Suka Duka Menjadi Pegawai Kantoran – Tidak Melulu Masalah Gaji dan Pendapatan

Tidak Melulu Masalah Gaji – Ini Suka Dukanya Menjadi Karyawan Kantoran

Dzargon – Halo Dzargoner, Bagaimana kabar anda? Kemungkinan anda sedang mencari artikel mengenai menjadi karyawan yang baik atau suka duka menjadi karyawan. Gimana seru kerja dikantoran? Gimana Kerjaan? Lancarkan? atau Gaji pertama sudah cari? Gak papa kok mimin kalau dibagi gaji pertama, entar mimin cantumkan no rekening.

Bagi sebagian besar orang yang belum kerja di kantoran mungkin menganggap kerja di Kantor lebih keren karena sering terlihat bonafit dengan pakain super klimis dan rapit, ruang kerja pribadi, dan jenjang karir yang jelas.

Paling tidak ada beberapa hal yang tidak nyaman menjadi pekerja kantoran, seperti sekarang ini mimin sendiri sudah berhenti menjadi karyawan dan memilih menjadi freelancer dengan kerja Online bersama Dzargon.com. Paling tidak ada beberapa kelebihan dan kekurangan menjadi karyawan kantor berdasarkan pengalaman selama ngantor hampir dua tahun di perusahaan besar di Jakarta.

Baca Juga : Hal yang Harus Diperhatikan Para Pencari Lowongan Kerja

Tidak Melulu Masalah Gaji - Ini Suka Dukanya Menjadi Karyawan Kantoran

#1. Pakaian Rapi dan Harus Sesuai dengan SOP

Kerja di kantoran apalagi kalau badan usaha milik swasta dan badan usaha milik negara yang sudah besar hampir semua hal di atur dengan SOP. Standar Operational Procedure hampir mengatur semua hal termasuk cara berpakaian.

Misalnya salah SATU SOP kalau ke kantor harus pakai Blouse putih, Rok Hitam Span pendek di atas paha, kalau pakai Jilbab tetap rok Span yang panjang, lalu wajib pakai Stocking, rambut di sanggul rapi dan mengenakan Make Up dengan shadow di mata dan blase on di pipi.

Untuk satu dua kali penampilan mungkin saja terlihat keren, namun jika dijadikan rutinitas juga bisa buat jadi bosan dan bahkan potensi menjadi pelanggaran jadi lebih besar. Tensi kalau harus kena SP karena sering melanggar SOP pakaian saja.

Hanya saja dengan penampilan seperti ini bisa membuat seseorang terlihat lebih berwibawa dan juga keren di mata rekan kerja dan juga kantor pesaing, apalagi di mata calon mertua, iya calon mertua.

Hanya saja dengan penampilan seperti ini bisa membuat seseorang terlihat lebih berwibawa dan juga keren di mata rekan kerja dan juga kantor pesaing, apalagi di mata calon mertua, iya calon mertua.

#2. Gaji yang Pasti

Gaji sebagai karyawan tentu saja di patok. Kebanyakan kantor akan berupaya menggunakan jasa para pegawainya semaksimal mungkin namun membayarnya seminimal mungkin, oleh karena itu pemerintah biasanya mengatur upah minimum untuk karyawan.

Meskipun lebih rapi dari buruh, namun banyak juga karyawan masih kerja dengan gaji UMK. Apalagi untuk jasa yang mungkin banyak sekali penyedianya, misalnya acounting atau receptionis, tapi kalau untuk analisator dan sejenisnya atau levelnya sudah eksecuitve, gaji bisa saja lebih tapi posisinya paling tidak lebih dari 10 % dari jumlah karyawan.

Sisanya hanya bisa mengelus dada dengan gaji UMK yang kenaikan berkalanya cuman ditentukan dari rapat orang-orang di DPRD setempat bersama pihak yang terkait. Kelebihannya yah tentu saja Gajiannya bisa didapatkan setiap bulan pasti dan jaminan kesehatan dari Depnakey yang diwajibkan bagi seluruh perusahaan.

Gaji karyawan mansi rambut afro

#3. Terjebak di Zona Nyaman

Salah satu yang paling ‘berbahaya’ menjadi seorang karyawan apalagi untuk mereka yang mengisi posisi-posisi rendahan dalam suatu perusahaan adalah ‘Zona Nyaman’. Dan hal yang paling sulit adalah keluar dari zona nyaman.

Bagi mereka yang kerja di BUMN mungkin saja jaminan hari tua tentu saja masih lumayan besar, itu hanya bagi mereka yang berstatus karyawan tetap, sedangkan yang outsourcing yang sama saja. Hampir semua perusahaan kecil tidak memiliki cukup keuangan untuk menjamin masa tua karyawan apalagi adanya ancaman dipecat kapan saja atau perusahaan bangkrut di tengah jalan.

Nah kalau masih nyaman-nyaman saja menerima gaji UMK setiap bulan tanpa adanya pandangan ke depan bisa jadi faktor yang besar dalam merusak masa depan-pun. Jadi kalau tidak berusaha menjadi eksekutif mudah, sebaiknya pikirkan mekanisme yang menjamin masa tuamu.

Baca Juga : Takut Nganggur karena IPK Rendah? 

#4. Sistem Kontrak

Salah satu kebijakan yang tidak berpihak ke hajat hidup karyawan rendah adalah sistem outsourcing atau sistem kontrak. Memiliki karyawan outsourcing tentu saja keuntungan tersendiri bagi perusahaan agar bisa dengan mudah cut off karyawan yang tidak sesuai dengan visi misi perusahaan tanpa harus capek-capek menunggu mereka mendapatkan SP3.

Skema kontraknya pun sudah sangat beragam, mulai dari 3 bulan, 6 bulan dan sampai 1 tahun. Bahkan saat ini beberapa Bank juga menggunakan mekanisme ini. Jadi kudu siap-siap kontrak tidak diperpanjang, dan kudu cari perusahaan lain lagi. Seperti posisi saya di Dzargon ini, hanya waktu kerja yang felksibel dan penghasilan sesuai dengan kinerja membuat kerja online lebih nyaman.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *