Mengenal Ignaz Semmelweis – Dokter Pelopor Cuci Tangan dengan Kisah Hidupnya yang Tragis

Dzargon – Setelah maraknya wabah corona (Covid-19 : Corona Virus Disaster 2019) yang kini sudah berstatus Pandemik, membuat banyak orang jadi sadar betapa pentingnya hidup sehat dan bersih. Salah satunya adalah menyadari pentingnya cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas.

Sangkin Sadarnya kini Hand Sanitizer yang dulu gak bakalan laku berjejer di rak-rak minimarket, kini laris manis bahkan sudah masuk kategori alngka dengan harga yang dijual selangit. Namun tahukah anda, jika kebiasaan mencuci tangan ini ditemukan oleh seorang Dokter asal Hungaria.

Dokter cerdas penemu metode cuci tangan

Asal Mula Cuci Tangan

Ignaz Semmelweis, merupakan seorang dokter Hungaria yang memperkenalkan prosedur standar kesehatan yakni mencuci tangan baik dan benar. Prosedur cuci tangan yang ia perkenalkan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 20 Maret 1847.

Kala bertugas, Ignaz Semmelweis menjabat sebagai dokter di rumash sakit umum Vienna dan menjabar Asisten Professor dari Johann Klein. Johan Klein dan juga Ignaz merupakan seorang pemimpin dari sebuah klinik bidan pertama di rumah sakit Vienna.

Dokter kelahiran Jerman, 1 Juli 1818 ini dihadapkan oleh sebuah wabah yang meneror Eropa utara kala itu, wabah ini disebut demam Peurperal yang disebabkan oleh bakteri dan menyebabkan kematian, terutama pada ibu yang melahirkan, belakangan bakteri tersebut diketahui sebagai Streptococcus pyogenes.

Streptococcus pyogenes bakteri penyebab deman anak
Bakteri Streptococcus pyogenes

Ignaz kemudian melakukan observasi sederhana mengenai maraknya kematian pada ibu yang melahirkan kala itu dan menemukan hasil bahwa dokter yang membantu persalinanlah yang menjadi penyebab utama wabah ini tertual ke ibu yang melahirnkan.

Hasil pengamatan Ignaz menemukan bahwa yangan dokter yang telah terkontaminasi bakteri saat melakukan pemeriksaan pasien menjadi penyebab virus teresebut tertular ke Ibu-ibu. Ignaz pun mengusulkan untuk melakukan cuci tangan dengan benar menggunakan cairan Kalasium Hipoklorit atau Kaporit sebelum melaukan tindakan medis.

Usulan dari Ignaz ini pun ternyata berhasil menekan angka kematian pada ibu hamil dan melahirkan bahkan hingga 1 %, namun persatuan dokter kala itu berpendapat lain. Banyak dokter yang tersinggung dengan usukan Ignuz yang menganggap tangan mereka kotor.

Para dokter menolak gagasan Ignaz, dan mendesak Ignuz untuk menjelaskan secara ilmiah hubungan antara mencuci tangan dan menurunkan angka kematian.

Karena terus didesak oleh persatuan dokter, tahun 1861, Ignaz pun jatuh sakit dan depresi berat. Ia sering ditemukan melamum dan divonis mengalami gangguan kejiwaan.

Hal tersebut tertuang dalam buku berjudul Childbed Fever : A scientific biography of Ignaz Semmelweis karta Codel Carter dan Barbara R Carter. Buku tersbeut menjelaskan jika Ignaz mendapatkan kritikan pedas dari dalam dan luar negeri. Ignaz dihujat habis-habisan dan diklaim sebagai orang bodoh.

Tekanan demi tekanan membuat penyakit kejiawaan Ignaz semakin buruk, Dokter ini pn dimasukkan ke rumah sakit jiwa pada tahun 1965. 14 hari setelah masuk rumah sakit Jiwa, Ignaz ditemukan meninggal akibat dipukuli oleh penjaga rumah sakit kala itu. Ignaz pun meninggal dalam suai 47 tahun.

Dinobatkan sebagai Savior of Mother

Beberapa tahun pasca meninggalnya Ignaz, teori mengenai cuci tangan berangsur-angsur mulai diterima oleh masyarakat. Louis Pasteur pun melakukan pembuktian ilmiah mengenai teori kuman yang bisa dikurangani melalui proses cuci tangan yang baik dan benar. Selain Joseph Lister juga mengenbangkan standar operasioanl prosedur operasi dengan metode higienis dimulai dari tangan dokter.

Karena penemuan ini orang-orang jadi sadar atas jasa Ignaz, dia pun diberi gelar “Savior of Mothers” atau sang penyelamat jiwa ibu-ibu.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *