Manusia Kembar Budaya – Kepercayaan Suku Bugis-Makassar yang Masih Hidup Sampai Sekarang

Melalui tulisan ini aku ingin sedikit menceritakan keresahan yang selama ini aku rasakan, yang membuat hati dan pikiranku seolah tak menerima degan perbuatan, tindakan serta keyakinan orang-orang disekelilingku termasuk keluargaku sendiri. Aku tinggal di desa Siboang sebuah desa yang terletak di wilayah pantai barat dari kabupaten Donggala, penduduk yang mendiami desa ini mayoritas suku bugis. Sebagai desa yang ditempati oleh orang-orang bugis tentunya adat istiadat desa ini berbeda dengan adat daerah lain yang terletak di kabupaten donggala, karena suku bugis sendiri adalah suku pendatang yang mendiami desa siboang. Jadi jika dilihat secara histori penduduk asli desa ini bukanlah orang bugis.

Hal yang membuat aku resah adalah kepercayaan masyarakat bugis tentang seseorang yang mempunyai kembaran buaya. Kepercayaan yang telah turun temurun ini dari nenek moyang mereka telah mengakar kuat di dasar kehidupan masyarakat bugis itu sendiri. mereka sangat meyakini bahwa seseorang bisa saja melahirkan bayi kembar dimana salah satu kembarannya itu seekor buaya.

Jika ditelusuri lebih lanjut, sudah banyak seorang ibu yang mengaku mempunyai bayi kembar manusia dengan buaya. Aku sendiri secara pribadi masih mempertanyakan kebenaran hal tersebut, karena dari beberapa sumber yang saya dapatkan belum ada yang menyatakan secara pasti bahwa ia melihat buaya tersebut keluar langsung dari Rahim ibu yang melahirka dan hal ini  belum bisa dibuktikan secara ilmiah karena sampai sekarang belum ada seorang dokter yang menyatakan secara langsung hal tersebut dimana pihak rumah sakit menyatakan secara resmi bahwa seorang ibu telah melahirkan seekor buaya.

 Namun anehnya walaupun mereka menamakan kembar buaya tapi, bentuk dari kembaran bayi yang lahir tersebut yang mereka percayai bisa saja berupa cicak, buccili dll. Menuurut saya disinilah letak kesalahan berfikir orang-orang yang mempercayai kembaran tersebut.

Hal yang melatar belakangi saya untuk menulis artikel ini adalah kejadian yang terjadi dua hari yang lalu Kami sekeluarga sedang beristirahat di ruang tamu sambil menunggu waktu berbuka puasa. Pada saat itu tante saya  sedang baring di kasur depan TV sedangkan aku main game di atas kursi dan keluarga yang lain duduk di kursi sambil bercakap-cakap. Tidak lama berselang tante aku yang baring di atas kasur dengan refleksnya berteriak dan langsung duduk ketakutan karena ia merasakan sesuatu yang menghinggapi tubuhnya. Ternyata seekor Buccili yang merayap di tubuhnya, ia pun langsung menghilangkan bucculi tersebut dengan tangannya dengan cepat karena ia merasa geli dengan hewan tersebut.

Ketika buccili tersebut hilang dari tubuh tante aku, semua orang yang ada di dalam ruang tamu  tertawa melihat kejadian tersebut karena melihat ekpresi tante aku yang teriak ketakutan. Namun tak berselang lama suara tawa yang ada di ruangan itu langsung hilang tergantikan dengan percakapan-percakapan serius mengenai hewan tadi. Mereka membicarakan hewan tersebut dengan serius karena anak dari tante aku menurut kepercayaan mereka ketika melahirkan anak keduanya bayi tersebut mempnyai kembaran buaya. Tante aku pun langsung berkata jangan-jagan buccili yang tadi adalah cucunya. anehnya orang tuaku pun mengiyakan dugaan tante aku yang mengatakan sepertinya hewan tadi adalah kembaran dari cucu keduanya. Tak berselang lama ia pun bertanya dengan buccili yang tadi dengan suara yang sedikit keras apakah itu enkau anakku, jika memang itu kamu jangan terbiasa untuk mengagetkanku, mendengar kata-kata itu aku yang sedang asyik main game rasanya ingin tertawa karena aku secara pribadi sama sekali tidak mempercayai hal-hal yg dapat membodohi diri kita sendiri dan dapat menjauhkan kita kepada sang pencipta Allah Swt.

Aku merasa resah dengan kepercayaan masyarakat bugis karena begitu banyak keluarga aku yang masih meyakini kebenaran mitos tersebut yang seharusnya ditinggalkan. Bahkan yang membuat aku sangat sedih adalah tradisi-tradisi yang sering dilakukan oleh keluarga dari ibu aku dimana ketika ingin mengadakan hajatan besar  ia melakukan kegiatan yang dalam bahasa bugisnya mappenno’. Mappenno’ ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara membawa sesajen berupa makanan-makanan yang sudah dimasak ke pinggir laut atau sungai dengan tujuan menghanyutkan makanan tersebut agar diberikan kepada nenek mereka yang diyakini juga dari buaya. Dengan melakukan mappenno’ ini mereka meyakini bahwa hajatan yang ingin dia adakan akan terlaksaana dengan baik tanpa halangan apapun karena telah meminta izin atau memberitahukan kepada nenek mereka yg diyakini adalah buaya.

Hal inilah yang membuat aku sangat sedih dan ingn rasanya aku merubah cara berfikir masyarakat bugis khususnya keluarga aku sendiri tentang keyakinan mereka dengan kembar buaya tersebut. dulu ketika aku masih duduk dibangku SD dan SMP pemikiran aku samaa dengan yang lainnya dimana meyakini adaya kembar buaya. Namun ketika masuk dibangku SMA aku mulai meragukan kepercayaan yang turun temurun ini, dan pada akhirnya aku telah menemukan jawabannya ketika masuk perguruan tinggi. Bahwa kepercayaan tentang kembar buaya adalah tidak benar adanya dengan beberapa pembuktian sebagai berikut:

  1. Jika dilihat dari ilmu kedokteran ini mustahil terjadi karena fakta membuktikan bahwa gen dan DNA  manusia dan hewan tidak sama dan tidak akan bisa bersatu karena tidak ada keccokan.
  2. Orang yang mengaku mempunyai bayi kembar buaya, kebanyakan proses kelahirannya dibantu oleh dukun beranak dalam bahasa bugisnya sandro.
  3. Jika  ada yang proses melahirkannya di rumah sakit sampai sekarang tidak satupun dokter atau bidan di  rumah sakit yang mengeluarkan pernyataan atau berita acara mengenai proses kelahiran bayi yang ia tangani terdapat seekor buaya yang keluar dari rahim ibu yang melahirkan
  4. Adanya ketidak konsistenan, dimana mereka mengatakan kembar buaya, namun pada kenyataannya ketika terjadi kejadian aneh yang melibatkan dirinya dengan hewan seperti cicak, buccili, biawak dll ia juga mempercayai bahwa hewan tersebut anaknnya.
  5. Tidak sesuai dengan sunnatullah atau ketetapan Allah Swt. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-nahl ayat 72: “dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagi pasangaanmu serta memberimu rezki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah.?
  6. Dapat Merusak tauhid masyarakat muslim. Karena orang-rang yang mengaku mempunyai kerabat yang kembar buaya ia akan cenderung meminta tolong kepada buaya tersebut contohnya ketika ingin melaut atau bepergian jauh ia akan membuang sebutir telur ayam kampung ke dalam sungai atau laut aagar dapat selamat sampai tujuan dengan pertolongan buaya tersebut.

Dari ke enam poin di atas sangat jelas bahwa kepercayaan yang selama ini diyakini oleh masyarakat  bugis secara turun-temurun tidaklah benar karena bertentangangan dengan ilmu kedokteran dan agama. Saya secara pribadi sangat mengharapkan agar kepercayaan terhadap adanya bayi kembar buaya agar ditinggalkan karena itu bisa merusak keimanan kita kepada Allah Swt.  

Sebagai penutup saya ingin menegaskan lagi bahwa kita sebagai umat Islam jangan sampai dikelabui dengan penyesatan-penyesatan yang dilakukan oleh Jin yang ingin membawa kita kepada perbuatan-perbuatan syirik. Ingat ketika iblis diusir oleh Allah dari surga ia memohon kepada Allah Swt. Agar diberi umur yang panjang sampai hari kiamat, dan ia berjanji akan menyesatkan manusia agar jauh dari tuhannya. Semoga tulisan ini bermanfat bagi kita semua dan menambah keimanan kita kepada Allah Swt.