Jakarta – Para wanita cantik nan seksi tak henti menebar senyum di Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2013, di JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat. Lembut tutur kata serta wajahnya yang rupawan menjadi daya tarik tersendiri. Khususnya bagi kaum pria, pemandangan itu akan membuat mereka betah berlama-lama di ajang IIMS 2013.
Salah satu pengunjung, Richo, 23 tahun, mengakui nilai plus pameran Motor Show adalah SPG yang cantik. Bahkan pria yang masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta ini dalam sepekan bisa tiga kali berkunjung. Mahasiswa jurusan manajemen perbankan ini rupanya penasaran dan iri dengan kepintaran salah satu teman kuliahnya, yang mendapat teman kencan dari SPG saat pameran IIMS tahun lalu.
“Cakep-cakep asli SPGnya. Betah gue di sini buat ngilangin stres kerjain skripsi. Tahun lalu temen gue dapat jodoh dari sini. Namanya usaha, siapa tahu ada yang nyantol sama gue nanti,” katanya saat ditemui detikcom di Hall D JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (19/9) pekan lalu.
Menenteng sebuah komputer tablet, Richo pun berkeliling arena pameran. Tas yang berisi file-file kuliah, dan buku penunjang skripsi sengaja ditaruh di dalam mobilnya. Sesekali dia mengambil gambar mobil yang dipamerkan, dengan alasan buat perbandingan sebelum membeli.
Padahal, gambar yang diambil dan perbesar adalah SPG yang berdiri. Ia juga memilih stan mobil yang tidak terlalu ramai, agar memiliki waktu lebih lama ngobrol dengan SPG yang diincarnya. “Namanya pendekatan ya harus pake cara khusus. Mau enggak mau dia kasih nomor handphone atau pin BB itu mah belakangan,” ujar mahasiswa berkacamata itu seraya tertawa.
Begitu juga dengan pengakuan pengunjung pria lainnya, Fikri, 24 tahun. Pria yang mengaku masih lajang ini datang ke IIMS agar mendapat kenalan baru. Sama seperti Richo, dia juga ingin mendapat teman kencan di arena IIMS.
Ia punya trik khusus untuk melakukan pendekatan dengan SPG. Agar bisa pendekatan dengan SPG lain, ia sengaja membawa kamera saku. Menurutnya, hampir setiap SPG dalam pameran mobil biasanya doyan dan narsis kalau difoto. Kalau sudah selesai tanya urusan teknis mobil, ia biasanya sengaja meminta SPG untuk bisa diambil gambarnya.
Setelah dapat gambar, ia pun basa-basi menodong pertanyaan soal aktivitas seperti jurusan kuliah dan pengalaman SPG. “Gue cari SPG yang enggak kaku. Kalau ngomong ya mau terbuka soal kuliah atau apa? Kan ada SPG yang senyum dan cuma mau ditanya soal mobil doang,” kata dia.
Rival, 25 tahun, salah seorang pengunjung mengatakan hadirnya wanita ayu di ajang IIMS 2013 menjadi daya tarik tersendiri. Dia menjadi lebih bersemangat melihat mobil-mobil yang dipamerkan. “Selain lihat mobil, ya sekalian lihat SPG – SPG cantik, apalagi ini kan eventnya kelas internasional, SPGnya bening – bening,” kata dia saat ditemui detikcom di arena IIMS 2013, Minggu (22/9) kemarin.
Bagi Rival, dunia otomotif memang tak bisa dipisahkan dari wanita muda nan cantik. Tidak hanya di pameran bahkan di sirkuit balapan. “Lihat saja balapan Moto GP atau Formula 1, kan selalu ada gadis gadis umbrella girlnya,” kata pria yang datang bersama empat rekannya ini.
Surya, 24 tahun, pengunjung lainnya sependapat dengan Rival. Dia mengibaratkan pameran otomotif tanpa kehadiran wanita cantik, seperti sayur tanpa garam. “Lihat aja pengunjungnya kan kebanyakan cowok, kalau yang ditaruh
cowok juga ya tidak pas dong,” kata dia sembari tertawa.
Di Dunia SPG Ada yang ‘Nyambi’ Jadi Wanita Panggilan
Jakarta – Adanya tudingan miring seputar dunia sales promotion girl (SPG) berjalan seiring dengan fenomena agen SPG yang mulai marak muncul sekitar delapan tahun belakangan. Kehadiran SPG sendiri muncul dari kebutuhan suatu perusahaan terhadap pihak yang mengurus segala sesuatu tentang tenaga promosi untuk menunjang keberhasilan promosi produk.
“Banyak fenomena agency ini dari tahun 2005, karena suatu perusahaan butuh agency manajerin SPG,” ungkap salah satu penyalur SPG yang tidak mau disebutkan namanya saat berbincang dengan detikcom, Senin (23/9).
Pria yang telah lima tahun menggeluti dunia penyaluran SPG ini menjelaskan
pihak agency memiliki beberapa kategori atau yang disebut dengan grade SPG seperti grade A dan grade B yang dapat dipilih sesuai dengan permintaan klien.
Menurutnya, yang membedakan grade seorang SPG dengan SPG lainnya adalah tinggi badan yang dimiliki wanita tersebut. Untuk grade A, tinggi badan dari 166 sentimeter sampai 172 sentimeter. Adapun grade B adalah 165 sentimeter.
“Grade A itu biasanya kayak untuk mobil mewah, fee dasarnya Rp 450 ribu hingga Rp 800 ribu per hari dengan 6 jam kerja. Grade B lebih ke SPG handphone atau rokok, fee-nya tentu di bawah grade A,” ujarnya memaparkan.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pihak agency tidak memberikan peraturan khusus kepada para SPG seperti larangan memberikan nomor telepon pribadi kepada pengunjung atau pelanggan. Hal tersebut sepenuhnya diserahkan kepada
SPG.
“Gak ada larangan (memberi nomor HP ke pelanggan). Itu tergantung SPG-nya, mungkin dia untuk meluaskan jaringan ataupun untuk hal-hal yang ‘lain’, itu terserah mereka,” ujarnya.
Dia tidak menampik dalam dunia SPG ada yang nakal dengan sekaligus ‘nyambi’ menjadi wanita panggilan yang dapat dipesan. “Sebenarnya kembali ke pribadi masing-masing. Memang saya pernah menemukan itu (nyambi). Tapi agency itu tidak hanya untuk SPG, ada juga yang untuk ke karaoke, hotel, tanda kutip dunia yang kayak gitu, maaf-maaf ya yang main lady escort (LC atau LE), saya yang baik-baik aja,” katanya menegaskan.
Menurut salah seorang dari agency lain yang mengurus SPG, Ainun Fitri, setiap SPG yang direkrut dalam ajang pameran IIMS punya kualitas beda dibandingkan SPG di ajang lain. Ia menceritakan biasanya SPG direkomendasi oleh orang-orang tertentu yang sudah dikenal dan sudah berpengalaman di ajang sebelumnya.
Jadi, dia menekankan, jarang SPG yang disertakan di IMMS masih fresh graduate. Apalagi SPG yang diajak juga sebagian besar memang mahasiswa yang punya kelebihan bahasa Inggris dan memang ingin mencari pekerjaan sampingan.
“Ya, kami kan pas mereka kirim CV atau dikenalin sama orang sudah tahu. Ganggu jam kuliah tidak? Karena kalau sudah kerja SPG, mereka harus siap korbanin kuliah paling beberapa hari,” ujar Ainun kepada detikcom di ajang IIMS, Jumat pekan lalu.
SPG: Ada yang Genit Langsung Kasih Nomor Telepon dan Kartu Nama
Jakarta – Selain diwarnai dengan berbagai suka, melakoni profesi sebagai sales promotion girl (SPG) juga tak bisa lepas dari perbuatan para pengunjung yang tidak menyenangkan. Para pengunjung pria yang datang dari bermacam kalangan itu membawa tingkah polah sendiri-sendiri, yang membuat SPG merasa risih dan tertekan.
Salah seorang SPG yang terbilang senior di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013, Lisa, mengungkapkan sebagian kisah tak mengenakkan yang dialaminya. Ia bisa menilai kalau ada pengunjung yang bawel dan juga genit dengan berpura-pura bertanya terus tentang spesifikasi mobil dalam brosur.
“Yah macam-macam, Mas. Kadang bawel tanya terlalu detail kan kita gak paham teknis banget. Ada juga yang genit kasih langsung nomor telepon dan kartu nama. Padahal, saya gak minta. Dia minta pin BB dan mau anter pulang segala lah,” ujar dara dengan tinggi 169 sentimeter ini saat ditemui detikcom, Jumat sore pekan lalu.
Agatha, rekan seprofesi Lisa, yang juga mengaku kerap digoda pengunjung memiliki cara tersendiri untuk menangkis. Ia mengungkapkan cara mengantisipasinya dengan senyuman dan kadang berbohong.
Misalnya, kalau ditanya nomor ponselnya, ia menjawab secara halus kalau ponselnya rusak. Bila dipaksa, ia terpaksa bohong dan asal menyebutkan nomor ponselnya. “Paling kalau ditanya lagi kenapa gak aktif, jawab aja kan udah dibilang lagi rusak,” kata Agatha dalam perbincangan dengan detikcom di ajang IIMS.
Agatha menyebutkan ada trik lain yaitu dia beralasan tidak bisa mengobrol lama bila bukan urusan mobil di stan karena sedang diawasi panitia. Biasanya, alasan ini lebih bisa dipahami pengunjung karena menghormati pekerjaan SPG yang sedang bertugas.
Serupa dengan Lisa, Sinta juga memiliki pengalaman yang menjengkelkan dari pengunjung di IIMS tahun ini. “Banyak yang minta nomor telepon, tapi sebisa kita aja gimana nolaknya biar dia gak kesinggung. Kalau masih ngotot juga ya saya kasih aja
nomor sembarang nyebut, pas dia miscall, gak masuk, saya bilang lagi gak aktif karena lagi kerja,” kata Sinta membeberkan kepada detikcom di sela-sela IIMS.
Namun, dia melanjutkan, para pengunjung kaum Adam punya banyak cara dan tidak mudah menyerah untuk menjalin komunikasi dengan SPY yang diincar. Mereka yang gagal mendapatkan nomor telepon genggam memilih memberikan kartu nama. “Ada juga yang ngasih kartu nama,” ucap Sinta.
Aprilia, SPG lainnya menjelaskan jika sedang menghadapi situasi seperti itu, ia berusaha agar tetap tersenyum ramah dan dan menolak dengan halus. Karena seorang SPG tidak boleh menunjukkan wajah kurang senang meskipun banyak pelanggan ataupun pengunjung yang nakal. “Ya pinter-pinter nolak dengan halus aja. Kalau nunjukin muka sebel, bisa kena marah atasan.”
Leave a Reply