Sejarah Mengenai Perang Salib IV : Penjarahan Konstatinopel oleh Parjurit Salib IV
Dzargon. Pasca kepulangan Richard the Lion Herat ke eropa setelah gagal menaklukan Yerusalem, Paus dan para Raja di Eropa kembali ingin melakukan ziarah bersenjata ke Yerusalem dan membentuk tentara Salib IV ke empat yang nantinya akan terlibat dalam perang salib IV (1202-1204). Strategi utama perang salib IV adalah mengepung Yerusalem melalui Mesir, namun ternyata hasilnya berkata lain, Penjarahan yang dilakukan tentara Salib di Konstatinopel kembali membuat dunia Kristen Katolik dan Ortodoks menegang.
Perjalanan ke Yerusalem dimulai dejak 1203 yang diawali oleh perjanjian antara pangeran Bizantium Alexios Angelos untuk menaklukkan Konstatinopel kemudian memulihkan ayahnya yang telah digulingkan sebagai kaisar. Tujuannya tidak lain adalah memberikan jalan bagi para tentara Salib yang bergerak melalui jalur darat ke Palestina, selain itu kaisar Bizantium juga menjajikan emas bagi pada prajurit salib. Pasukan utama Salib kemudian tiba di Konstatinopel pada tanggal 23 Juni 1203 sedangkan sisianya bergerak melewati Akko.
Pada bulan Agustus 1203 para tentara salib mendukung penobatan Alexios Angelos sebagai Kaisar menyusul bentrokan-bentrokan yang terjadi di luar Konstatinopel. Rakyata sendiri tidka senang Alexious kemudian digulinkan oleh pemberontakan rakyat Konstatinopel pada bulan Januari 1204 dan akhirnya terbunuh pada tanggal 8 Februari 1204. Para tentara salib dan Venesi tidak lagi mendapatkan bayaran sesuai dengan yang telah dijanjikan ahirnya memutuskan untuk menaklukkan Konstatinopel. Para pasukan salib kemudian menjarah seluruh isi kota kemudan menderikan kekaisaran Latin dari hasil caplokan wilayah Bizantium.
Bizantium tidak tinggal diam dengan kejadian ini kemudian melakukan perlawan-perlawanan yang tidak dapat ditaklukkan seperti di Epirus, Trebizond, Nicea kemudian mengambil alih Konstatinopel. Perang Salib IV dianggap sebagai tindakan Skismas Besar yang terjadi anatar Gereja Katolik Roma dan gereja Ortodoks Timur. Hal ini adalah salah satu titik balik dari kemunduran kekaisaran Bizantium.
Aib Kristen Perang Salib IV tahun 1204
Perang salib ke IV tidak dilakukan oleh kaum Katolik Eropa terhadap kaum Muslim yang menjadi musuh bebuyutan sejak Perang Salib I. Perang salib IV adalah sebuah anomaly dimana Katolik Roma malah menyerang Tahta Kristian Ortodoks Romawi Timur di Konstatinopel. Banyak sejarawan berpendapat bahwa perang salib IV adlaah upaya dari Paus untuk menyelamatkan keyakinan Katolik di timur baik dari paham Islam maupun paham Kristen Ortodoks. Meskipun telah terang yang terjadi di Bizantium, Paus menampik tujuan tersebut dan menyatakan rasa sedih atas kejadian besar di dunia Kristen.
Prajurit salib yang bergerak dari Venesia kemudan kekurangan dana yang dikumpulkan dan akhirnya memutuskan untuk menyerang dan menangkap Zara yang terdiri dari lebih banyak Kristen. Banyak pihak yang tidak setuju, bahkan Paus sendiri sangat kecewa, namun kebutuhan akan logistik dilapangan membuat para pasukan salib IV beringas dan tidak mendengarkan titah dari sang Paus. Masalah menjadi semakin buruk ketika alexius IV yang meminta bantuan tentara Salib IV untuk menyelamatkan tahta ayahnya digulingkan oleh Rakaytnya Sendiri. Kekosongan dan kekecewaan pasukan Salib IV akan bayaran yang dijanjika oleh orang yang sudah tewas mengakibatkan penjarahan besar-besaran seluruh isi kota Konstatinopel oleh Prajurit Salib.
Paus Innocent II kemudian mengeluarkan peringatan keras agar seluruh pemimpin mereka bergerak ke Tanah Kudus, di Terusalem namun hanya sebagain kecil dari mereka yang bergeak sisanya membangun kekaisaran kecil pasca perebutan Konstatinopel. Penakulkan Konstatinopel oleh Prajurit Salib ditanggapi berang oleh kekaisaran Bizantium dan akhirnya merelokasi Nicea dan sebagaian wilayah yang diambil alih oleh pasukan salib sampai tahun 1261. Konstatinopel kemudian diambil alih dan ditakukka oleh Michale VII Paleologous.
Perang salib ini adlaah sebuah perjalan sia-sia oleh kaum Kristen Katolik Eropa karena sama sekali tidak sempat berhadapan dengan muslim dan merebut kota Yerusalem. Peristiwa ini pula yang membuat jarak anatar keksritenan barat dan kekristenan timur juga membuat sekat anatar Kesulatan Muslim, Bizantium dan Gereja Katolik.
Salah satu terobsan yang dilakukan oleh Perancis dalam Perang Salib IV adalah membuat “
Prajurit Salib Anak_ pada tahun 1212 dimana ribuan anaka kecil diberangkatkan tanpa senjata ke Yerusalem namun tidak satupun dari mereka sampai ek Yerusalem. Sbeagaian besar hany sampai di Italia kemudian dijual sebagai budak oleh penguasa dan sebagain lalinnya mati lelah dan kelaparan. Gerakan ini kemudian mengundang simpati dan menjadi factor pembentukan pasukan salib V.
Sumber Referensi
Angold, Michael, ( 2003)The Fourth Crusade, Harlow: Pearson
Anonymous, (2006). “Crusades”. Encyclopedia Britannica
Charles Brand. (1968) Byzantium Confronts the West, 1180–1204, Cambridge MA: Harvard University Press,
Godfrey, John. (1980) 1204: The Unholy Crusade. Oxford: Oxford University Press,
Harris, Jonathan, (1980) Byzantium and the Crusades, Bloomsbury, 2nd ed., 2014. ISBN 978-1-78093-767-0
Harris, Jonathan, (2012) ‘Collusion with the infidel as a pretext for military action against Byzantium’, in Clash of Cultures: the Languages of Love and Hate, ed. S. Lambert and H. Nicholson, Turnhout: Brepols, , pp. 99–117
Hindley, Geoffrey. (2004) The Crusades: A History of Armed Pilgrimage and Holy War. New York,
NY: Carroll and Graf Publishers, 2003. New edition: The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World Supremacy. New York, NY: Carroll and Graf Publishers, Lilie, Ralph-Johannes.
Byzantium and the Crusader States, 1096–1204. Translated by J. C. Morris and Jean E. Ridings.
Oxford: Clarendon Press, 1993; originally published in 1988.
Madden, Thomas F. (2003). Enrico Dandolo and the Rise of Venice. Baltimore: Johns Hopkins University Press. ISBN 978-0-8018-7317-1.
Madden, Thomas F., and Donald E. Queller. (1997) The Fourth Crusade: The Conquest of Constantinople. Philadelphia, PA: University of Pennsylvania Press,
Marin, Serban. A Humanist Vision regarding the Fourth Crusade and the State of the Assenides. The Chronicle of Paul Ramusio (Paulus Rhamnusius), Annuario del Istituto Romano di Cultura e Ricerca Umanistica vol. 2 (2000), pp. 51–57.
McNeal, Edgar, and Robert Lee Wolff. The Fourth Crusade, in A History of the Crusades (edited by
Kenneth M. Setton and others), vol. 2, Philadelphia, PA: University of Pennsylvania Press, 1962
Nicol, Donald M. Byzantium and Venice: A Study in Diplomatic and Cultural Relations, Cambridge University Press, 1992.
Noble, Peter S. Eyewitnesses of the Fourth Crusade – the War against Alexius III, Reading Medieval Studies v.25, 1999.
Phillips, Jonathan. The Fourth Crusade and the sack of Constantinople. New York: Viking, 2004. ISBN 978-0-14-303590-9.
Queller, Donald E. The Latin Conquest of Constantinople. New York, NY; London, U.K.; Sydney, NSW; Toronto, ON: John Wiley and Sons, Inc., 1971.
Queller, Donald E., and Susan J. Stratton. “A Century of Controversy on the Fourth Crusade”, in Studies in Medieval and Renaissance History v. 6 (1969): 237–277; reprinted in Donald E. Queller,
Medieval Diplomacy and the Fourth Crusade. London: Variorum Reprints, 1980.
Leave a Reply