10 Potret Kehidupan Sosial Orang Jepang yang Sangat Berbeda dengan Negara Lain dan Sisi Gelapnya

10 Potret Kehidupan Sosial Orang Jepang yang Sangat Berbeda dengan Negara Lain dan Sisi Gelapnya

Dzargon – Jepang menjadi negara pertama di Asia yang mampu bangkit dari keterpurukan pasca perang dunia II yang telah membuat negara ini lulu lantah. Sebagai negara korban Bom Atom Amerika Serikat Serikat yang dijatuhkan di Kota Nagasaki dan Hiroshima, Jepang ternyata mampu bangkit dari negara Invasi ke negara Industri yang dengan cepat “menjajah” hampir seluruh bangsa yang ada di dunia. 
Bangkitnya negari Matahari terbit ini tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun dibutuhkan dedikasi yang tinggi mulai dari Raja, pemegang pemerintahan dan juga masyarakat sosial. Masyarakat sosial jepang yang terkenal pekerja keras dan disiplin menjadi alasan utama mengapa negara ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan menjadi raja teknologi dunia. 
Sebagai negara modern dengan kemampuan teknologi yang sangat canggih, tidak serta merta membuat kehidupan masyarakat Jepang secara keseluruhan menjadi lebih muda dan sejahtera, ada beberapa pil pahit yang harus dirasakan oleh Masyarakat Jepang yang tidak mampu mengikuti ritme perkembangan negeri Sakura ini seperti yang akan disampaikan ulasannya oleh Dzargon.com.

#1. Tahun Ajaran Baru di Bulan April dan Sistem Catur Wulan

Sebagian besar negara di dunia memulai tahun ajaran baru mereka pada pertengahan tahun yakni sekitar bulan Juni atau Juli, namun hal tidak demikian dengan Jepang. Jepang memulai tahun ajaran baru pada bulan April. Bukan hanya itu, setiap tahun ajaran baru, akan disambut dengan cara baru. Siswa akan disebar pada kelas yang berbeda dari tahun sebelumnya agar mereka mampu menjalin komunikasi yang dengan orang-orang baru.
Selain dimulai dari di bulan April, sistem tahun akademik di Jepang, tidak dilakukan per enam bulan atau semester melainkan sistem Catur Wulan atau Trimester. Dalam satu tahun akan ada tiga evaluasi hasil belajar dilakukan untuk siswa jepang sebagai bentuk proses mengukur penguasaan terhadap materi yang diberikan. Sistem ini pernah dianut juga oleh Indonesia namun dirubah kembali ke sistem Semester.
cewek pakai rok mini ke sekolah

#2. Tahun baru Tidak Disambut dengan kembang Api

Jepang adalah negara dengan agama utama Shinto. Agama ini merupakan agama nenek moyang Jepang yang masih dipegang hingga hari ini. Aturan-aturan dari Agama Shinto telah membentuk Budaya Jepang sejak ribuan tahun lalu dan mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan yang ada di jepang termasuk sistem penanggalan. Meskipun negara ini juga mengadopsi sistem penanggalan Internasional namun Jepang juga memiliki sistem penanggalan mereka.
Hal yang unik adalah pesta penyambutan tahun baru Jepang tidak dilakukan dengan menyalakan kembang api melainkan dengan memukul sebuah lonceng raksasa di Kuil. Lonceng tersebut dipukul sebanyak 108 kali yang melambangkan nafsu hewani yang dimiliki oleh manusia. Hal ini bertujuan untuk membebaskan manusia dari kemalangan dan dosa yang telah dilakukan karena Nafsu Hewan yang ada pada manusia.
doa seorang wanita jepang remaja

#3. Orang Jepang tidak Menggunakan Tanda Tangan

Hampir semua negara menggunakan Tanda tangan sebagai bentuk sah dalam setiap transaksi formal seperti pengambilan uang melalui bank, pengesahan Ijazah, sertifikat dan lain-lain. Namun hal ini tidak berlaku di Jepang. Orang jepang tidak menggunakan tangan melainkan menggunakan Segel dengan huruf Jepang. 
Segel ini disebut sebagai Hanko. Hanko memiliki banyak bentuk mulai dari huruf kanji bahkan sampai gambar Anime. Hanko pun dapat digunakan beberapa waktu dengan berbagai macam keperluan sebagai pengganti tanda tangan dan bisa dibeli di toko alat tulis di Jepang.
Orang Jepang tidak Menggunakan Tanda Tangan

#4. Etika Makan yang Jepang

Seperti yang diketahui sebelumnya, Peradaban Jepang adalah salah satu peradaban tertua di Dunia yang masih bertahan. Peradaban ini bahkan sangat komplek mengatur hampir setiap sendi kehidupan Masyarakat Jepang termasuk Tabel Manner. Tabel Manner di Jepang terkenal jauh lebih susah dibandingkan dengan Eropa.
Etika makan unik seperti tidak boleh menggeser piring saat makan, kemudian makanan harus diambil dengan sumpit dan makanan yang sudah digigit tidak boleh diletakkan lagi tapi harus dihabiskan. Ini alasan sebagian besar makanan Jepang diatur dalam porsi kecil tapi banyak. Selain hal itu, Orang Jepang sangat suka memuji makanan yang mereka makan di meja makan. Pujian bisa diungkapkan dengan kata Oishi (enak) dan mereka bahkan suka mengulang kata-kata tersebut.

cewek jepang cantik di meja makan bersam akeluarga

#5. Gentlemen First

Jepang memang unik, jika seluruh dunia mengakui kalimat Ledies First, maka hal ini tidak berlaku di Jepang. Di Jepang, Para lelaki akan lebih diprioritaskan bahkan cewek akan merasa tersinggung jika mereka diberikan kesempatan untuk maju terlebih dahulu. Hal ini berlaku ketika berada di tempat umum seperti restoran, Pria akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan minuman terlebih dahulu dibandingkan dengan cewek.

#6. Hikikomori 

Terdapat sekitar 7% dari total keseluruhan pria yang ada di Jepang memilih untuk hidup sendiri atau Hikikomori. Hikikomori adalah kebiasaan orang jepang untuk mengasingkan diri dan menghindari kontak sosial dengan orang lain. Kehidupan dari Hikikomori akan berlangsung sangat terasing dan menggantungkan hidupnya kepada penghasilan dalam keluarga. Lama waktunya mulai rentang tahunan bahkan sampai puluhan tahun, meskipun Hikikomori didominasi oleh Cewek, namun ada juga kaum perempuan yang memutuskan untuk Hikikomori.
wanita jepang suka menyendiri di kamar

#7. Mengadopsi Orang Dewasa

Salah satu masalah besar d Jepang yang muncul akibat Pornografi yang dilegalkan adalah Frustasi Seksual dimana kebanyakan mengalami disorientasi tujuan seksual. Banyak film JAV yang bercerita mengenai ketidakberdayaan wanita, membuat wanita memiliki tempat paling rendah sehingga kebanyakan dari warga Jepang melakukan hubungan badan hanya untuk gagah-gagahan. Hanya sedikit keluarga yang bisa tumbuh harmonis sedangkan sisanya sangat sulit mendapatkan keturunan.
Akibatnya banyak keluarga di Jepang yang tidak memiliki keturunan karena kebiasaan seks yang buruk ketika muda. Namun Pemerintah Jepang, justru menerapkan kebijakan unik, yakni pajak Progresif untuk mereka yang tidak berkeluarga dan yang tidak memiliki keturunan. Hasilnya banyak keluarga jepang yang tidak memiliki keturunan terpaksa mengadopsi orang dewasa sebagai anggota keluarga mereka dengan tujuan menghidari pajak.

petret kehiduapn dewasa di jepang

#8. Tidak ada Nama Jalan

Nama Jalan tentu saja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari alamat rumah seseorang. Meskipun sangat memudahkan dalam memberikan deskripsi alamat, namun kepadatan Kota Jepang sepertinya tidak tertarik menggunakan nama Jalan seperti banyak negara maju lain baik di Eropa, Amerika bahkan di Asia.

Jepang medeskripsikan alamat dengan urutan sebagai berikut, Prefecture, City, District, Section, House atau Apartment. Tiga nama pertama akan menggunakan nama sedangkan untuk section dan House akan menggunakan angka. Hal serupa juga sama di kalender orang jepang, dimana nama bulan diganti dengan angka bukan dengan nama.

Tidak ada Nama Jalan

#9. Terbiasa Mandi Bersama di Bak Mandi Umum

Telanjang memang masih tabu dilakukan di hadapan umum di Jepang, namun kalau sama-sama tidak mengenakan sehelai benang di permandian umum (onshen) sudah merupakan kebiasaan orang jepang sejak dulu. Orang jepang akan sering terlihat menghabiskan waktu di permandian umum bersama baik Pria dan Wanita namun tidak saling campur.

Selain terbiasa mandi bareng, ternyata warga Jepang juga punya tradisi mandi bareng yang disebut dengan Immodest. Tradisi sudah menjadi festival dimana kaum Pria dan Wanita akan mandi bersama di bak mandi umum. Jumlah tidak main-main bahkan sampai ratusan orang, namun sebelum nyemplung bareng di Bak Mandi, mereka harus mandi di Shower terlebih dahulu biar air dalam bak mandi tetap bersih.

handuk melorot cewek jepang di bak mandi

#10. Workaholik

Orang-orang Jepang memang terkenal sebagai orang yang sangat disiplin dan gila kerja. Saking Gilanya, tidak satupun pekerjaan di Jepang yang bisa dianggap remeh bahkan untuk sekedar penjual Sushi keliling (kalau di sini mungkin, seperti mamang bakso yang jualan pakai gerobak). Semuanya dikerjakan dengan baik orang Jepang.

rambut pendek wanita jepang manis dan seksi

Selain worka holik, Orang Jepang sangat mencintai pekerjaan mereka, sehingga sangat jarang Orang Jepang yang berhenti dari dunia kerja atau bahkan ganti pekerjaan. Mereka akan memilih satu pekerjaan yang akan dikerjakan sampai pensiun. Teman kerjapun bahkan sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Pekerjaan bahkan sudah menjadi candu di Jepang sampai akhirnya Pemerintah Jepang menerpkan sanksi tegas untuk mereka yang bekerja sepanjang tahun tanpa mengambil cuti akan di denda. Kalau di Indonesia kalau perlu hanya digaji sepanjang terus kerjaannya tidur dengan alibi rapat.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *