yahudi Vs Islam dan Israel Memusuhi Islam.
Diantara semua tuduhan, ini adalah tuduhan yang paling tendensius dan harusnya manusia belajar dari Perang Salib mengenai tuduhan tendesius ini. Perang berlatar belakang agama ini paling populer di Indonesia.
Kenyataannya, setelah deklarasi negara Israel, negara ini harus berjuang melawan tekanan negara-negara arab di sekitar, hasilnya negara arab yang lain yang memiliki kepentingan politik yang sama dengan Israel, memberikan bantuan, hasilnya perang antara bangsa arab dab bangsa arab lainya terjadi di Israel. Dalam perang tersebut ada puluhan arab Beduoin, yang tergabung dalam IDF yang gugur dalam perang. Pasukan IDF ini mayoritas Muslim.
4. Warga Israel adalah Yahudi yang Fanatik
Faktanya, menurut hasil riset dar Pew Research, setangah dari Isarael adalah Yahudi Seculer atau sudah mendekati ke arah Atheis. Yahudi Sekuler ini menganggap bahwa kitab suci yang ada di agama mereka adalah warisan dari nenek moyang mereka, namun mereka tetap ikut merayakan hari raya besar sebagai warisa budaya namun tidak mengakui adanya tuhan atau Atheis.
Pada sisi lain Yahudi ada aliran Ultra Orthodox Jews, sejenis Yahudi yang sangat ketat dan keras menjaga aturan Yahudi dalam kehidupan, atau Yahudi Garis keras, hanya saja komunitas ini cuman memenuhi 9% dari seluruh Yahudi yang berjumlah 45 % penduduk Israel. Para penganut aliran ini kebanyakan adalah imigran dari Rusia.
5. Zionis adalah gerakan berlandaskan Agama
Untuk yang satu ini tidak sepenuhnya salah, namun sebenarnya faham Zionis sangat jauh dari faham kitab Suci Yahudi, yakni Torah (Taurat). Gerakan Zionis memanfaatkan latar belakang Agama untuk mendapatkan dukungan dan motivasi yang tinggi dalam berperan dimana manusia yang dekat dengan kematian akan lebih religious.
Gerakan Zionisme diprakarsai oleh para leluhur Yahudi Sekuler seperti yang telah disebutkan di atas. Sebut saja salah satu tokoh kunci pencetus gerakan Zionisme dunia, Theodir Hertz dan juga perdana menteri pertama Israel, David Be Gurion, lalau Presiden pertama Israle, Chaim Waeizmann, lalu Max Noudau, dan Ze’ev Jabostinky, mereka semua adalah Atheist.
Baca Juga:
6. Israel Sangat Bergantung Dengan Amerika Serikat
Bahkan yang jauh lebih tendensius dari tuduhan ini adalah, banyak Agen Zionis Israel yang mengontrol parlemen Amerika Serikat. Kemungkinan tuduhan ini karena yang paling kuat memberikan dukungan dan Veto untuk Israel adalah Amerika Serikat, sehingga Israel akan kerepotan tanpa Amerika Serikat.
Saat Israel merdeka, sehari kemudian ada serbuan dari 3 negara Arab yang ingin menggagalkan kemerdekaan Israel, saat itu Israel harus berjuang melawan 3 negara Arab yang belum mendapatkan dunia bahkan saat itu Israel belum dianggap sebagai sebuah negara oleh dunia. Rusia dan Amerika adalah negara yang sama sekali tidak menganggap Israel adalah sebuah negara, barulah setelah mereka mampu bertahan dari serangan 3 negara arab, Amerika dan Rusia mengakui negara ini.
Dua puluh tahun kemudian, Israel diserang lagi oleh negara Arab yang dikenal dengan nama Six Days War, saat itu, jumlah penyerang dari negara-negara arab jauh lebih banyak dari perang pertama Israel. Dalam perang ini Israel kembali mampu bertahan, lalu ada konflik terusan Suez pada tahun 1956. Pada konflik itu, Einshower bahkan menyiarkan sebuah siaran melalui radio dan Televisi. Faktanya Amerika ternyata menjadi negara yang paling banyak memberikan bantuan dan menjual Senjata kepada bangsa Arab yang menyerang Israel melalui Marshall Plan, dan pahitnya Amerika tidak menjual Senjata ke Israel. Bantuan Militer pertama Amerika ke Israel baru turn pada tahun 1974.
Selama periode awal kemerdekaan Israel, Amerika belum menjadi sekutu dari Israel dan condong kearah lawan daripada lawan, Inggris dan Amerika sendiri memprediksikan Israel akan kalah dalam perang 6 hari, namun sebaliknya Israel berhasil bertahan. Karena kegigihan Israel melawan dan bertahan perang, akhirnya Amerika Serikat merapatkan diri ke Israel dengan asumsi bahwa Israel adalah negara tangguh yang justru akan berbahaya jika dijadikan musuh. Tentu saja ini akan menjadi batu sandungan Amerika untuk mencengkram negara Arab.
Sebut saja salah satu penjualan senjata senilau 4 Millyar Dollar ke China jadi gagal karena Israel dan saat itu Amerika sedang memboikot China. Israel juga pernah memberikan senjata kepada Taiwan hal ini dianggap menyulitkan Amerika menjaga hegemoni dan mengendalikan negara-negara sekutu di kawasan Asia Pasifik, sampai akhirnya Amerika memberikan bantuan senjata kepada Israel dengan Syarat dan ketentuan.
7. Nyawa Israel Bergantung Kepada Bantuan Amerika
Israel memang menerima banyak bantuan dan paket militer dan saat ini negara yang paling besar memberikan dukungan ke Israel adalah Amerika Serikat, namun saat ini bantuan tersebut tidak berarti banyak lagi bagi Israel.
Tahun 1985, Amerika memberikan bantuan kepada Militer Israel sebesar 3,4 Miliar USD dan jumlah ini setara dengan 14 % dari GDP pada masa itu, laly 11 tahun kemudian Israel kemabli mendapatkan bantuan sebesar 3,1 Miliar USD yang hanya setara dengan 3 % GDP Israel, lalu tahun 2008 israel kemabli mendapatkan bantuan senilai 2,4 Miliar USD yang hanya setara dengan 1,2 % GDP Israel.
Sebaliknya, ternyata dari kasus ini ternyata yang mendapatkan keuntungan adalah Amerika Serikat dimana penjanjian ini memberikan Syarat Intervensi Amerika ke Alutista Israel, artinya Amerika punya kendali dan kontrol dalam militer Israel. Saat ini banyak aktivis dari dalam negeri Israel yang melakukan aksi protes untuk tidak lagi menerima bantuan Militer dari Amerika, Hasilnya Donald Trump menanggapi aksi protes yang akan merugikan negaranya dengan memberikan dukungan penuh kepada Israel untuk menguasai Yerusalem sebagai Ibukota Israel.
Sebagai bahan pembanding, Arab Saudi yang dikenal lebih romantis dengan Amerika Serikat baru-baru saja menerima bantuan Alutista Amerika Serikat senilai 350 Miliar USD yang akan diberikan secara bertahap selama 10 tahun. Jumlah ini tentu saja puluhan kali lipat daripada bantuan Amerika ke Israel, jadi menurut hemat saya perang Antara Israel dan Palestina bukanlah berdasarkan Agama melainkan pasar senjata perang dari negara Amerika Serikat dan bumbu agama adalah topeng paling indah untuk membakar semangat perang di Arab, siapapun yang menang, tentu saja yang untung adalah Amerika Serikat.
Leave a Reply