Dzargon – Mungkin masih teringat dengan jelas dipikiran kita ketika masa anak-anak dan mendapatkan tugas menggambar pemandangan. Hampir seratus persen anak yang ada di dalam kelas akan menggambar dua buah gunung dengan matahari yang terbit di antaranya.
Namun bukan tentang bentuk gambar paling default dari anak-anak yang akan dibicarakan, melainkan warna gunung yang ada fikiran kita. Warna gunung di lukasi tersebut sellau diberi warna hijau seperti daun yang banyak di pepohonan.
Tapi tunggu dulu?
Memangnya gunung berwarna hijau? Tentu saja tidak akan pernah bisa melihat gunung dari dekat karena yang terlihat hanya batang pohon dan tanah yang ditutupi dengan semak dan dedaunan yang berwarna hijau. Untuk melihat gunung tentu saja kita harus berada jauh dari gunung tersebut, hanya saja ketia gunung terlihat dari jauh, warnanya tidaklah hijau, tapi biru.
Baca Juga : Mengapa Langit Berwarna Biru?
Mengapa Gunung Berwarna Biru?
Seperti gambar pada foto gunung sindoro dan sumbuh di bawah ini, merupakan foto yang diambil dari puncak gunung Prau. Tampak gunung tersebut berwana biru, bukannya berwarna hijau. Padahal pohon, semak dan ilalang yang menutupi gunung tentu saja berwarna hijau.
Sebenarnya warna gunung berbeda, bergantung dari bentuk permukaan gunung. Sebut saja gunung salju tentu saja akan terlihat berwarna putih dari juah sedangkan gunung berbatu warnanya alah warna abu-abu yang tidak mengkilap, namun tidak demikian dengan gunung yang ditumbuhi dengan pepohonan dan semak berwarna hijau.
Sama seperti alasan berwarna biru, gunung berwarna biru disebabkan oleh lapisan lapisan udara yang dilalui oleh cahaya dari permukaan gunung sampai akhirnya tiba ke mata kita. Semakin jauh gunung, maka semakin biru warna yang akan terlihat, hanya saja penampakan akan berbeda dengan langit yang cerah.
Langit dilewati oleh cahaya matahari langsung sampai akhirnya menuju mata, sedangkan gunung hanya memanfaatkan berkas-berkas cahaya yang menembus atmospher kemudian mengeani dedauan yang ada di gunung nan jauh di sana, barulah kembali melewati atmospher sampai akhirnya ke mata.
Cahaya yang melewati atsmosphere yang kebanyakan terisi dengan 79 % Nitrogen dan 20 % oksigen akan menyerap panjang gelombang dan meneruskan cahaya berwarna biru ke mata kita yang memandang. Jumlah intensitas cahaya yang kurang karena diserap oleh pemukaan gunung membuat warna gunung tidak secemerlang warna langit, sehingga warna gurung lebih gelap atau under exposure.
Selain dari alasan karakteristik dari udara, sebenarnya peran sifat dari jenis cahaya tampak juga ikut berpengaruh dalam kasus ini. Sebagaimana yang kita ketahui bersama jika cahaya tampak putih yang dibawa matahri ke bumi merupakan kumpulan dari banyak panjang gelombang cahaya.
Jika cahaya ini dibiaskan melalui sebuah permukaan dengan ketebalan berbeda, maka kita akan melihat seluruh spektrum warna tersebut yang dikenal sebagai warna pelangi yakni MeJiKuHiBiNiU atau merah, kuning, hijau, biru, nilai dan ungu.
Spektrum Cahaya Tampak dan Warna Primer |
Deretan warna ini mewakili dua karakteristik, yakni dari panjang gelombang terpajang merah 750 nm sampai dengan ungu sekitar 45 nm, namun panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi diaman warna biru dan ungu memiliki frekuensi yang paling tinggi sehingga energi dari cahay tampak ini lebih besar dari warna lainnya.
Hal ini pula menjadi alasan mengapa hanya cahaya biru yang sampai ke mata manusia dibandingkan dengan warna hijau dan kuning dari buah mangga yang mungkin ada di salah satu pohon dari gunung yang jauh disana.
Leave a Reply