Dzargon. Hobi naik gunung saat menjadi trend tersendiri. Sebagai seorang mencintai pendakian, Camping di alam pada tahun 2005 sangat berbeda dengan camping di alam saat ini. Perbedaan sangat terasa dari peserta atau bahasa kerennya pecinta alam biasanya terdiri dari cowok yang suka dengan kesunyian dan jauh dari hiruk pikuk dan moderenisasi kota sehingga mereka dijuluki pecinta Alam sejati, namun saat ini kebanyakan pendaki gunung memindahkan kota ke gunung.

Kebanyakan dari pendaki gunung alay membawa segala macam perlengkapan mulai dari Camera dengan berbagai lensa untuk selfie sampai peralatan safety yang berlebih seperti kompor gas dengan tabung 15 kg kalau perlu biar bisa masak untuk orang segunung. Padahal hal yang paling menarik dari gunung adalah jauh dari anak alay nah saat ini kebanyakan anak alay yang naik sehingga naik gunung saat ini menjadi hampa.

Salah satu hal yang paling rempong sih adalah cewek yang mau di kata pendaki gunung. Gegara film 5 cm yang nunjukin keindahan Semeru, semua orang jadi ingin melihat keindahan namun tanpa saja merusak keindahan Semeru dengan sampah. Cewek yang dulunya tidak tau apa itu gunung kini jadi anarkis ingin naik gunung. Yah meskipun ada beberapa diantara mereka yang berhasil menujukan bahwa cewek juga tangguh namun ada juga cewek yang sebaiknya jangan diajak naik gunung.
Bagaimana kriteria dari populasi cewek yang sebaiknya tidak diajak naik gunung berikut ini versi Dzargon.

Naik gunung bukanlah jalan santai di mall yang rutenya landai ada eskaltor atau lift yang ketika lelah ada pedagang cilok tiba-tiba nawarin es cendol segar dan penuh nutrisi. Di gunung (Tidak termasuk Semeru saat ini: Yang pernah naik semeru pasti tau) uang tidak akan berharga. Jalur pendakian yang terjal dengan banyak semak dan belukar, kemudian dihadang oleh jalan licin dan kalau beruntung merasakan lumpur basah yang ternyata sangat menyusahkan harus ditempuh dengan beban di pundak. Tempat persinggahan tidak bisa dipilih seenaknya saja karena kemungkinan ada sarang pacet atau bahaya lain menghadang secara tiba-tiba.

Persiapan fisik dan mental akan menentukan keberhasilan mendaki gunung. Tidak seperti gunung yang sudah ramai, gunung yang masih sunyi kadang akan memberikan banyak pilihan rute yang mungkin tidak memiliki jalan kembali. Kebutuhan survival dasar mungkin saja sewaktu waktu dibutuhkan seperti membaca kompas, membaca peta, mendirikan tenda, mencari air minum tanpa sungai atau bahkan mencari ransum cadangan ketika persediaan ransum sudah menipis. Selera makan harus diturunkan dan berupaya untuk bisa memakan segalanya adalah dasar yang paling baik. Kemudian mental yang kuat menghadapi perubahan cuaca yang mungkin saja bisa membuat anda drop bisa berakibat fatal.

Jadi jika ada teman cewek anda yang mengajak naik gunung dan tidak mau melakukan persiapan fisik dan mental sebaiknya di ajak ke Mall saja deh dibandingkan beban anda harus mengangkat dua carrier ditambah satu membopong satu orang cewek hanya karena digigit semut di perjalan kan jadi brabe. Saran bagi cewek yang ingin naik gunung nih ada blog nya Cahya Meythasari, Do’I dah puny abanyak pengalaman naik gunung dan menceritakan persiapannya pada saat naik gunung.

Bagi cowok yang punya pacar model kayak gini sebaiknya gak usah diajak. Jangan pertaruhkan keselamatan tim untuk satu kata “Hebat” itupun hanya di mata dia saja bukan di mata dunia.

Ini tipe cewek yang menganggap gunung adalah tempat pikinik untuk senang-senang, pamer foto selfie terbaik dengan gaun istimewa dan perlengkapan pendukung seperti kamera handphone, DSRL, Tongsist, tripod, light stand, wardrobe bahkan latar fotostudio juag ikut dibawah. Belum lagi keperluan energy listrik seperti charger, Bateri cadangan, panel surya, sampai generator cadangan pun dibawa. Biasanya cewek tipe ini, difikiran mereka hanya jempol Facebook atau “love” di akun Instragram mereka tapi tidak tau kalau semua itu berat.

Pikiran cewek sperti ini biasanya mengandalkan pacar, atau gebetan yang tiba-tiba bisa jadi porter cadangan pada saat mendaki gunung. Mendaki gunung dengan cewek spserti ini biasanya lebih memikirkan Pelebab bibir, krim malam, krim siang, krim subuh, krim pagi dan tabir surya bahkan sel surya pun mereka dibandingkan Ransum. 

Padahal Lapar itu perih bung, Jelek itu takdir.

Cewek kayak gini sebaiknya diajarkan dua hal, ketimbang diajarkan naik gunung. Ajarkan mereka Google untuk cari gambar gunung + Photoshop supaya foto mereka bisa dapat banyak like.

Entah ada beberapa kaum hawa (bukan diskriminasi) tapi mereka lebih mudah kesurupan dibandingkan dengan kaum adam. Nih cewek kayak gini meskipun ngotot untuk ikut diajak naik gunung sebaiknya di hindari. Ini bukan untuk anda, tapi ini demi kebaikan mereka. Sampaikan dengan cara baik kepada mereka ada banyak cara untuk menikmati alam  tidak mesti di gunung ada banyak cara. Mati di gunung bukanlah pilihan dan juga bukan kebanggaan karena tujuan utama untuk naik gunung bukan lah puncak tapi turun gung dan sampai di rumah. Tidak mengajak mereka ke Gunung justru bentuk penghargaan kepada mereka.