Pengertian dan Penjelasan Lengkap Mengenai Aperture Lensa (Bukaan atau Diafragma) Disertai Efek Pada Foto yang Dihasilkan

Pengertian dan Penjelasan Lengkap Mengenai Aperture Lensa (Bukaan atau Diafragma) Disertai Efek Pada Foto yang Dihasilkan

Dzargon. Berbicara tentang segitiga Exposure dalam dunia Fotografi, Salah satu aspek yang paling penting dari tiga exposure adalah adalah aperture atau bukaan. Ketika seorang mengatur aperture maka akan ada dua efek yang akan berubah pada foto yang dihasilkan yang pertama adalah perubahan exposure di mana jumlah cahaya yang masuk pada sensor dan yang kedua adalah perubahan daerah ketajaman foto atau biasa disebut dengan Depth of Field (DOF). 

Pada awalnya saya berfikir hanya ada dua perubahan yang dibawa pada foto, namun setelah bergelut dengan bukaan ternyata ada dampak ketiga yang dibawa oleh perbuahan bukaan, yakni ketajaman foto itu sendiri. Namun karena artikel ini diberikan untuk para pemula saya hanya akan fokus pada dua perubahan tersebut, sedangkan untuk bagian yang ketiga akan saya berikan sebagai tambahan di bagian akhir dari artikel. Berhubung saya adalah mahasiswa fisika, saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai analisis mengenai efek ketiga yang dibawa oleh perubahan Aperture pada lensa.
 
Bukaan pad alensa Nikon dan Canon

Cara kerja Aperture Lensa

Pada kamera DSLR, banyak orang gagal memahami bahwa bukaan terjadi pada kamera karena setting dapat dilakukan pada body kamera, bukan pada lensa. Namun bagi mereka yang sudah terbiasa dengan lensa Manual atau bahkan fotografer yang menggunakan kamera analog, sudah pasti memahami bahwa bukaan diatur pada lensa. Namun apakah aperture?

1. Pengaruh Aperture terhadap Shutter Speed

Pada lensa, Aperture ditandai dengan tulisan f/n dimana f merupakan ukuran dari focal lensa, sedangkan n adalah deret yang melambangkan besar bukaan. Sebuah lensa murah biasanya akan ditandai dengan bukaan kecil seperti lensa standar 18-55 mm hanya memiliki bukaan maksimal pada f/3.5. Tanda bagi pada bukaan relatif pada ukuran dari lensa anda. Misalnya anda memiliki lensa 18 mm, jika diatur pada bukaan f/2 itu artinya ukuran aperture berkurang setengah kali dari diameter lensa. atau sekitar 9 mm. sehingga lensa premium 70-200 mm dengan f/2.8 memiliki diamater bukaan minimal 25 mm pada panjang fokal 70 mm dan 71 mm pada panjang fokal 200 mm. Jadi diameter minimal dari lensa adalah 7.1 cm sedangkan lensa 70-200 dengan bukan maksimal f/4 pasti memiliki bentuk fisik lebih kecil karena pada panjang fokal 200 mm, ukuran diameter bukaan hanya pada 50 mm atau sebesar 5 cm.

Deret dari bukaan lensa sebenarnya tidak terhingga, namun pada sebagian digital bukaan lensa dapat diubah pada ukuran terkecil 1/3 stop sedangkan lensa analog kebanyakan dapat diatur dengan bukaan 1 stop. Deret satu Stop pada lensa sangat mudah diingat karean bilangannya berhubungan dengan perkali dua. f/2 akan turun satu stop pada f/2.8 dan deret satu stop berikut adalah f/4, kemudian f/5.6. Masih Bingung Coba Perhatikan angka deret satu STOP di bawah ini!
 
Deret paling besar sebuah lensa adalah 1, artinya bukaan yang ada pada lensa anda memiliki ukuran yang sama dengan fokal lentgh. Kecuali lensa legenda Noxtilux dengan bukaan 0.95 artinya bukaan lensa memiliki diameter yang lebih lebar dari focal lentgh sendiri. Dampak dari STOP ini menurunkan kecepatan Shutter Speed satu atau bisa juga menurun settingan ISO 1 Stop hanya saja ISO sangat jarang dirubah karena kebanyakan fotografer bertahan pada ISO rendah, sehingga perubahan pada Shutter Speed lebih akrab didengar. Untuk lebih jelaskan perhatingan setingan Segi tiga Exposure karena perubahan aparture pada Table dibawah ini!
 

Misalkan Setting Exposure Kamera:
ISO 100, Apreture f/5.6, Shutter Speed 1/60
Deret 1 Stop
Deret 1/3 Stop
Aperture
Shutter Speed
Aperture
Shutter Speed
f/1
1/500
f/4
1/125
f/1.4
1/250
f/4.5
1/100
f/2
1/120
f/5.0
1/80
f/2.8
1/60
f/5.6
1/60
f/4
1/30
f/6.3
1/50
f/5.6
1/60
f/7.1
1/40
f/8
1/30
f/8
1/30
f/11
1/16
f/9
1/25
f/16
1/8
f/10
1/20
f/22
1/4
f/11
1/16
f/32
1/2
f/13
1/13


Aperture atau bukaan, juga biasa dikenal sebagai diafragma lensa adalah sebuah gerbang atau celah dimana cahaya masuk pada sensor kamera atau sebuah film. Analogi dari sebuah gerbang adalah jalan masuk, sehingga ukuran dari jalan masuk akan menentukan kuantitas yang dapat masuk melalui gerbang tersebut. Pada fotografi, kuantitas yang masuk adalah julah cahaya, sehingga semakin besar ukuran dari bukaan yang masuk akan mengakibatkan jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak pula. Akibatnya shutter speed (lama cahaya untuk dibiarkan masuk) harus diset lebih cepat jika bukaan diatur lebih besar. Untuk lebih mudahnya silahkan lihat settingan shutter speed yang berubah
 

Tips! untuk medapatkan deret 1/3 STOPN pada kamera DSLR, geserlah gear yang diletakkan pada posisi telunjuk disamping Shutter sebanyak satu kali klik, sedangkan untuk STOP 1 digeser 3 kali klik
 

2. Pengaruh Aperture terhadap Shutter Speed

Setelah membahas pengaruh aperture terhadap Shutter Speed, berikutnya pengaruh Aperture terhadap daerah ketajaman atau Depth Of Field (disingkat DOF). Namun sebelum menjelaskan lebih ribet mengenai DOF, mari kita bayangkan hasilnya dalam sebuah foto terlebih dahulu. 
Lensa cantik dengan model cantikPengaruh Aperture terhadap Shutter Speed
sandbox.disognophoto.com
Pada sebuah foto potrait, terkadang gambar dengan latar Bokeh lebih menarik dibandingkan dengan gambar dengan latar jelas, namun sebaliknya untuk gambar Landscape. Pada foto Landscape foto yang dihasilkan haruslah jelas tanpa ada daerah blur sedikitpun. Daerah tajam dari foto dikenal dengan nama DOF. DOF ini selanjutnya dipengaruhi oleh bukaan lensa dan juga panjang focal lentgh dari lensa. Lensa 50 mm memiliki DOF lebih tipis dibandingkan dengan lensa dengan 18 mm. Sedangkan lensa dengan bukaan f/2.8 memiliki DOF lebih tipis dibandingkan f/4. Oleh karena lensa dengan focal length 50 mm sampai dengan 85 mm lebih cocok untuk modeling dan lensa wide 18 leboh cocok untuk landscape.
Tips motret Landscape Pengertian dan Penjelasan Lengkap Mengenai Aperture Lensa (Bukaan atau Diafragma) Disertai Efek Pada Foto yang Dihasilkan
daerah Tajam Ini juga akan semakin lebar jika objek focus semakin jauh dari lensa. Jika Objek sudah mencapai posisi infiniti, maka Seluruh Objek pada foto akan tajam dan sedangkan semakin dekat dengan lensa maka DOF semakin tipis. Panjang dari daerah depth of field ini bergantung dari panjang focal lentgh. Ilustarsi dari dua lensa ini pada tabel di bawah ini memberikan gambaran mengenai jenis lensa dan bukaan terhadap daerah DEPTH of Field dari Lensa Zuiko 50 mm f/1.4.
Jarak Objek
Aperture
Daerah Tajam Terdekat
Daerah Tajam Terjauh
DOF
0.5 m
f/4
0.49 m
0.52 m
0.03 m
f/8
0.48 m
0.54 m
0.06 m
f/16
0.46 m
0.58 m
0.12 m
2.0 m
f/4
1.80 m
2.30 m
0.50 m
f/8
1.70 m
2.50 m
0.80 m
f/16
1.50 m
3.10 m
3.10 m
10 m
f/4
8.00 m
14.0 m
6.00 m
f/8
5.00 m
infiniti
infiniti
f/16
3.20 m
infiniti
infiniti

Nah berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ternyata semakin dekat jarak objek dengan lensa maka daerah DOF juga semakin tipis, dan semakin jauh jarak objek dengan lensa maka DOF semakin tebal. Dapat dipastikan jika anda memiliki bukaan lensa sampai dengan nilai f/2 kemungkinan besar meletakkan objek terlalu dekat dengan kamera akan menghasilkan daerah DOF sehingga untuk pemorterat potrait sebaiknya menggunakan bukaan f/4 saja.

3. Pengaruh Aperture Terhadap Ketajaman Foto

Ada satu hal yang tentunya dirasakan oleh para fotografer yakni ketajaman gambar. Gambar Fokus belum tentu tajam, sedangkan gambar tajam sudah pasti fokus. Bukaan besar tentu saja menghasilkan foto yang lebih tajam dibandingkan dengan Bukaan kecil, meskipun digunakan motret objek yang sama dengan jarak yang sama pula. Misalkan objek diletakkan 2.00 meter depan lensa. Harusnya lensa dengan f/8 dan f/4 sama sudah menghasilkan foto yang focus, namun ketajaman gambar akan lebih baik pada lensa dengan bukaan besar. Perhatikan gambar  di bawah ini!
Sumber Gambar toolsandtoys.net
Pada gambar di atas sangat jelas perbedaan antar lensa dengan bukaan besar menghasilkan gambar yang lebih tajam. Lihat garis yang terbetuk pada kertas! Mengapa demikian?
Hal ini dikenal dalam ilmu fisika dengan nama Difraksi celah tunggal yang ditemukan oleh Franhoufer dan Fresnel. Lensa dengan bukaan besar mampu mendapatkan detail benda yang lebih kecil dibandingkan dengan lensa dengan bukaan kecil. Lensa dengan bukaan kecil menghasilkan pola yang saling tumpang tindih sedangkan lensa dengan bukaan besar menghasilkan bayangan yang cemerlang dengan pola dari setiap ujung objek terpisah Dampaknya adalah foto yang dihasilkan lebih jelas.
Sketsa Masuknya Cahaya Dari Celah Tunggal Sumber. Serway 2008
Pada gambar di atas berlaku persamaan
Celah dfiraksi franhoufer
 
Dari persamaan diatas, terlihat bahwa semakin besar nilai D maka semakin semakin kecil sudut yang dihasilkan sedangkan semakin besar panjang gelombang yang ada maka semakin besar sudut yang hasilkan. Nilai tersebut yang menetukan daerah tajam dari cahaya yang masuk pada celah Tunggal. Untuk Panjang gelombang (Lamnda) dapat dipastikan bahwa objek berwarna merah akan lebih detail dibandingkan dengan objek berwarna ungu. 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *