Sun Wukong atau lebih dikenal dengan sebut Sun Go Kong merupakan salah satu tokoh fiksi yang terkenal di Indonesia. Popularitas Go Kong sangat besar terutama generasi 90-an karena serial Kera Sakti dan Perjalanan Ke Barat menjadi salah satu kisah yang banyak disaksikan.
Daftar Isi
Sun Go Kong
“Akulah kera tanvan dari gua Siu Lian, Gunung Hawko si Kera Sakti”. Paling tidak ini adalah kalimat yang paling sering digunakan Sun Go Kong saat memamerkan kekuatan baik pada masa jahiliah maupun sudah bertobat dan menjai murid Tong Sang Cong.
Go Kong digambarkan sebagai kera tengik yang memilikiu kekuatan sangat luar biasa. Sekali melompat, Kera sakti bisa melewati 108.000 Li atau sekitar 54.000 Km. Menguasai jurus abadi dan mampu berubah ke 72 wujud. Bahkan sehelai rambut dari tubuh kera sakti sudag cukup sakti untuk melawan siluman. Hanya Budha Rulai yang mampu menaklukan si Kera Sakti. Tentu saja kita tidak menghitung Tong Sang Chong yang mampu merapal mantra yang membuat ikat kepala Kera Sakti berubah menjadi alat hukum Kera Sakti.
Shi You Ji
Sun Go Kong adalah salah satu tokoh utama dalam salah satu novel klasik Tiongkok “Shi You Ji” “Perjalanan ke Barat” karya Wu Cheng-en pada masa Dinasti Ming yang kemudian populer selama berabad2 lamanya baik di dalam maupun di luar Tiongkok. Dalam novelnya itu, Wu terlihat lebih menekankan tokoh Sun Go Kong daripada tokoh sejarah asli Pendeta Xuan Zang (Tang San-zhang/Tong Sam-Cong) dapat dilihat dari penokohan Pendeta Tong sebagai seorang yang baik hati namun lemah. Padahal dalam sejarahnya, Pendeta Tong mengadakan ekspedisi sendirian yang dapat membuktikan ketegarannya. Walaupun di tengah jalan ia bertemu dengan seorang teman bernama Shih Pan Tuo, namun ia kemudian melarikan diri ketika mereka menemui kesulitan. Kesulitan yang dimaksud adalah perampokan oleh bandit2 di tengah jalan. Saya di suatu kesempatan menyimak tayangan tentang Pendeta Tong di channel Discovery. Oleh Discovery, Pendeta Tong difilmkan sedang dikejar2 oleh para bandit berparas Turkistan (Asia Tengah) sebelum akhirnya sampai ke India dalam satu penggal cerita.
Riwayat Sun Go Kong secara sekilas adalah tinggi badan 1.33 meter, pada umur 320 tahun ia menuju Gunung Hua Guo, menjadi dewa dengan gelar “Qi Tian Da Sheng” pada umur 357 tahun. 180 tahun kemudian, karena suka membangkang, ia dihukum ditimpa di bawah Gunung Wu Sing selama 500 tahun. Setelah itu, ia berguru kepada Pendeta Tong dan menjalankan perintah untuk mengawal Pendeta Tong mengambil kitab suci ke India. Ia dikisahkan adalah perwujudan dari sebuah kera batu.
Dalam perkembangannya, karena Sun Go Kong terkenal akan kesaktiannya, muncul opini bahwa Wu mengambil tokoh Sun Go Kong muncul dari inspirasinya atas cerita Ramayana dari India yang mana juga ada mengisahkan tokoh kera sakti Hanoman. Di dalam kalangan sastrawan Tiongkok sendiri juga terdapat pendapat yang mendukung opini ini, namun mayoritas menolak teori ini. Juga ada yang berpendapat bahwa Wu mendapat inspirasi dari Hanoman, namun Sun Go Kong kemudian digambarkan tanpa ada kaitan sama sekali denan Hanoman India.
Lu Xun (1881~1936) adalah Bapak Sastra Modern Tiongkok yang terkenal. Ia berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah karya Wu yang mengambil inspirasi dari cerita karya Lee Gong-zuo yang hidup di zaman Dinasti Tang. Dalam novelnya berjudul “Gu Yue Du Jing”, ia menceritakan tentang siluman sakti bergelar Huai Wo Shuei Shen yang akhirnya juga berhasil ditaklukkan oleh kekuatan Buddha. Setelahnya ia berganti nama menjadi Wu Zi Qi. Lu Xun berpendapat bahwa Wu Cheng-en mengambil tokoh Sun Go Kong atas modifikasi Wu Zi Qi. Lalu, sastrawan lain juga berpendapat bahwa tokoh Sun Go Kong adalah asli Tiongkok karena ada seorang pendeta yang juga terkenal di masa Dinasti Tang bergelar Wu Kong (Go Kong = Hokkian), nama asli Che Chao-feng.
Namun Hu Shi, sastrawan lain berpendapat bahwa Wu mengambil inspirasi dari Hanoman yang dikisahkan dalam cerita Ramayana. Karena ia berspekulasi bahwa tidak mungkin cerita Ramayana yang terkenal itu tidak sampai di Tiongkok. Jadi pasti ada pengaruh Hanoman pada karya Wu Cheng-en tadi. Ada pula sastrawan lain Ji Xian-lin yang berpendapat bahwa Sun Go Kong adalah Hanoman yang dimodifikasi menjadi Sun Go Kong tanpa ada kaitan sama sekali dengan Hanoman-nya sendiri kecuali sama2 merupakan kera sakti. Namun kera sakti Sun Go Kong jelas adalah perpaduan antara kepercayaan, cerita rakyat dan kreasi daripada penulisnya sendiri, Wu Cheng-en.
Segi sejarah dan legenda
Sun Go Kong, adalah tokoh mitologi. Jadi tidak ada seorang tokoh Sun Go Kong benar2 hidup di dunia.
Pendeta Tong pergi mengambil kitab suci ke India sendirian. Ia pernah didampingi seorang lainnya, namun karena dihadang oleh sekelompok perampok, orang itu kemudian tidak berani menemaninya sampai ke India. Mengenai perampok ini, Discovery pernah mengilustrasikan dalam klip video seorang Pendeta Tong berlari2 dikejar sekelompok penjahat di perjalanan.
Sun Go Kong muncul cuma dalam novel Perjalanan Ke Barat yang ditulis oleh Wu Cheng-en di zaman Ming. Darimana pula Wu Cheng-en mendapat ilham tentang Sun Go Kong? Ada 2 versi tentang ini, ada sastrawan yang yakin bahwa Sun Go Kong diadopsi dari karakter Hanoman. Ada pula yang meyakini Sun Go Kong adalah diilhami oleh karakter Wu Zi Qi yang juga tokoh mitologi di zaman Da Yu, Dinasti Xia. Da Yu terkenal akan jasanya menjinakkan banjir di Tiongkok pada tahun 2200 SM. Wu Zi Qi ini berwujud seperti kera. Inilah yang dianggap orang2 menjadi ilham Wu Cheng-en untuk menciptakan karakter Sun Go Kong yang berwujud kera itu.
Jadi, Sun Go Kong adalah tokoh fiksi. Dan dewa semacam ini digolongkan dalam dewa-dewi yang berasal dari tokoh mitologi.
MAKAM SUN WU KONG (孫悟空)
Para arkologi China menemukan makam kera sakti Sun Wu Kong beserta saudara seperguruannya yang berada di propinsi Fu Jian (Hokkian), kabupaten ShunChang, makam itu terletak dibagian utara dari kota ShunChang, tepatnya dipuncak gunung BaoShan. Makam ini diperkirakan dibuat pada jaman akhir dinasti Yuan.
Walaupun penemuan itu sangat berarti, namun seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya tokoh pahlawan Sun Wo Kong adalah tokoh yang diciptakan oleh seorang pengarang jaman dinasti Ming bernama Wu Ceng En dalam bukunya yang berjudul 西遊記 (xi you Ji, perjalanan mengambil kitab ke barat).
Jadi jelas makam itu didirikan oleh orang pada jaman dulu sebagai bentuk penyembahan untuk menghormati dan mengenang tokoh pahlawan sang kera sakti.
Leave a Reply