Daftar Isi
6 Ketakutan Terbesar Seseorang untuk Menikah
Dzargon. Kapan Nikah? Ini adalah pertanyaan yang paling horror yang dialami oleh anak-anak generasi 90-an saat ini kecuali bagi mereka yang sudah menikah. Didesak untuk segera menyelenggarakan pernikahan memang ganjil banget, apa lagi kalau udah pas lebaran, ngumpul ngumpul di rumah keluarga yang lain dah pada bawa pasangan eh kitanya malah sendiri, duduk di pojokan makan kue mentega, galau.
Merubah status di KTP dari lajang menjadi menikah tentu saja bukan hal yang mudah dan tidak semudah membalik telapak tangan. Masalahnya pada umumnya bukan masalah uang atau penghasilan, namun berikut ini beberapa alas an yang paling ditakuti oleh anak muda mengapa selalu menunda untuk menikah.
1. Takut tinggal Di rumah Mertua
Pondok mertua Indah memang tempat yang paling memungkinkan untuk ditinggali pasca seseorang melangsungkan pernikahan. Pasangan Muda biasanya memiliki keterbatasan finansial untuk segera membeli atau sekedar ngontrak rumah yang jauh dari mertua, sehingga untuk sementara waktu dan sampai batas yang belum bisa ditentukan, Rumah Mertua adalah solusinya.
Kehadiran sepasang mertua memang bisa menjadi orang tau baru bagi kita, namun berbeda dengan orang tua kandung. Mertua bukan orang tua kita yang dengan legowo menerima seluruh kekurangan dan memberikan toleransi atas seluruh kekurangan yang kita miliki. Hal ini tentu saja akan membuat siapa saja yang tinggal di sana akan merasa canggung dan pada ujungnya membuat kita merasa melakukan semua salah. Salah satu contoh kebiasaan bangun siang atau kebiasaan untuk bersih-bersih rumah, jika biasanya dilakukan oleh Ibu, pada saat tinggal di rumah mertua semuanya jadi berubah.
2. Takut Tidak Mampu Membayar Resepsi Pernikahan
Semua serba naik, saat ini resepsi pernikahan bukanlah biaya yang murah, bahkan ada beberapa orang yang sampai harus berutang untuk menyelanggarakan sebuah pesta yang hanya satu malam atau mungkin beberapa jam saja. Belum lagi biaya fotogarfer baik untuk Prewed, wedding dan urusan-urusan kecil lainnya. Ketakutan ini bahkan seperti kisah horror bagi beberapa susku-suku tertentu di Indonesia yang mensyaratkan uang lamaran dengan nilai besar dan tergantung dari garis darah gadis yang hendak di pinang.
3. Takut memilih pasangan yang tidak tepat
Ketakutan ini bahkan di alami oleh orang yang sudah lama berpcaran, meskipun sudah lama menjalin kasaih, beberapa orang masih takut untuk menjadi kekasihnya sebagai pendamping hidup. Alasannya adalah beberapa hal yang kurang pas sehingga kekhawatiran terjadi cekcok setelh berumah tangga muncul menghatui. Padahal tidak rumah tangga yang sempurna toh orang tua kita juga pernah bertengkar.
4. Takut kehilangan kebebasan
Seperti lagu dari Koes Plus, Bujangan adalah mahluk yang paling bebas di dunia, Bangun kesiangan, pulang laurt malam, membelajakan uang terserah kemauan dan bepergian entah kemana tidak akan ada yang mencari asalkan tetap kembali. Nah karena perasaan enjoy dengan kebebasan ini, para Bujangan menjadi banyak fikiran akan susahnya setelah menikah dimana kehidupan akan dibatasi, susah untuk pulang larut malam dan keuangan pun harus di bagi dua.
5. Takut kehilangan pekerjaan.
Bagi kaum lelaki, menikah mungkin saja hal ini bukanlah ancaman, namun beberapa wanita tentu saja akan mendapatkan masalah ini. Beberapa pekerjaan mensyaratkan seorang wanita lajang karena semua orang tahu wanita yang sudah menikah tentu saja tidak akan se-produktif pada saat masih singgel. Belum lagi cuti hamil yang wajib diberikan dan juga batasan yang akan di berikan suami kepada istrinya. Seluruh hal ini ternyata sanggup menjdai terror di fikiran kaum hawa untuk melangsungkan pernikahan.
6. Takut Membuat Komitmen
Dari seluruh ketakutan yang yang hal ini adalah ketakutan yang paling. Inti dari Pernikahan adalah siap untuk berkomitmen. Komitmen ini sedikit berbeda dengan komitmen yang sudah dilakukan karena hanya terjadi sekali atau kalau dilanggar biduk pernikahan terancam karam. Menyatukan dua kepala tentu saja sangat sulit, oleh karena komitmen merupakan jalan tengahnya. Sayangnya menjalani komitmen tersebut tidak semudah mengucapkannya dibutuhkan integritas dan konsitensi tingkat tinggi sampai pada akhirnya hal ini juga menjadi salah satu sekian banyak ketakutan yang menjadi ancaman bagi mereka yang hendak melangsungkan pernikahan.
Leave a Reply