Pengalaman Pertama Mengikuti Hunting foto Model bersama Infiniti Fotografia dan Bunglong Photografi.
Dzargon. Pada artikel ini saya ingin berbagi pengalaman pertama saya dalam mengikuti dunia fotografi. Beberapa foto berikut adalah sesi foto pertama saya yang ambil pada tanggal 14 juli 2014. Saya adalah penggemar fotografi meskipun saya belum pernah memiliki kamera profesional akan tetapi setiap perjalanan, saya selalau ditemani oleh kamera sejak saya masih duduk di sekolah menengah pertama pada tahun 2005. Kamera digital pertama saya adalah Samsung A 202, yang menemani saya selama 3 tahun sampai akhirnya sensor kameranya rusak.
Meskipun sudah sering mengambil gambar dengan kamera digital, cencerung foto yang saya buat asal jepret. Beberapa fot yang saya ambil hanya berdasarkan naluri saja, maklum tidak memiliki kamera profesional ataupun orang yang bisa mengajarkan teknik foto. Barulah pada tahun 2014 saya memberanikan diri untuk membeli kamera DSLR pertama setelah pernah mencoba dari teman waktu jalan-jalan ke Pare, Kediri.
Kamera DSLR Pertama
EOS 1100 D ini adalah kamera pertama yang saya gunakan. Kamera bisa dikatakan adalah kamera DSLR dengan tipe yang paling rendah, maklum pada saat itu saya masih kuliah. Lensa yang terbenam pada kamera saya adalah lensa Canon IS II 55/250 mm f/4.5 dan Lensa Fix Canon 50 mm f/1.8.
EOS 1100 D ini adalah kamera pertama yang saya gunakan. Kamera bisa dikatakan adalah kamera DSLR dengan tipe yang paling rendah, maklum pada saat itu saya masih kuliah. Lensa yang terbenam pada kamera saya adalah lensa Canon IS II 55/250 mm f/4.5 dan Lensa Fix Canon 50 mm f/1.8.
Ini adalah pengalaman pertama dimana saya mengambil gambar tanpa mengetahui teknik apapun tentang fotografi. Bahkan bisa dikatakan modal yang saya bawa ke tempat itu hanya kamera tanpa ada keinginan untuk menciptakan karya seperti apa.
Akhirnya sesi dimulai, pertama kali saya melihat talent yang siap di foto. Namanya adalah Sari nama lengkapnya tidak tau. Seperti layaknya ababil memegang DSLR begitu sesi dimulai saya langsung mengambil Gambar seperti Rambo yang sedang perang. Shutter kamera mengambil gambar berkali-kali mirip semi-machine gun AK 47. Terhitung foto yang saya ambil pada saa itu berkisar 300 lebih data dan seperti yang saya posting pada gambar berikut ini, hampir semuanya mengeceawakan.
Pencerahan Pertama
Pada saat momen selesai mengambil gambar, seperti pada umumnya komunitas fotografi ada sesi sharing hasil gambar yang dibagikan. Pencerahan pertama mengenai fotografi yang saya dapatkan adalah komposisi. Meskipun pada saat itu saya sudah memandangi berbagai jenis gambar foto model, saya bahkan punya penilaian sendiri mengenai foto model namun hasil yang yang saya dapatkan sangat jauh dari ekspektasi saya. Awalnya saya berfikir kualitas dari dari gear yang digunakan akan menentukan kualitas foto namun saya menemukan beberapa teman dalam komunitas mengambil gambar dengan lensa standar tetap menghasilkan gambar yang jauh lebih bagus daripada yang saya punya.
Pada saat momen selesai mengambil gambar, seperti pada umumnya komunitas fotografi ada sesi sharing hasil gambar yang dibagikan. Pencerahan pertama mengenai fotografi yang saya dapatkan adalah komposisi. Meskipun pada saat itu saya sudah memandangi berbagai jenis gambar foto model, saya bahkan punya penilaian sendiri mengenai foto model namun hasil yang yang saya dapatkan sangat jauh dari ekspektasi saya. Awalnya saya berfikir kualitas dari dari gear yang digunakan akan menentukan kualitas foto namun saya menemukan beberapa teman dalam komunitas mengambil gambar dengan lensa standar tetap menghasilkan gambar yang jauh lebih bagus daripada yang saya punya.
Komposisi pada saat mengutak-atik foto, om Nuge salah satu anggota komunitas Infiniti mengajak saya untuk membedah salah satau foto saya. Foto di atas adalah foto yang dibedah pada saat itu.
Komentar pertama dari foto saya adalah komposisi yang tidak pas. Om Nuge dengan sabar menjelaskan kepada saya mengenai Komposisi dalam foto. Ada dua hal yang saya ingat pada penjelasan itu, yang pertama adalah ruang 3 x 3 dalam foto yang belakangan saya tau dikenal istilah dengan rule of three dan yang kedua adalah Garis horizon foto.
Foto yang baik adalah foto yang mengikuti rule of three, yakitu meletakkan objek atau point dalam aturan di spertiga bagian akhir, tengah atau awal frame. Meskipun ini bukanlah aturan baku dalam dunia fotografi namun untuk pemual seperti saya mengikuti aturan ini adalah hal yang paling mudah untuk membuat foto yang lebih baik dari yang saya punya.
Aturan yang kedua adalah garis horizon. Seperti pada langit garis horizon akan menentukan perspektif gambar yang di ambil. Di belakang model dari foto saya terdapat garis horizon yang memisahkan antar dinding dan lantai. Kali beberbeda dengan aturan role of three, garis gorison yang saya buat sudah memenuhi aturan standar yakni tidak miring. Garis horizon yang saya buat dengan tidak sengaj ategak lurus dengan meskipun saya tidak menyadarinya waktu mengambil gambar tersebut tapi paling tidak komentar pedasnya berkurang.
Leave a Reply