Kita pernah mendengar tentang hal-hal tersembunyi dalam film, namun yang satu ini konyol… dan hanya sekadar untuk bahan lelucon saja.
Disney dan Pixar memiliki banyak penggemar fanatik. Internet dipenuhi para dektetif super yang berusaha menggali jauh ke dalam seluk-beluk kisah, menemukan rahasianya, mencari hubungan tersembunyi antara karakter dan alur cerita, dalam pencarian master plan yang tersembunyi di balik gambar warna-warni semua film tersebut.
Berikut ini beberapa teori terbaik berkaitan dengan film Disney dan Pixar yang saat ini dibahas dan diperdebatkan:
1. “Frozen,” “Tangled,” dan “The Little Mermaid” terjadi dalam satu dunia
Rahasia Hubungan “Frozen” – “Tangled” – “The Little Mermaid” dan Teori Konspirasi Disney Lainnya
Seperti yang pernah kami tunjukkan sebelumnya, ada sebuah momen dalam film “Frozen” di mana Anda bisa melihat Rapunzel dan Flynn/Eugene, tokoh utama film “Tangled”, tiba untuk menghadiri penobatan Elsa.
Secara geografis, itu mudah untuk dijelaskan. “Tangled” berlokasi di Jerman (kisah Rapunzel aslinya merupakan dongeng Jerman) dan “Frozen” nampaknya terjadi di Norwegia (berdasarkan keindahan arsitektur/budaya serta latar Skandinavia dari dongeng aslinya “The Snow Queen” karya Hans Christian Andersen).
Namun kenapa Rapunzel dan Flynn hadir di pesta itu? Di momen inilah menariknya, lewat sebuah teori yang dijabarkan Beautiful Syn yang mendapat banyak komentar Facebook.
Teori itu berpendapat bahwa orangtua Elsa dan Anna dari “Frozen” sedang berlayar untuk menghadiri perayaan kembalinya Rapunzel. Ketika berlayar dari Norwegia ke Jerman, kapal itu akan melintas dekat Denmark, yang menjadi lokasi kapal itu tenggelam.
Bagaimana kami mengetahui hal itu? Karena Anda bisa melihat reruntuhannya di “The Little Mermaid”, yang bisa dibilang terjadi di sekitar Denmark (dongeng Andersen lainnya, yang berlatar di kampung halamannya).
Kami meyakini teori ini.
2. Ibu Andy merupakan pemilik asli Jessie dalam “Toy Story”
Cuplikan Toy Story 3
Kami juga menyukai yang satu ini, dan betul-betul tidak ada bukti yang bertentangan, jadi kami mendukung kisah ini menjadi cerita resmi Pixar secepatnya.
Jessie, gadis rodeo dari film “Toy Story”, merupakan salah satu teman baik Woody dan akhirnya menjadi pacar Buzz Lightyear. Jessie dihantui kenangan atas Emily, mantan pemiliknya yang suatu hari entah kenapa meninggalkannya di sebuah kotak amal, sebuah pengalaman traumatik yang menyebabkan Jessie menderita klaustrofobia (takut tempat tertutup) dan ketakutan intens saat dimasukkan ke dalam kotak penyimpanan.
Emily mungkin saja ibunya Andy, yang hanya disebut sebagai Ms. Davies sepanjang trilogi “Toy Story”.
Topi Jessie memiliki desain agak khusus dengan pita dan renda putihnya… faktanya, topi itu sangat mirip dengan yang dikenakan Andy dari waktu ke waktu.
Topi itu juga merupakan topi yang sama yang pernah kita lihat dalam adegan kilas balik – di tempat tidur Emily!
Ada banyak bukti yang dijabarkan dalam teori Jon Negroni, yang bisa Anda baca dan lihat seperti diilustrasikan di Slate.com. Tambahan itu tentunya tambahan menarik untuk teori Pixar yang dicetuskan Negroni.
3. Teori penggabungan besar Pixar
Yang satu ini akan membuat Anda tercengang. Jon Negroni menggabungkan tatanan semesta Pixar pada musim panas tahun lalu saat dirinya mengusulkan beberapa kesatuan koneksi antara setiap film Pixar, mulai dari “Toy Story” (1995) hingga “Monster University” (2013).
Sebagai catatan, berikut judul-judulnya:
“Toy Story” (1995)
“A Bug’s Life” (1998)
“Toy Story 2” (1999)
“Monsters Inc.” (2001)
“Finding Nemo” (2003)
“The Incredibles” (2004)
“Cars” (2006)
“Ratatouille” (2007)
“Wall-E” (2008)
“Up” (2009)
“Toy Story 3” (2010)
“Cars 2” (2011)
“Brave” (2012)
“Monsters University” (2013)
Negroni menduga bahwa seluruh film karya Pixar sesungguhnya merupakan sebuah kisah multilapis penjuangan epik antara manusia, hewan dan mesin hidup. Asal-usul perjuangan itu bisa ditelusuri kembali lewat penyihir dalam “Brave”, yang merupakan kisah pertama dalam kronologi rentang waktu (film itu mengambil latar Abad Kegelapan).
Berikut ini beberapa hal menarik dari teori itu:
— “Brave” menampilkan seekor beruang yang bertingkah laku mirip manusia (ibu Merida). Itu merupakan awal dari kisah Pixar tentang hewan dengan karakteristik dan kecerdasan manusia.
— Pintu ajaib penyihir berfungsi sebagai portal waktu, yang berarti dia pernah mengunjungi realitas masa depan dari film Pixar selanjutnya. Itu terbukti dengan penggambarannya atas Sully dari “Monster Inc.” dan ukiran kayu Pizza Planet (kendaraan yang hadir dalam beberapa bentuk di hampir setiap film Pixar), keduanya dipajang di tokonya jika Anda memperhatikannya dengan teliti.
— Ada kemungkinan bahwa Charles Muntz, tokoh antagonis di “Up”, mendengar rumor seekor “tikus cerdas” dalam “Ratatouille” yang menginspirasinya untuk membuat kalung penerjemah untuk memanfaatkan pikiran hewan, terutama anjingnya.
— Sebagai pendukung dari hipotesis sebelumnya, kita tahu peristiwa di “Ratatouille” terjadi sebelum “Up”, seperti ditunjukkan oleh kartu pos dari Carl dan Ellie (dari “Up”) di dinding Andy dalam “Toy Story 3”. Karena film ketiga “Toy Story 3” mengambil latar pada 2010, kita bisa berasumsi peristiwa di “Up” terjadi beberapa waktu kemudian.
— Dalam “Up”, Carl dipaksa menyerahkan rumahnya kepada sebuah perusahaan yang memperluas kota itu. Perusahaan itu sangat mungkin Buy N Large, alias BNL, perusahaan yang bertanggung jawab mengotori seluruh planet dalam “WALL-E”. BNL juga sempat muncul dalam “Toy Story 3”, sebagai sepasang baterai Triple A berlogo BNL.
— Kemampuan BNL untuk membuat kecerdasan buatan seperti “WALL-E” kemungkinan berasal dari pemanfaatan dan adaptasi teknologi yang diasah Syndrome dalam penciptaan Omindroid di “The Incredibles”. Sutradara Brad Bird membenarkan bahwa “The Incredibles” terjadi dalam “sebuah era alternatif 1960-an”, yang berarti film itu menjadi prekuel bagi sejumlah film-film Pixar.
Ada banyak hal lainnya, termasuk ide tentang alasan mengapa tidak ada manusia yang muncul dalam “A Bug’s Life” karena film itu terjadi setelah peristiwa pascakiamat di “WALL-E”. Silakan baca seluruh teori Pixar karya Negroni (terkadang tidak masuk akal, namun cukup mengagumkan) untuk gambaran Pixar yang sangat besar.
4. Teori pengggabungan besar Disney
Cuplikan Snow White
Rupanya Josh Butler mengikuti teori Pixar karya Jon Negroni dan berupaya mngaitkan 30 film animasi Disney menjadi sebuah rentang waktu tunggal, sebagian besar via banyaknya hal-hal tersembunyi yang muncul sepanjang hampir setiap film (beberapa sudah disebutkan dalam bagian pertama dari artikel ini).
Pendekatan Butler sedikit lebih menyenangkan ketimbang Negroni dan terkadang membutuhkan lebih banyak imajinasi, namun sama mengesankannya karena teori itu mencakup lebih dari 70 tahun film-film Disney, mulai dari “Snow White and the Seven Dwarves” (1937) hingga “Tangled” (2010).
Beberapa elemen paling mengejutkan (dan lucu) dari teori Butler seperti berikut:
– Konsep — dan praktik — sulap merupakan kunci untuk menemukan rentang waktu tunggal. Salah satu pemain utamanya adalah Genie dari “Aladdin” (1992), yang kondisi hampir gilanya tidak hanya muncul akibat terperangkap di dalam sebuah lampu ajaib selama berabad-abad namun juga dari kemampuannya untuk “mempersepsikan rentang waktu linear”. Kemampuan Genie untuk mengakses ruang dan waktu berbeda diilustrasikan oleh penampilan cameo-nya dalam “Pocahontas” (1995)… dan penampilan lampu ajaibnya di “The Princess and the Frog” (2009).
– Salah satu karakter Disney paling dicintai dan tragis, ibu Bambi, membuat penampilan pascakematian di “The Jungle Book” (1967), “The Rescuers” (1977) dan “Beauty and the Beast” (1992). Kemampuan untuk menjelajahi waktu (dan uh, masih hidup) muncul dari salah satu percobaan genetika yang terlihat dalam sekuel direct-to-video, “Leroy & Stitch” (2006). Itu, tentu saja, juga menjelaskan berbagai penampilan cameo Timon dan Pumbaa dari “The Lion King” di berbagai film Disney yang mencuri perhatian.
Hei, kenapa tidak? Anda bisa membaca semua teori masif Butler (dengan berbagai bantuan visual) di sini.
5. “Aladdin” sesungguhnya terjadi di masa depan.
Cuplikan Aladdin
Siapa sangka lelucon yang disampaikan Robin Williams akan menelurkan semacam teori konspirasi masif?
Kalau Anda ingat, dalam “Aladdin” (1992), Genie yang hiperaktif menghilangkan pakaian Aladdin yang “sangat abad ketiga”. Namun jika Genie terperangkap di lampu ajaib selama lebih dari 10.000 tahun, bagaimana dia mengetahui tentang tren pakaian pada abad ketiga? Dan, coba pikirkan, bagaimana dia bisa meniru tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Jack Nicholson dan Groucho Marx?
Itu karena menurut konsep yang terdapat di silentcommentaryarchive.tumblr.com, “Aladdin” sesungguhnya terjadi di masa depan – setidaknya tahun 10.300. Latar “Alladin” merupakan “dunia pascakiamat dengan hanya kebudayaan Arab (dan sebagian Yunani) yang bertahan dan nama ‘Arabia’ diganti menjadi ‘Agrabah’.
Teori itu juga agak menjelaskan perubahan selama lebih dari berabad-abad yang mempengaruhi agama Islam dan kemunculan “keajaiban teknologi” seperti karpet terbang dan burung kakatua yang direkayasa secara genetis dengan suara mirip Gilbert Gottfried.
Mengutip Iago (tokoh burung di “Alladin”): “Apa yang sesungguhnya terjadi?”
Leave a Reply