Dzargon – Bagaimana cara menciptakan foto landscape yang bagus dan keren? Selain teknik pengambilang gambar, unsur utama yang dapat menentukan kualitas dan nilai artistik dari sebuah foto adalah komposisi.
Komposisi Fotografi Landscape secara sederhana dapat diartikan sebagai posisi atau letak sebuah objek relatif terhadap background dan objek lain di dalam foto. Komposisi ini menentukan Point of Interset (POI) dari sebuah foto.
Berbicara mengenai komposisi, ada banyak aturan di luar sana dan lagi-lagi aturan dalam dunia seni aharunya tidak boleh mengekang karena akan mengurangi nilai artistik dan creativitas dari seorang seniman. Hal tersebut juga berlaku bagi fotografer, karena sejatinya seorang fotografer adalah seorang pelukis dengan kuas yang terbuat dari cahaya.
Namun bukan berarti mempelajari komposisi foto dasar dan konvensional tidaklah penting. Bagi para fotografer pemula, tidak mempelajari komposisi sama saja dengan tidak berniat menjadi fotografer. Karena keindahan sebuah foto dengan dan tanpa komposisi sangatlah berbeda.
Oleh karena itu ada baiknya mengikuti beberapa kita-kiat yang harus dilakukan untuk memaksimalkan komposisi pada sebuah fotografi Landscape seperti beberapa tips berikut ini :
Daftar Isi
1. Pahami Komposisi Rule of Third
Langkah paling pertama yang yang paling banyak dilakukan oleh fotografer adalah membagi ruang dua dimenasi yang mereka miliki ke dalam 9 bagian. Tiga bagia dari kiri ke kana dan tiga bagin dari atas ke bawah atau secara umum disebut sebagai Rule of Third.
Hal ini digunakan untuk memudahkan fotografer menyimpan objek dan POI yang mereka sukai di dalam gmabr dan pada umumnya akan diletakkan pada garis-garis hayal (Grid) dan/atau pada perpotongan garis hayal tersebut.
Seperti yang terjadi pada foto pemandangan di atas, perhatikan garis objek yang ada di lingakran merah dan garis horison yang ditandai dengan garus kuning. Dua unsur dalam foto tersebut memenuhi unsur Role of Third.
Dalam foto tersebit pohon menjadi salah satu pembeda dari patern bunga leavender yang sudah ada, oleh karena itu pohon akan diletakkan di sepertiga daerah kiri dari gambar. Begitu pula dengan horison yang diletakkan pada sepertiga bagian bawah dari gambar.
Selain itu, kegunaan dari Role Of Third ini juga dimanfaatkan untuk meletakkan garis horison pada foto, misalnya batas antara langit dan bumi, atau garis horison yang terbentuk dari bagunan. GAris horison iin ada berbagai macama namun pada umunya diletakkan di sepertiga bagian bawah atai sepertiga bagian atas. Tergantung objek yang ada di dalam foto.
Jika objek yang menarik dalam foto berada pada bagian darat atau Foreground, maka ada baiknya memberikan porsi foreground lebih banyak dari langit, bagitu pula sebaliknya.
Apakah cuman ada aturan Role of Third?
Tentu saja tidak ada banyak aturan dalam penempatan objek dalam gambar. Jenis-jenis komposisi ini seperti Golden Triangel, Golden Ration, Balanced dan sejenisnya namun yang paling dasar dasar adalah Role of Third.
2. Hyper Focal
Hyper focal adalah titik dimana sebuah lensa akan memiliki nilai Depth of Field sampai pada jarak tak terhingga. Artinya daerah yang berada di depan titik Hyperfocal akan focus sampai pada batas tak terhingga.
Jarak Hypier focal dari lensa itu berbeda-beda namun pada umunya, pada bukaan kecil seperti f/8 dan f/11 untuk lensa wide, Hyper focal berada paling dekat 2 meter di depan lensa sampai daerah tidak terhingga.
Sebagai contoh perhitungan jarak Hiper focal, perhatikan gambar lensa lensa di atas. Lensa tersebit adalah lensa berukuran 16 mm dengan bukaan terbesar 2,8 dan paling kecil 22 mm.
Berdasarkan keterangan yang pada lensa, dapat disimpulkan pada bukan f/4, jika lensa di fokuskan pada jarak 1,5 m maka daerah fokus terdekat mulai dari jar 1,1 m sampai dengan tak terhingga, maka dalam hal ini Hyper focal lensa tersebut berada pada jarak 1,5 m.
Semakin panjang focal point sebuah lensa maka semakin pendek DoF, oleh kerane itu memotret dengan lensa tele membutuhkan perhatian tertentu.
Mengapa harus mengambil jarak Infiniti terjauh dengan DoF terpanjang, karena pada umumnya fotografi landscape itu ingin menggambarkan secara utuh daerah yang menjadi Spot Hunting.
3. Temukan Focal Point
Berlawanan dengan Hyperfocal, focal point adalah teknik mengatur komposisi foto, dimana objek yang yang menjadi POI akan langsung tertuju pada foto tersebut. Secara sederhana Focal Point adalah satu-satunya objek fokus atau yang menarik dalam foto.
Agar mata dapat langsung tertuju pada objek yang dimaksud tentu saja foto harus dibuat sederhana dna simple. Tidak memiliki banyak objek yang tidak jelas sehingga mata bisa kelelahan saat melihat foto karena kebingungan mencari POI dari foto.
Salah satu tips untuk mendapatkan Focal Point adalah memilih objek yang mungkin keluar dari pola atau kebiasaan yang ada dalam gambar. Misalnya ada kumpulan bunga warna kuning yang pada umumnya di sana namun ada satu di antara bunga tersebut berwarna merah, maka secara otomatis mata akan tertuju pada bunga warna merah tersebut.
Hal ini juga dikenal dengan nama Pola yang Cacat. Hampir sama ketika seseorang melihat titik di kertas putih padahal ruang putihnya lebih banyak dari titik hitam yang kecil.
4. Gunakan Leading Line
Bagaimana cara menunjukkan ke pada orang lain yang tidak ikut mengambil gambar tentang objek atau POI yang ingin disampaikan dalam foto?
Jika objek cukup terlihat dengan baik misalnya sendiri, mungkin mata penikmat foto akan langsung tertuju ke objek tersebut, namun bagaimana jika hal yang ingin diceritakan dalam foto sediki ttersembunyi atau tersembunyi dengan objek lain yang mungkin juga menarik perhatian?
Salah satu cara yang paling sederhana adalah memanfaatkan benda yang ada di dalam gambar yang bisa menunjukkan objek utama dalam foto. Dalam fotografi, kumpulan objek ini disebut dengan nama Leading line.
Leading bisa jadi berasal dari dari objek yang terepetisi dengan sendiri sampai akhirnya menuju pada salah satu titik, atau bisa jadi memanfaatkan kontur yang di dalam foto seperti jalan dan atau pantai. Seperti gambar berikut.
Satu hal yang menjadi catatan penting, bagaimana cara penggunaan fokus yang anda gunakan baik itu Hyperfocal atau Focal Point, pastika jika objek yang menjadi POI tersebut haruslah fokus.
5. Framing Objek
Framing atau teknik bingkai menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk menunjukkan POI dari foto dengan membatasi mata penikmat foto dari objek lain. Teknik ini terbilang susah-susah mudah, namun sangat efektif dalam mengarahkan pandangan ke Objek yang ingin diekspos.
6. Jangan Lupakan Fore-Ground
Suatu ketika kamu jalan-jalan ke alam liar dimana polusi cahaya masih kurang dan kamu menatap ke langit malam yang indah. Di langit itu tergantung banyak bintang yang tersusun pada gugus Milky Way atau galaxy Bima Sakti.
Kamu lalu berinisiatif untuk mengabadikan suana langit yang indah tersebut, tapi setelah pulang sepertinya foto tersebut hampa, dan tidak menceritakan suasana yang sama ketika kamu mengambil gambar, seperti pada foto di bawah ini!
Foto tersebut tidak lebih dari sekedar memotret Milki way namun tidak ada kenangan yang bisa disampaikan dalam foto tersebut. Hal yang kurang adalah Fore-Ground karena sebuah foto landscape itu melekat pada lokasi pengambilan gambar.
Satu-satunya yang bisa melekat dengan lokasi ketika kita ingin memotret langit, tentu saja bagian darat dari foto tersebut, jadi jangan lupa Fore Ground seindah apapun langitnya.
Gambar diatas tetap menceritakan betapa indahnya malam di lokasi pengambilan gambar dan tetap menyimpan kenangan dari lokasi dari Watu Mabur, Mangunan, Jogja.
7. Hiperbola
Lah kok jadi kayak majas saja, Hiperbola. Tapi memang tepat Hiperbola atau melebih-lebihkan. Dasarnya sebenarnya sederhana, mengapa film menjadi menarik utnuk diperhatikan? Yah karena cerita selalu melebih-lebih kan kisah yang ada di dunia nyata.
Sebut saja film action yang selalu lebih jago berantem dari kemampuan orang pada umumnya atau film Laskar pelangi yang menceritakan perjuangan seorang anak pedalaman untuk mendapatkan pendidikan ternyata jauh lebih bagus dari anak-anak pada umunya.
Dalam dunia foto, juga berlaku hal yang sama. Hiperbola atau melebih-lebih ukuran dan warna dari objek akan menghasilkan pemandangan yang tidak dilihat di dunia nyata, meskipun objeknya sejatinya dari dunia nyata.
Lantas bagaimana caranya?
Cukup dengan menggunakan lensa hiperbola yakni lensa Wide. Selain memang diciptakan untuk Landscpae, lensa wide itu memiliki distorsi ukuran dan dimensi gambar yang sangat besar. Misalnya jarak objek yang berada 2 meter dan 10 meter di dapan kamera akan terlihat memiliki ukuran yang sangat jauh berbeda dibandingkan dengan ukuran yang dilihat mata.
Sisanya adalah adalah sisa penempatkan foto tersebut apakah ingin dijadikan POI besar atau POI kecil. Yakni POI yang objeknya terlihat bakalan lebih kecil dari ukuran aslinya di dunia nyata. Misalnya pohon dan orang yang ukuran besar menjadi kecil
8. Luruskan Garis Horison
Namanya juga Horison, tentu saja harus datar. Foto berbeda dengan mata manusia, karena foto memiliki prosesor yang simple dimana ketika kamera dimiringkan maka gambar yang tercipta akan miring.
Berbeda dengan mata manusia dimana meskipun kepalan dimiringkan atau bahkan dalam posisi tidur, garis horison yang masuk ke mata tetaplah datar dan lurus.
Hal ini karena mata manusia hanya menjadi sensor yang merespon cahaya sedangkan yang mengelola gamabr adalah otak manusia sehingga bagaimanapun miringnya kepala manusia, selama oraknya masih sehat maka gambar horisian yang tersebut tetaplah datar.
Foto yang bagus tentu saja tidak harus datar horisonnya namun agar mata manusi atidak terganggu dengan horison obejk yang ada dalam foto haruslah sangat menarik, jika tidak maka pastikan horison dari foto tersebut lurus atau rata air.
9. Angel yang Ektsrim
Angel adalah sudut dimata mata memandang, jika sudut yang digunakan masih biasa mungkin foto tersebut terlihat biasa. Lantas bagaimana jika kita gunakan sudut pandang yang berbeda? Tentu saja hal tersebut akan lebih menarik.
Misalnya gunakan angel foto Frog eye atau Bird Eye, dimana foto diambil dari ketinggi dengan lensa wide. Foto ini tentu akan juah berbeda dengan pandangan yang dilihat dengan mata kepala manusia kecuali manusianya bisa terbang.
Jadi manfaatkanlah Angel yang Ekstrim! Misalnya gunakan gedung tinggi sebagai lokasi pengambilan gambar atau bisa juga menggunakan bantuan Drone jika naik helikopter terlalu mahal untuk sebuah gambar.
10. Maksimalkan Negative Space
Negative Spase atau ruang negatif adalah ruang dari foto yang berbeda dengan objek. Negative spase biasanya seragam dan lebih ringan, sehingga kumpulan objek lain dalam foto selain POI bukanlah negative Spase.
Karena seragam, Neagtive spase lebih memanjakan mata dan membuat foto menjadi lebih lega. Hal ini juga membuat Negatife Space juga dikenal sebagai ruang bernafas. Dalam dunia Design, Negatife Spase ini sangat laris di era Flat Design.
Maksimalkan ruang negatif dengan memberikan porsi yang lebih banyak untuk ruang ini, hasilnya objeknya biasanya akan menjadi lebih kecil. Foto-foto dengan ruang negatif luas ini dikenal dengan nama Simple Photo.
11. Pahamilah Pola
Selalu ada pola di alam, mulai dari yang komplek sampai yang berulang. Jika pola berulang hal ini dsiebut dengan foto Repetisi yang pada point 3 sangat cocok digunakan sebagai alat bantu untuk mengarahkan pengamat ke POI foto.
Namun apakah hanya ada pola repetisi? Tentu saja tidak, ada banyak pola di luar sana. Misalnya Simetris atau pola yang sisi kiri dan kananya sama atau pola Opposites atau berlawanan dimana sisi kiri dan sisi kanan adalah dua hal yang jauh berbeda.
Akhir Kata
Nah itu dia 11 Tips dan cara memaksimalkan komposisi Foto Landscape, namun tidak semua harus diaplikasikan dalam satu foto. Seluruh tips ini tentu saja merupakan teknik dasar dalam dunia fotografi, jika anda sudah bisa mengambil sebuah foto tanpa terikat teknik tersebut, maka nilai seni dari fotografi tersebut sudah melekat pada anda.
Sebagai catatan, kuasai dulu teknik dasar, bukan langsung melangkah tanpa dasar apa-apa. Hal ini tentu saja jauh berbeda.
Leave a Reply